24. Kunci

674 36 1
                                    

“Roti. Toko kecil-kecilan si, kamu mau kan?”

“Iyah aku mau kok. Makasih banyak ya,”

“Iya. Apasi yang gak buat kamu...”

Dengan cepat Shevania seolah mengalami sengatan kecil dihatinya sehingga pipinya sudah merah merona.
______________________

"Ciyeee... Blushing," goda Asad dengan senyum penuh kemenangan.

"Apaan si Sad!" elaknya sekejap.

Asad hanya tertawa kecil dan kembali melakukan aktivitasnya. Lima menit kemudian mereka sampai didepan pagar rumah Shevania. Seperti keadaan setelah Abi sakit, rumah itu terlihat sepi walau banyak bunga-bunga cantik yang menghiasi halaman rumah. Seolah semua yang indah mulai sirna termakan waktu.

Asad turun dari mobil dan langsung bergegas membukakan pintu untuk Shevania. "Silakan tuan putri," katanya sambil tersenyum lebar.

Shevania sebisa mungkin menahan senyumnya dan turun dari mobil tanpa menatap mata Asad.

"Abi belum pulang?" tanyanya sambil berjalan menuju teras.

Shevania menggelengkan kepalanya lemas.

"Ouhh. Gimana kalau nanti kita jenguk Abi bareng-bareng? Kamu mau kan?" sambil berdiri dihadapan Shevania.

"Boleh. Kalau kamu gak keberatan." balasnya menjauh dari hadapan Asad.

Asad mendengus kesal. Lalu ia membuntuti langkah Shevania. Sesampainya didepan pintu Shevania berjinjit berusaha mengambil kunci yang di simpan diatas pot bunga yang menempel di dinding. Asad tersenyum miring, melihat aksi Shevania yang seperti anak kecil sedang menangkap balon terbang.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Asad mendekat dan mengambilkan kunci tersebut hingga jarak diantara mereka hanya tersisa beberapa senti. Sontak membuat Shevania terkejut dan membeku ditempat. Hingga, "Nih!" suara barington menyadarkan alam sadar Shevania.

"Makasih," katanya sambil berbalik dan membuka pintu. Dan saking gugupnya Shevania salah memasukkan kunci yang seharusnya dimasukan ke lubang pintu dia malah memasukkannya ke gagang pintu.

Asad yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Shevaniapun tertawa. "Saking gugupnya ya, kamu? Sampai-sampai lupa caranya memasukkan kunci? Hahaha," sambil melangkah merebut kunci dari tangan Shevania dan sekaligus langsung membukakan pintu untuknya.

"Silakan masuk tuan putri!" pintanya sambil mengarahkan tangan.

Satu dua detik belum juga ada reaksi apa-apa dari Shevania. Asadpun kembali mengarahkannya dengan kontak mata. Namun, yang terjadi hanyalah Shevania semakin tajam menatapnya hingga Asad mengerutkan dahi dan berpikir sejenak.

"Oohh, itu. Aku gak ikut masuk kok, langsung pulang aja. Cuma mau mastiin kalau kamu masuk kedalam rumah dalam keadaan sehat wal afiat." simpulan Asad.

"Okeh. Assalamaualaikum," balasnya sambil masuk kedalam rumah. Mana mungkin kan Shevania memberi izin Asad untuk masuk sedangkan dirumahnya tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya sendiri. Ia takut akan ada banyak fitnah yang datang.

"Wa-"

Jebred!
Suara pintu tertutup rapat.

"Alaikumsallam," sambil mengusap dadanya dan melangkah pergi dari rumah tersebut.

                        * * *

Mobil berwarna hitam mengkilap berhasil terparkir sempurna dihalaman rumah megah berwarna putih tulang. Dua remaja turun dari mobilnya. "Lo apa-apaan si, main nebeng-nebeng gue segala!" bentak Jessie yang masih kesal perihal insiden Mona yang mendadak berdiri dihadapan mobilnya seperti orang yang sudah tidak membutuhkan nyawa.

Cinta Yang Aneh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang