11.00 WIB
3 pasang kaki jenjang melangkah memimpin yang lainnya keluar dari ruang kelas. “Yeeyy... Akhirnya gue bisa hirup udara pulang awal juga.” Ujar Mona dengan wajah berseri-seri.
“Ya elah Mon. Jangan kayak anak kecil deh,” tukas Jessie dengan datar.
“Biarin. Ini tuh sangat langka dalam catatan sejarah tahu gak?”
“Apaan. Anak TK aja jam 10 udah pulang.”
“Nah, maka dari itu jarang-jarang kan anak SMA pulang jam sebelas.”
“Bener tuh apa kata Mona. Btw, habis ini kalian mau kemana? Gak mungkin dirumah terus kaann?” kata Mecca penasaran.
“Umm, kayaknya Mona mau nonton drakor aja deh. Lagian masih banyak yang belum sempat aku tonton. Secara dari kemarin kan ngerjain tugas mulu.”
Dengan cepat Jessie menampol poni Mona hingga acak-acakan. “Hahaha telinga gue gak salah denger nih? Bukannya lo gak sempet ngerjain tugas gara-gara nonton drakor? Hm,” pergoknya tertawa miring.
Lagi-lagi Mona kalah kalau harus berdebat dengan Jessie. Ia memilih untuk berjalan lebih cepat agar Jessie tidak tertawa lagi saat mendapati wajah kekalahannya yang kesekian kali. Baru beberapa langkah ia merasa sudah tidak bisa berjalan lagi. Ya, Jessie menarik tas Mona dengan kuat. “Mau kemana hah?” tanya Jessie sambil melangkah menghadap Mona.
“Anu itu... Gue ada urusan mendadak hehe,”
“Yaah... Lo serius ada urusan Mon? Padahal gue mau ajak lo sama Jessie ke rumah gue atau gak kita jalan-jalan kemana gitu biar gimana.” kata Mecca sedikit patah semangat.
“Serius?!” jawab Mona dan Jessie bersamaan.
“Iyah. Tapi kalau kalian ada urusan ya udah si gak papa,”
“Gue gak ada urusan kok Mec.” balas Jessie antusias.
“Mona juga!”
“Lah. Lo tadi bilang ada urusan Mon. Gimana si, yang jelas dong!” Mecca merasa darahnya sudah sedikit naik ke permukaan.
“Palingan dia cuma cari-cari alasan atas kekalahannya itu lah. Apa lagi? Kek gak tahu Mona aja,” sindir Jessie sambil nyonyor di depan muka Mona.
Mona melotot sambil mengerucutkan bibirnya kesal. “Apaan si ni orang ngeselin banget!” gerutu Mona dalam batinnya.
“Apa? Kok diem?”
“Udah deh. Kalian apaan si kayak anak kecil aja. Berantem mulu! Telinga gue berasa mau tuli tahu gak?!” tukas Mecca yang sudah jengah sedari tadi.
“Iya iya maaf,” jawab keduanya serentak.
“Ya udah, nanti kalian dateng ke rumah gue dan nanti kita baru putusin mau kemananya.”
“Asiyaapp...” kata Mona sambil mengacungkan jempolnya.
Sontak raut wajah Mecca dan Jessie yang semula menyerupai singa menjadi cair. Mereka tertawa melihat ekspresi konyol Mona dan beralih meninggalkan koridor sambil berangkulan tangan.
。。。
Angel masih saja menghentakkan kakinya berkali-kali disamping meja Asad dengan muka tertekuk. Sedari tadi ia mencoba membujuk Asad untuk pulang bareng tapi selalu saja di tolak.
“Saaadd... Ayolaah,” bujuk Angel meronta.
Asad diam tidak menjawab. Ia masih sibuk berkutat dengan telepon genggamnya. Jari-jarinya mulai menari-nari di atas keyboard layar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Aneh 2
Teen Fiction_spesial HIJRAH❤ Cerita ini merupakan lanjutan dari Cinta Yang Aneh. Cinta membutuhkan pengorbanan yang extra. Sekuat apapun kita berusaha jika Allah SWT telah menghendaki yang lain kita tidak bisa mengubahnya. Tapi percayalah rencana Allah akan l...
