8. Aku Kamu

928 53 0
                                    

   Ketika segelintir air matamu menetes karena sakit. Disaat itulah aku terpukul dan merasa sesak.
_____________Asad________________

  Shevania menatap dinding pembatas dengan samar. Pipinya lembab sehabis menangis. Tak ada hal yang lebih pantas dilakukannya selain mengembalikan semuanya kepada sang pencipta.

Ia mengambil al quran mini berwarna keemasan dari rak yang tak jauh darinya. Shevania membuka kitab suci tersebut dan mencari surat yang sesuai dengan hatinya. Yaitu surat Al Quraisy. Dimulainya dengan bacaan ta'awut.
لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍ
li'iilaafi quroiisy

اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ
iilaafihim rihlatasy-syitaaa'i wash-shoiif

فَلْيَـعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِ
falya'buduu robba haazal-baiit

الَّذِيْۤ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ    ۙ  وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ
allaziii ath'amahum min juu'iw wa aamanahum min khouuf

Sodaqallahul'adzim..

Shevania tersenyum dan mencium al quran tersebut. Kekuatan dahsyat serasa menyelimuti dirinya. Sungguh Allah, rugi lah bagi mereka yang enggan membaca ayat indah mu itu.

Badan Shevania gemetar seakan sengatan listrik menjalar disetiap aliran darahnya. Hati serasa berdetak lebih nyaman namun bibir memilih diam dan ikut bergetar.

                  Asad pov📌
   Asad duduk didalam masjid tak seorang diri. Banyak anak-anak melaksanakan sholat dhuha disini. Namun detik dan menit terus bertambah dan banyak anak-anak telah melaksanakan sholat dan memilih untuk pergi ke kelas ataupun ke kantin.

Berbeda dengan Asad,ia masih saja duduk di pojokan lantai pria. Dia tengah menunduk dan merenung. Hatinya tengah dilanda kegelisahan.
Cinta!
Cinta!
Dan cinta!
Selalu saja kata itu berhasil membuat suasana hatinya berubah-ubah seperti bunglon.

Asad mengembuskan napasnya kasar. Ia berdecak sesekali sambil mengusap wajahnya gusar. Asad terus saja menyalahkan dirinya dihadapan Tuhan atas Shevania.

Asad tahu, ini memang bukanlah hal yang wajar untuk dilakukan. Asad tahu Shevania memang bukan muhrimnya. Tapi entahlah hatinya mendorong Asad untuk melakukan itu. Asad memejamkan matanya cukup lama.
Hingga...

Suara merdu yang dilantunkan seorang cewek yang tak lagi asing bagi Asad. Asad mendekatkan dirinya dengan sof paling belakang agar lebih mendengar ke sumber suara.

Suara itu semakin jelas ditelinga Asad. Benar saja suara merdu itu keluar dari mulut Shevania. Asad tersenyum simpul dan menghela napasnya panjang.

Tubuh Asad tentu saja gemetar saat mendengar suara merdu itu. Hatinya merasa trenyuh dan haru. Andai saja jika dirinya pandai membaca Al quran,mungkin suatu saat dia bisa membacanya bersama dengan Shevania.

Ya Allah, zina apalagi ini.
Asad sama sekali tak ingin beranjak dari karpet hijau itu. Raganya memilih untuk tetap diam dan mendengarkan lantunan ayat suci Al quran lebih lama lagi.

Namun hanya beberapa menit suara itu sudah tidak lagi terdengar. Asad tahu, bacaannya telah habis. Asad memilih untuk keluar masjid terlebih dahulu sebelum Shevania mengetahui keberadaannya.

Asad sholat?
Iya, dia sudah mulai rajin sholat fardhu dan sunah semenjak kedatangannya di akhir semester 2. Saat itu Asad gencar sekali mencari kyai untuk mengajarinya tata cara sekaligus doa dalam sholat. Dari situ Asad sudah mulai mengingat kembali bacaan itu dan mempraktekkan di setiap hari. Awalnya memang susah karena Asad selalu saja bangun siang. Namun lama-lama ia bisa menyesuaikannya.
Masya Allah, sungguh perubahan yang amat membuat hati Shevania berdetak kencang dan kagum.

Cinta Yang Aneh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang