Part 17

2.9K 345 23
                                    

(Nama kamu) mematung melihat Iqbaal datang dengan motornya. Balasan pesan Iqbaal semalam masih terbayang-bayang di kepalanya.

Sebelum Iqbaal mendapati dirinya, (Nama kamu) berjalan dengan memindik berusaha menghindar. Dia tidak bisa bertemu Iqbaal lebih tepatnya dia tidak ingin bertemu dengannya.

Zidny, gadis itu pasti sangat bahagia bisa disukai pria seperti Iqbaal. Iqbaal seperti paket komplit tanpa kekurangan, benar-benar visual nyata. Dan (Nama kamu) sungguh bodoh sudah hampir melupakan fakta kalau Iqbaal memang tipe orang yang friendly wajar saja kalau Iqbaal bisa dekat dengan siapa pun.

(Nama kamu) menggeleng kuat, dia hampir saja menjadi perusak dihubungan orang lain. Kenapa bisa dia terbuai dengan Iqbaal?

"(Nam)!" Raylah menepuk bahu (Nama kamu). Sontak gadis itu terlonjak dan hampir teriak jika dia tidak mengingat kalau sedang dalam misa menghindar dari Iqbaal.

"Apaan sih?"

"Lo kenapa elah, masih pagi-pagi udah mindik-mindik kek maling aja lo,"

Salahkan mulut ember dan suara toa Raylah. Sekarang dia bisa melihat mata Iqbaal yang memicing dari arah parkiran. Entah radar apa yang pria itu punya tapi tingkat kepekaan telinganya serasa ingin (Nama kamu) berikan rekor muri.

"Ihhh horor amat tatapan nya Non," Raylah terkekeh. Dia masih belum mengerti apa alasan (Nama kamu) menatap murka kearahnya.

"Ray..."

"Pagi.." sapa Iqbaal dengan senyum. Raylah kini tak menghiraukan (Nama kamu) berbalik menatap Iqbaal yang mengibaskan rambutnya. "Kalian kenapa?"

"Oh ini kak, si (Nama kamu) lagi PMS kali," jawab Raylah.

"(Nam..) bentar gue mau ngomong ama lo,"

"Ngomong apa ya? Gak bisa sekarang emang?" desis (Nama kamu) dia berusaha sebisa mungkin tidak menatap mata Iqbaal berharap pria itu tidak menyadarinya.

"Raylah, bisa tinggalin gue ama (Nama kamu) aja dulu? Penting," Raylah kembali tersenyum dan mengangguk. Dia berjalan sembari melambai ke (Nama kamu).

Memastikan tidak seorang pun yang tertarik dengan percakapan mereka, Iqbaal menarik nafas dan menatap (Nama kamu) dalam-dalam. Gadis itu masih tetap pada pendiriannya untuk menunduk. "Lo ngindarin gue kan?"

"Hah? Kapan? Kita emang gak dekat kali kak," benar dia dan Iqbaal tidak dekat kan?

"Gitu? Gue pikir kita udah deket. Sejauh pandangan gue kayak gitu," Iqbaal tersenyum kecil melihat (Nama kamu) yang tegang sewaktu dia memajukan langkah mendekatinya. Iqbaal tahu kalau (Nama kamu) pasti sangat gugup.

Iqbaal makin melebarkan senyum saat (Nama kamu) berbalik menatapnya dengan tajam. "Maksud lo apa sih Kak?"

Clack... Iqbaal menghentikan langkah. Benar, apa maksud dia? Ada apa dengan Iqbaal? Kenapa dia bisa bersikap aneh, jika (Nama kamu) Zidny mungkin wajar saja. Zidny kekasih Iqbaal sedangkan (Nama kamu)? Kenapa Iqbaal antusias tentang gadis itu?

"Bentar bel gue permisi," (Nama kamu) menghentikan langkah saat Iqbaal menahan pundaknya. Bahkan (Nama kamu) menahan nafas saat Iqbaal membalik badannya.

"Gue nggak niat kirim pesan kek gitu ke lo,"

Beberapa pasang mata memperhatikan keduanya. Pose (Nama kamu) menatap Iqbaal dan tangan pria itu memegang kedua pundaknya seolah meyakinkan.

"Le..." keduanya tersentak.

(Nama kamu) menatap Zidny yang berdiri disampingnya. Gadis itu dengan sengit menatap kearahnya. "Ini apa? Kamu..."

"Zid, gue gak..." Iqbaal tidak meneruskan kalimatnya. Zidny menatapnya dengan penuh harap.

"Gue permisi," (Nama kamu) menyentak tangan Iqbaal yang ada di bahunya.

"Eh lo! Lo adek kelas kan? Maksud lo gangguin pacar gue apa?" teriak Zidny. (Nama kamu) hanya diam tidak membalas bahkan tidak niat sama sekali, dia perempuan mengerti perasaan Zidny bagaimana rasanya.

"Zid udah,"

"Gak! Lo tuh gangguin Iqbaal! Dia itu cowok gue, dia balikan ama gue sebulam yang lalu," jelas Zidny. Jika saja ia tidak ingat suasana (Nama kamu) ingin tergelak. Apa maksud Zidny mengklarifikasi hubungannya dengan Iqbaal sekarang? Bukankah kabar mereka pacaran sudah tersebar luas?

"Maaf, bentar lagi bel saya permisi,"

"Eh!! Lo ngerendahin gue?" hampir saja Zidny menarik rambut (Nama kamu) jika tidak ada yang menahannya.

Fauzan, pria itu tertawa garing dengan tangan kanan menahan tangan Zidny yang sudah tersulut emosi. "Kekerasan gak di bolehin loh Zid, mau masuk bk lo?"

"Zidny, lo apa-apaan! Mau jambak (Nama kamu)?" di sudut koridor Abidzar berjalan dengan cepat. "Masalah lo sama cowok lo jangan ajak-ajak (Nama kamu)," geramnya.

"Heh! Lo tuh adek kelas gak ada sopan santunnya ya? Lo juga, udah tau Iqbaal punya cewek masih aja dideketin. Jalang emang gitu!" pekik Zidny. Beberapa siswa yang menonton disekitar mereka berbisik saat mendengar teriakan Zidny.

(Nama kamu) merasa sesak. Dia memang akrab dengan Iqbaal akhir-akhir ini, tapi apa harus di permalukan didepan umum? "Bi.." desisnya. Abidzar menatapnya dan tanpa persetujuan (Nama kamu) langsung saja dia memeluk gadis itu.

Iqbaal membulatkan mata melihat Abidzar, bahkan beberapa siswa juga merasa tak percaya. Abidzar, anggota inti osis baru yang kalem dan pendiam, memeluk seorang gadis di tengah koridor yang padat siswa

Will Be Fine [Iqbaal Ramadhan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang