14. Where are you, Vita?

769 44 0
                                    

[Cafe Bunga]

Reza buru-buru masuk kedalam cafe. Ia sangat was-was kalau Vita sudah sampai didalam duluan, bisa berapa nih urusannya.

Suasana cafe terlihat sudah sedikit pelanggan yang datang, mungkin karena memasuki waktu maghrib.

Reza berjalan dengan gugup, matanya lincah mencari-cari sosok Vita dan sekaligus tempat duduk.

Mata Reza berhenti sejenak dari pencariannya, rupanya dia sudah menemukan tempat duduk yang pas, yaitu di sebelah pojok timur.

Reza menyandarkan tubuhnya di kursi besi berwarna hitam, sambil menyimpan kedua tangannya di saku jaket biru dongkernya.

...

Reza melirik arloji yang menempel di tangannya, rupanya dia sudah menunggu Vita selama 5 menit lebih. Reza menghela napasnya panjang.
"Dia gak dateng?" gumamnya dalam hati.

10 menit kemudian...

Reza memainkan jarinya dengan kasar, hingga menimbulkan suara. Hatinya bergejolak tak menentu, keringat dingin mulai mengalir di dahinya. Ia merogoh Hp yang ada di saku celananya dengan gusar.

Reza mencoba mencari kontak dan menghubunginya.

Tutt Tuutt Tuut. ..

Percobaan pertama Reza sayangnya harus gagal. Sepertinya, Vita tidak sedang bersama ponselnya.

Reza tak mau putus asa, ia mencoba menghubungi Vita kembali.

Tuutt Tutt Tuutt..

Alhasil, masih saja sama.

Tuutt
"Nomor yang anda-"

Dengan cepat Reza memutuskan sambungan teleponnya dan berdecak kesal. Ia membanting ponselnya di atas meja, kemudian mengacak-acak rambutnya "Arrgghh!" desisnya.

                            ***
Asad pov 🍁

"Pah?" panggil Asad penuh hati-hati.

Sontak membuat seluruh pasang mata tertuju padanya.

"Iya, ada apa, Nak?" balas Johan ringan.

"Umm, habis ini Asad mau pamit ke rumah sakit ya, Pah," izin Asad sedikit gemetar.

"Siapa yang sakit?" ucap Bambang penasaran.

"E..  ayahnya temen saya, Om,"

"Reza? Atau Mega, Sad?" ujar Johan.

Ya, setahu Johan teman dekat Asad hanyalah dua sejoli gila itu yang sering membuat onar. Johan sendiri sering dibikin botak karena ulah mereka yang gak bisa nahan ketawa. Mereka juga sering ke rumah Asad, bahkan menginap untuk beberpa hari disana. Makannya, tak heran jika Johan sangat mengenal kedua sosok bocah tengil itu.

Asad diam sejenak, nyalinya mulai menyusut seketika. Tapi, jika dia tak mengatakannya, dia takkan pernah bisa bertemu Shevania malam ini.

"E... Shevania, Pah," gumam Asad tidak enak hati.

"Uhuk Uhuk..." tiba-tiba saja Angel terbatuk.

"Dia siapa?" tanya Mira penasaran.

"Temen sekelas Asad, Tante,"

"Oohh... berarti gak penting-penting amat, kan?" kata Mira judes.

"Nih, orang nyebelin banget si! Pantes aja, keturunannya gak kelewat nyebelin!" gerutu Asad dalam hati.

Cinta Yang Aneh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang