15. Putus?

825 48 0
                                    

Jika kereta kencana lepas dari kudanya, itu artinya awan akan meneteskan air matanya dengan sangat deras.
____________________________________

Makan malampun tengah usai. Kini tiba saatnya kedua keluarga itu berpisah. Dan semakin dekat pula keinginan Asad tercapai.

"Terimakasih, sudah datang." ucap Johan sambil berjabat tangan dengan Bambang.

"Iya, seharusnya saya yang berterima kasih karena sudah makan gratis," ujar Bambang sambil cengengesan.

Sontak tawa meledak dari pasang telinga yang mendengarnya.

"Hahaha, Pak Bambang bisa aja!" sipu malu Johan.

"Mari!"

"Mari."

Asad tersenyum bahagia, sebentar lagi, sebentar lagi, dia sudah tidak sabar lagi.

Dak!

"Aaww...!!" rengek Angel dari arah belakang.

Sontak membuat banyak pasang mata yang sudah beranjak dari tempat tersebut memalingkan wajahnya.

"Angel!" teriak Mira khawatir.

Dengan cepat Mira menghampiri Angel yang tengah tersungkur di lantai. Diikuti oleh suaminya, Johan, dan ibu Asad. Sedang, Asad memutar bola matanya jengah. Ia tahu, kalau ini hanya akal-akalannya Angel saja. "Dasar, drama queen!" gerutu Asad lirih.

"Kamu kenapa, sayang?" ucap Mira sambil memegang kaki Angel.

"Angel pusing, Mah, dan Angel merasa lemas, alhasil Angel tabrak kursi itu, Mah. Sakit," gerutu Angel manja.

"Ya ampun sayang, kamu pusing? Kok bisa pusing si?" tanya Mira heran.

"Gak tahu, Mah,"

"Ya udah, kamu duduk dulu disana." titah Mira sambil mengarahkan matanya ke sofa merah yang tak jauh dari situ.

"Asad," lirih Ibu Asad memberi isyarat.

Asadpun menelan ludahnya mentah-mentah, dan menghela napasnya gusar. "Apaan lagi si ni orang? Awas aja nanti! Acting lo bakal kebongkar!" gerutu Asad membatin.

Asad menghampiri Mira, dan membantu Angel berdiri, sekaligus menuntunnya ke sofa.

Mira memijat kaki Angel yang sedari tadi di pegang oleh Angel.

"Lo beneran sakit?" kata Asad tak percaya.

"Iyah, sayang," celetuk Angel manja.

Hueekk! Rasanya ingin sekali Asad muntah sekarang. "Sayang, sayang? Pala lo peang!" gerutu Asad membatin lagi.

"Mana yang sakit?" tanya Asad jutek.

"Disini, sayang." ucap Angel sambil menunjuk kaki kirinya.

"Oh, biar saya aja, Tante!" pinta Asad meminta izin untuk menggantikan Mira yang tengah memijat kaki Angel.

Angelpun tersenyum bahagia. "Mimpi apa gue semaleemmm?!"  teriak batin Angel.

"Makasih ya, Asad," kata Mira.

Asadpun jongkok dan mulai memijat kaki Angel. Ini adalah kesempatan Asad untuk menguji kebenaran perihal drama alay ini.

Asad memijatnya dari pelan ke keras. Ya, mulai keras dan kasar.
Angelpun meringis kesakitan. Tapi, ia menahannya, takutnya Asad curiga.

"Gimana? Kurang pijatannya, ya?" ujar Asad dengan senyum palsu.

"Um,"

Asad dengan genggaman tangannya itu, seolah menerkam kaki mungil Angel dengan kasar. Jika memang benar sakit, seharusnya sedari tadi Angel merengek.

Cinta Yang Aneh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang