11. Hospital

870 53 0
                                    

Semua yang kita miliki akan kembali kepada Yang Maha Kuasa
____________________________________

[Rs.Melati]

Shevania berlari kecil menelusuri setiap lorong rumah sakit. Napasnya terengah-engah tak menentu. Degupan kencang menebar hati Shevania yang merasa sangat khawatir.

Langkah nya terhenti di salah satu ruang. Disana nampak Umi,Kak Vino,daan.. entah siapa.
"Assalamualaikum," seru Shevania gelagapan.

"Waalaikumsallam," jawab mereka serentak.

Shevania mendekatkan dirinya dan menatap Umi dengan lekat. "Umi, abi kenapa?" tanya Shevania resah.

Umi hanya menggelengkan kepalanya ringan. Tatapan iba terurai di raut wajah umi dan juga kak Vino. Shevania beralih menatap sosok perempuan muslimah yang tengah berdiri di samping kak Vino dengan jarak satu langkah. Shevania menatapnya santai dan tersenyum. Wanita itupun tersenyum balik.

Umi membawa Shevania untuk duduk di kursi panjang yang tengah bertengger tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Umi," lirih Shevania.

"Iya sayang,"

"Kenapa Abi bisa masuk rumah sakit? Emang Abi sakit apa?" Tanya Shevania penuh tanda tanya. Karena setahunya Abi nya baik-baik saja sejauh ini. Tidak ada keluhan yang dilontarkan dari mulut tua itu. Wajahnya juga selalu tersenyum, seolah tak ada beban yang di rasakan.

Umi hanya memejamkan matanya sekejap,lalu menatap Shevania lekat. Ia menghela napasnya berat. "Shev-" baru beberapa patah kata,

Seorang dokter keluar dari ruangan sambil menampakkan wajah resah. Sontak membuat keluarga merasa khawatir dan gundah.

"Dok, gimana kondisi suami saya?"

"Khm, sepertinya suami anda perlu di rawat disini beberapa hari sampai kondisinya benar-benar membaik." Ujar dokter tua berjenis kelamin laki-laki.

"Memangnya suami saya sakit apa,Dok?"

"Sebaiknya ibu ikut saya ke kantor." Katanya sembari berjalan tanpa menunggu jawaban dari Umi.

Umi menatap Shevania,Vino,dan Zulaiha dengan lekat. Mereka membalasnya dengan anggukan yang menandakan menyetujui kepergiannya.

***
"Suami saya kenapa,dok?" sambil menggenggam tangannya kuat-kuat.

"Suami anda mengidap penyakit radang paru-paru." katanya.

Umi langsung syok dan menutup mulutnya yang sempat membuka lebar. Betapa terkejutnya ia sangat mengetahui hal ini. Siapa sangka laki-laki tua yang memiliki badan kekar dan selalu terlihat bahagia ternyata menyimpan penyakit yang disembunyikan.

"Suami anda harus mendapat perawatan khusus untuk mengurangi rasa sakit yang diderita. Abi perlu dirawat disini kurang lebih satu minggu. Dan kalau sudah membaik sebelum waktunya Abi diperbolehkan untuk pulang."

"Satu minggu,dok? Apakah itu tidak terlalu lama?"

"Saya sendiri juga tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya,doakan saja agar suami anda cepat pulih dan bisa cepat pulang."

"Aamiin, kira-kira berapa biayanya ya,Dok?" Tutur Umi yang mulai khawatir.

"Sekitar 350 ribu per hari."

Umi yang tegar, meski tahu harga segitu bukanlah hal yang murah bagi keluarga yang kurang mampu sepertinya. Tapi Umi yakin Allah selalu ada bersamanya. Kun Faya Kun.

Umi mengangguk pasrah dan masih terlintas tetes keringat yang mengalir membasahi dahinya karena rasa khawatirnya.

Kemudian, Umi beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruang tersebut.

***

Umi mengusap wajahnya gusar. Ia mencoba memasang wajah biasa-biasa saja, agar mereka tidak terlalu khawatir. Lagian, ini tanggung jawabnya dan tidak seharusnya menjadi beban buat mereka. Apalagi, Shevania yang sebentar lagi akan menghadapi UAS yang pertama di kelas 12.

"Umi," ucap Shevania lirih.

"Iya," jawab Umi pelan.

"Abi sakit apa?"

"Abi gak kenapa-napa kok,sayang. Abi hanya sakit demam biasa dan terlalu kecapekan,makanya Abi harus dirawat disini untuk beberapa hari." jelas Umi panjang lebar.

"Ya Allah, sembuhkan lah Abi, Ya Allah" pinta Shevania sembari menahan air mata.

Tuutt Tutt Tutt...

Shevania merogoh saku roknya dan mengambil smartphone nya dengan kasar.

Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, Shevania langsung menerima telfon tersebut.

"Hallo,Assalamualaikum,
Maaf, dengan siapa ya?"

"Waalaikumsallam, Astaghfirullah, lo lupa sama gue,Shev?" ucapnya dengan terkejut.

"Asad? Maaf ya, aku--"

"Iyah gak papa, oh ya, gimana keadaan bokap lo?"

"Abi masih harus dirawat disini beberapa hari."

"Oohh, semoga lekas sembuh ya, maaf, gue gak nganterin lo kerumah sakit tadi"

"Iyah, gak papa."

"Shev, lo gak marah kan sama gue?"

"Marah? Kenapa harus marah?"

"Ya kali aja, lo marah karena gue harus pilih ikut bokap gue."

"Enggak lah, Sad. Lagian, emang seharusnya kamu lebih mementingkan keluarga, kan?"

"Iya, sekali lagi maaf ya, Shev."

"Iyah,"

"Kalau begitu jaga dirimu baik-baik ya, Assalamualaikum,"

"Iyah, Waalaikumsallam Wr.wb."

Tuuutt...

"Siapa?" lontar Umi.

Shevania terkekeh dan sedikit takut. "Teman Shevania,Umi" katanya lirih.

"Cowok?"

"Iya,Umi"

"Oohh, jaga batasan mu, sayang,"

"Iya,Umi."

Cinta Yang Aneh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang