31. Dimulai dari 1

696 40 3
                                    

   Segala sesuatu yang dimulai dari awal akan berakhir dengan pelajaran.
______________

  
"Sekarang kita mulai dari angka 1," kata Asad memberikan aba-aba.

Mega dan Reza saling bertatap muka bingung.

"Jadi yang pertama atau 1 kita harus baca doa biar segala sesuatunya bisa berjalan dengan lancar. Setuju?"

"Setuju." Balas keduanya mantap.

"Yang ke 2, kalian harus punya niat yang sungguh-sungguh buat bantu gue. Karena gue gak mau kejutannya gagal gara-gara orang kek gitu. Mengerti?"

Mega dan Reza mangut-mangut sambil berkata, "mengerti."

Asad menghela nafas pangjang. Tangannya yang semula menunyuk-nunyuk angka di atas buku journal kini dilipatkan didedapan dada. "Lo berdua kenapa cuma jawab setuju atau enggak kek gue?" tanya Asad frustasi.

"Lah trus kita harus jawab apa? Kan Lo tadi nanya setuju sama mengerti, ya kita jawab gitu lah," protes Reza tidak terima.

"Ya seenggaknya lo berdua kasih alasan atau apa gitu kek mengenai kunci dari jawaban itu," kata Asad yang sudah mulai memanas.

"Ooohhh.." balas Reza dan Mega serempak.

Lagi-lagi Asad hanya bisa menghela nafasnya panjang. Dan berlanjut menunjuk nomor 3 di buku journal berwarna krem.

"Oke. Yang ke 3, Lo berdua harus turutin apapun perintah gue selagi ada hubungannya dengan persiapan acara. Oke?"

"Oke. Tapi jangan yang aneh-aneh ya. Apalagi bikin pala gue cenat-cenut." Gerutu Mega sudah berantisipasi.

"Iya iya, gak bakalan kok. Paling nyuruh Lo buat jadi badut di acara nanti," ujar Asad diselingi dengan tertawa.

"Lo tega sama gue Sad? Masak cowok cakep dan hits kek gue mau Lo jadiin sebagai boneka badut di acara kelahiran orang!" Kesal Mega tak habis pikir.

Sontak Reza tertawa dengan aksi bibir manyun si Onyet yang memberontak.

"Gue bercanda kali Ga. Gak mungkinlah gue nyuruh-nyuruh badut buat jadi badut," kekeh Asad sedikit menyindir.

Merasa dirinya telah diberikan kode sindiran keras akhirnya Mega memberontak.

"Lo barusan ngatain gue badut? Iya?"

"Kalau emang iya kenapa? Lo ngerasa?" Sambar Reza membela Asad.

Mega mangut karena kesal. Untung saja hatinya sudah dibentengi semen empat lapis, coba aja kalau gak pasti udah rapuh tuh.

"Lanjut. Yang ke 4 Reza harus hubungi Vita. Sedangkan Mega harus mastiin bahwa cecunguk alay alias gengnya Mecca gak kelihatan batang hidungnya pas acara. Ngerti?"

"Okeh. Siap!" balas keduanya serempak.

Mereka melanjutkan rencana dari nomor ke nomor sampai kelar. Akhirnya langkah awalpun dimulai. Mereka berdoa dengan dipimpin oleh Asad sebagai ketua. Yang kedua aksipun dimulai.

                         * * *

Vino duduk diteras sambil bermain handphone dengan serius. Kopi hitam dan juga gorengan pisang menjadi pelengkap nyantai paska peras otak beberapa waktu lalu. Setelah ayahnya dinyatakan boleh pulang dan tidak ada kendala yang berarti alias tebusan obat yang mahal, Vino kini bisa menghela nafas lega.

Kritt Kriit

Suara dorongan pintu terdengar dari arah samping. Dengan cepat Vino mengalihkan seluruh perhatiannya. Ia mengerutkan keningnya bingung karena sosok Shevania yang datang dengan baju rapih bak mau pengajian. Ya, Shevania selalu saja berpenampilan begitu. Menggunakan gamis dan kerudung panjang kali lebar.

Cinta Yang Aneh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang