Part 25

2.6K 319 11
                                    

"Gimana kabar lo?" Iqbaal buka suara. (Nama kamu) hanya mengangguk kepala sembari memakan dengan suapan penuh burgernya.

"Baru juga seminggu gak ketemu," kekehnya setelah menelan makanan. "Oh iya kak, lo mau ngomong apa? Kata Teh Ody penting banget ya?"

Iqbaal menatap (Nama kamu) dengan diam. Entah ada apa di gadis itu, Iqbaal senang melihat (Nama kamu) makan dengan mulut penuh sambil menatapnya. Kalau dia mengakui itu dihadapan (Nama kamu) apa dia salah?

"Lo makan aja dulu,"

(Nama kamu) hanya mengangguk kembali. (Nama kamu) tidak suka suasana hening ini, dia suka juga Iqbaal terus berbicara panjang lebar. Apa Iqbaal benar-benar tidak suka dia?

"Lo selalu gini kalau makan?" tanya Iqbaal. (Nama kamu) menatapnya sejenak.

"Gini gimana?" Iqbaal menggeleng kecil. "Gini gimana sih Kak, yang bener dong kalau ngomong,"

Bukan lagi gelengan. Iqbaal tertawa, membuat beberapa pengunjung menatap keduanya dengan ngeri.

"Kak ketawa lo kontrol dong, diliatin orang."

"Sorry, kelepasan gue," (Nama kamu) mendengus, dan kembali melahap makanannya. "Kalau sama cowok lain, lo makannya jangan gitu ya,"

Kalimat Iqbaal membuat (Nama kamu) batal memasukkan satu suapan lagi kedalam mulutnya. Maksud kakak kelasnya itu apa?

"Siapa tau lo nanti punya cowok. Kalau cowok lo ngajakin makan, jangan makan kayak gitu, cukup gue aja yang liat cara makan jorok lo,"

(Nama kamu) membulatkan mata dan memukul kuat lengan Iqbaal. Pria itu kembali tertawa.

"Biarin, lo kan gak suka sama gue,"

Iqbaal tertegun, dia menatap (Nama kamu) dengan kaku. Dengan cepat dia menetralkan ekspresinya sembari melirik gadis yang kembali melanjutkan makannya. "Kalau gue suka sama lo gimana?"

Untuk kedua kalinya, (Nama kamu) batal menyuapkan makanan kedalam mulut. Iqbaal benar-benar mengobrak-abrik perasaannya saat ini.

"Ggimana bisa? Kakak gak suka sama gue kan?"

"Emang lo suka sama gue?" balas Iqbaal dengan pertanyaan. Apa Iqbaal ini benar orang pintar? Sepertinya (Nama kamu) meragukan hal itu.

"Kalau cuma mau bahas gituan, gue balik aja ya kak," Iqbaal bangkit dari duduknya membuat dirinya kembali menjadi pusat perhatian.

"Gue gak bakal bahas itu lagi. Habisin aja makan lo, terus kita pergi. Kita jangan ngobrol disini. Gue terlalu ganteng, banyak yang lirik,"

***

Ody melirik Meri yang juga ikut meliriknya. Keduanya bingung mau bicara seperti apa di suasana awkard seperti ini.

Tadi waktu Iqbaal dan (Nama kamu) keluar dari restoran fast food Ody dan Meri menghampiri mereka, dengan harapan masalahnya selesai. Tapi sekarang masalah kecil malah bertambah.

Keempatnya ah bukan kelimanya, termasuk Zidny sedang duduk di bangku pinggir eskalator.

"Baal aku kangen banget sama kamu," giliran Meri yang mendelik. Dia meremas jari (Nama kamu) yang sepertinya sengaja tak bersuara. "Teh Ody kok gak ngomong kalau mau kesini? Biasanya Teteh telepon aku juga,"

"Aduh gimana ya Zid. Kayaknya gak enak aja gitu ajak kamu, soalnya Iqbaal katanya cuma mau ngomong sama (Nama kamu)," Iqbaal melotot kearah kakaknya itu.

"Beneran Baal?" Zidny menatap Iqbaal dengan pandangan yang dibuat dramatis. "Kenapa sih kamu sama adek kelas gatel ini?"

"Eh jaga ya omongan lo didepan (Nama kamu), dia gak ngomong dari tadi kok lo langsung nyamber?" Meri buka suara. Bahunya naik turun menahan emosi. "Udah yuk (Nam..) balik. Mbak gak mau jadi perempuan konyol yang ladenin anak abg labil,"

(Nama kamu) mengangguk kecil. Dia juga tidak mau menahan sakit banyak lagi. Setelah ditolak Iqbaal secara tidak langsung apa dia harus melihat Zidny yang menggenggam tangan pria itu?

"Teh aku balik duluan ya," pamitnya. "Oh iya Kak, kalau lo mau ngomong penting pending aja dulu, minggu depan bisa ketemu lagi kan?"

Iqbaal menatap Ody yang menatap (Nama kamu). "(Nam..) minggu depan gue gak bisa. Jangankan minggu depan besok aja gue gak bisa,"

"Oh sibuk ya? Ya udah, gak usah aja. Lo juga pasti butuh waktu berdua sama Zidny,"

(Nama kamu) tersenyum kecil dan sesegera mungkin menarik lengan Meri agar menjauh dari tempat itu.

Ody hanya menatap nanar kearah (Nama kamu). Jujur saja dia bingung, hadirnya Zidny sekarang tidak direncanakan sama sekali.

"Zid, lo pergi aja. Gue pernah bilangkan kalau gue suka sama orang lain?"

"Baal, aku masih mau kita balikan, aku tau kalau kamu mau ke Australia, ldr juga gak papa kok,"

"Gue gak suka sama lo Zid,"

Will Be Fine [Iqbaal Ramadhan]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang