Extra Part 3

3.7K 342 18
                                    

(Nama kamu) POV on

Ini wisuda terkeren yang pernah aku alami. Jika bisa mengucapkan terima kasih beribu kali, kalimat ucapanku pasti tetap sama yaitu 'Terima kasih, Baal. Kamu inspirasiku supaya lulus SMA dengan cepat,'

Ini memang bukan wisuda SMA ku, bahkan wisuda SMA sudah lewat beberapa tahun yang lalu. Tapi entah kenapa aku selalu saja mau berterima kasih kepada Iqbaal. Karena dia, aku masuk akslerasi, karena dia, aku ikut ke Australia, karena dia aku lulus kuliah dengan sekeren ini. Dan karena dia, aku masih berharap.

Katakan saja aku cewek bodoh yang mau menunggu seseorang pria yang dulu berjanji akan mengejar ku. Benarkan aku bodoh? Cewek mana yang percaya dengan perkataan pria labil seperti Iqbaal saat itu? Hanya aku.

Mbak Meri mengangkat tinggi-tinggi kamera ponselnya. Aku tersenyum sembari melambaikan tangan. "Mbak ngapain disitu?"

"Bule tinggi-tinggi masa, susah ambil foto kan," dia mengeluh.

Jane yang berdiri di sampingku tertawa kecil. Dia mencolek lengan Mbak Meri bermaksud menggoda kakakku itu. Ternyata liburan Minggu lalu di Indonesia membuat Jane akrab dengan Mbak Meri.

"Jane, kasih mbak tips untuk tinggi,"

"Berdoa Mbak," jawabku sekenanya. Mbak Meri mendengus dan berlalu meninggalkan kami dengan kaki yang sengaja ia sentak-sentakkan ke tanah.

###

"Please come, (Nama kamu) Laudya April," panggil MC. Aku berdiri dan berjalan kearah panggung. Tepuk tangan meriah langsung saja terdengar saat aku membungkuk kecil dan tersenyum.

Mbak Meri merangkul pundak ku dan mengahadap kearah ayah yang sudah siap untuk memotret dengan kameranya. "Say cantik!!" Koar Mbak Meri. Jane yang entah sejak kapan berdiri di sampingku juga turut tersenyum sambil mengangkat plakat kelulusannya tinggi-tinggi.

Kami bertiga tertawa saat ayah mengcungkang hasil jepretannya. Aku mengambil alih kamera dengan cepat, berjaga jika Mbak Meri ingin melihat hasilnya duluan.

Hasil jepretan Ayah cukup bagus dengan model kami bertiga yang tersenyum konyol karena arahan dari Mbak Meri. Tapi ada yang lain difoto ini, dibelakang kami ada seorang pria yang turut tersenyum manis sembari menatap kekamera.

Dengan cepat aku berbalik badan dan benar saja, dia berdiri dengan setelan jas warna biru tua yang serasi dengan gaun panjang biru tuaku juga.

"Kak Iqbaal...."

Mbak Meri yang mendengar gumamanku menatap pria yang juga menjadi objek pandanganku. Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan.

Seakan masih seperti kejutan, Teh Ody datang dengan menenteng tas dan berhambur memelukku erat. "(Nama kamu) selamat ya, teteh kangen banget sama kamu,"

###

Author POV on

"Kak sejak kapan ada disitu?" tanya (Nama kamu), dia menyesap minumannya tanpa melepaskan pandangan dari Iqbaal.

"Apanya? Kapan?"

"Kak, lo tau kalau gue mau foto bareng? Kok bisa ada lo juga?"

Iqbaal tertawa, (Nama kamu) masih gadis polos seperti saat Iqbaal meninggalkannya dulu. Iqbaal pikir (Nama kamu) akan marah meledak-ledak sekarang karena Iqbaal baru menampakkan diri setelah beberapa tahun.

Will Be Fine [Iqbaal Ramadhan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang