Flasback on
Sekitar tiga tahun yang lalu (atau mungkin lebih), seorang pria tampan keluar dari toko perhiasan setelah membeli cincin untuk sang kekasih. Ya, dia ingin melamar kekasihnya yang sudah lama menjalin hubungan dengannya selama empat tahun. Senyum manis terus terukir diwajah tampannya. Ia tak sabar untuk menemui kekasihnya itu.
Selesai dengan cincin, pria itu beranjak ke toko bunga. Seikat bunga kesukaan kekasihnya telah ia beli. Namun, ketika ia keluar dari toko bunga itu, dia melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat. Seikat bunga cantik itu jatuh dari genggamannya.
Kafe. Kafe didepan toko bunga menunjukkan dengan jelas apa yang terjadi. Seseorang yang sangat ia kenali bersama dengan pria lain tengah bermesra - mesraan di dalam kafe. Dengan geram, pria itu menghampiri dua insan yang nampaknya saling jatuh cinta itu.
"Reina," panggil pria itu. Merasa namanya disebutkan, wanita itu melirik ke arah suara yang memanggil namanya.
Wanita itu terbelalak kaget, "S-shion ..." dia -- Reina -- langsung gelagapan karena ketahuan sedang bermesra - mesraan dengan pria lain. Ia segera bangkit dari duduknya.
"S-shion, a-aku bisa jelasin ini semua. Aku--"
"Cukup, aku nggak perlu penjelasan kamu. Empat tahun Reina, empat tahun. Apa itu nggak cukup untuk membuktikan bahwa aku benar - benar serius sama kamu?!" bentak Shion.
"Woy, santai aja, dong. Lagian lo siapa, berani - beraninya ganggu pacar gue?" tegas pria yang bersama Reina.
Shion tersenyum miring, "Oh, jadi kamu sudah punya yang baru untuk menggantikan yang lama sepertiku? Barang lama memang pantas untuk dibuang, kok," Shion tersenyum miris.
"Shion!" bentak Reina.
"Apa? Aku benar, kan? Sepertinya rencanaku untuk melamar kamu berhenti di tengah jalan alias gagal. Karena apa? Karena pacarku ketahuan selingkuh. Malangnya nasibku," kata Shion. Sementara itu Reina terkejut dengan pernyataan Shion.
"Kamu memang nggak pantas aku pertahankan. Ohya, dan lo sebaiknya hati - hati, jangan sampai apa yang gue alami ini juga suatu saat dialami sama lo. Jaga pacar lo itu baik - baik," tegas Shion kepada pria yang bersama Reina. Shion pun melangkah pergi dengan perasaan campur aduk.
.
.
Bugh
Bugh
BughTinjunya berkali - kali ia sasarkan kearah samsak yang menggantung itu. Shion muak dengan kejadian hari ini. Dia merasa dipermainkan. Dia merasa gagal menjaga kekasihnya. Dia merasa bodoh.
"Sial, sial, sial..!!"
"Udah cukup, kak. Nggak perlu sampai kayak gitu, cari saja yang lain, gampang kan? Untung aja kakak lihat apa yang dilakukan si Reina di belakang kakak. Kalau nggak? Apa mau saat kalian menikah nanti kakak mengalami kejadian seperti ini?" kata Arion, adik Shion yang biasa dipanggil Rey.
"Diam kamu, kamu masih kecil nggak tau apa - apa," Shion lalu duduk di sebelah adiknya.
Rey menutup buku yang ia baca, "See, kamu selalu menganggapku anak kecil padahal umurku sudah enam belas tahun. Hhh, kak, mungkin ini yang terbaik buat kakak. Lagian sejak awal Mama sama Papa nggak merestui hubungan kalian berdua, kan? Tapi kakak tetep menjalin hubungan alias pacaran sama dia," kata - kata Rey membuat Shion bungkam. Apa ini balasan karena dia tidak mendengarkan orang tuanya?
Flasback off
Seorang wanita cantik dengan pakaian formalnya sedang mempersiapkan berkas yang harus ia bawa untuk melamar pekerjaan. Dialah Zeline Kirania atau biasa dipanggil Ran. Rambutnya ditata sedemikian rupa sehingga menambah kecantikan yang ia miliki.
Sebenarnya rambutnya cuma digerai biasa, sih.
"Ma, Pa, Ran berangkat dulu, ya. Doakan semoga Ran berhasil dapat pekerjaan hari ini," Ran mencium punggung tangan orang tuanya dan meminta doa restu.
"Hati - hati dijalan," kata Mamanya.
Ran mengangguk, "Dek, kakak berangkat dulu," teriak Ran.
"Yoi ..." balas adiknya yang juga berteriak karena ia sedang berada dikamar mandi. Adiknya itu bernama Kenzo Naufal biasanya dipanggil Zee. Sebenarnya itu panggilan masa kecil tapi tetap awet sampai sekarang.
.
.
Gerald Company
Adalah nama perusahaan dimana Ran akan melamar kerja. Perusahaan terbesar di Indonesia itu memberikan lowongan sekretaris CEO. Dengan bermodal doa, usaha, serta lulusan sarjana, Ran berharap bisa diterima bekerja disini.
Namun, harapannya menciut saat melihat begitu banyak pesaingnya yang berjumlah hampir ratusan orang itu. Tak heran jika pelamar kerja begitu banyak karena ada berita bahwa CEO perusahaan ini sangat tampan. Tetapi, menjadi sekretaris CEO tampan bukanlah impian Ran. Tujuannya kemari untuk bekerja, bukan mengagumi CEO disini.
Kini tiba giliran Ran untuk interview. Dengan gugup ia memasuki ruangan calon bosnya itu. Entah mengapa atmosfirnya berbeda. Mungkin karena ia berhadapan langsung dengan CEO disini. Dan benar saja, calon bosnya itu sangat tampan, lebih tampan daripada tokoh anime yang ia kagumi.
"Duduk," perintah calon bosnya dengan nada yang benar - benar tak mengenakkan.
"Dingin banget sih orangnya," gumam Ran. CEO tampan itu langsung menatap tajam kedua mata Ran dan berhasil membuat Ran menelan salivanya dengan susah payah.
"Usia 22 tahun, lulusan sarjana di universitas ternama dan menyelesaikan kuliah hanya dalam jangka waktu tiga setengah tahun. Masih muda juga ya kamu. Tapi saya kagum karena nyali kamu begitu besar untuk melamar pekerjaan disini," Ran mendengus pelan.
"Kalau tau bosnya nyebelin kayak gini aku nggak akan ngelamar pekerjaan disini." Batinnya kesal.
"Kamu jangan berpikir saya menyebalkan karena terlihat jelas raut wajah kamu berkata demikian," tegas bosnya. Ralat, calon bosnya.
"Bapak tau aja isi hati saya, saya juga nggak akan ngelamar disini kalau saya tau bosnya jutek kayak bapak," entah apa yang merasuki Ran saat ini sehingga ia berani berkata demikian dengan bosnya. Maksudnya calon.
Bosnya, Mr. G tersenyum miring, "Kamu berani sekali dengan saya. Baru melamar kerja tapi sudah seperti ini dengan bosnya, bagaimana kalau kamu diterima kerja disini nanti?"
"Berani lah, Pak. Ngapain takut coba, lagian kita sama - sama manusia, makanan pokok kita nasi, kalau saya diterima atau nggak itu juga sama saja kok, Pak. Saya malah bersyukur kalau nggak diterima, jadi saya nggak perlu bertemu bapak," Ran mengerucutkan bibirnya.
"Kalau begitu kamu diterima bekerja disini,"
Tbc
Ada yang kangen nggak?
Nggak ada lah.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband [SUDAH TERBIT] ✔
Romance[SUDAH TERBIT] Lulus kuliah adalah hal paling melegakan yang Ran rasakan setelah empat tahun berjuang mati-matian. Ran meyadari bahwa ini belum seberapa. Ia masih harus mencari pekerjaan secepatnya di usianya yang menginjak 22 tahun. Semuanya baik-b...