16. Blush

809 52 0
                                    

"Mah, Vita mohon."

"Sayang, mamah gak bisa biarin kamu terluka lagi." ucap Julia sangat khawatir.

"Tante, tolong maafin Reza, lain kali aku akan jaga Vita dengan baik, Tante." pinta Reza sangat berharap.

"Za, aku kan udah bilang, ini semua bukan salah lo. Dan Mamah, tolong berhenti salahin Reza terus, mamah mau disalahkan atas meninggalnya Papah?" kata Vita tak bisa menahan diri.

Jleb
Sekejap bibir Julia membisu, ia tak bisa berkata apa-apa lagi. Memang benar, kematian suaminya bukan karena dirinya, tapi tetap saja kakek selalu mengalahkannya atas tragedi itu.

Vita memejamkan matanya sekejap, dan menghela napasnya panjang. "Maaf," ucap Vita sepatah kata.

Reza hanya memperhatikan keduanya yang tengah bicara, ia tak mau ikut campur dalam hal ini. Lagian, Vita tak pernah menceritakan hal ini sebelumnya.

"Maafin Mamah, sayang," ucap Julia sembari memeluk erat Vita.

Vita membalas pelukan itu dengan air mata yang terasa mengalir begitu deras.

Reza tersenyum lega, dalam hatinya dia juga merasa iba. Dia tiba-tiba saja teringat dengan orang tuanya, yang sekarang tengah bekerja di luar negeri. Mereka kembali berkumpul hanya pada saat acara-acara tertentu saja, sungguh Reza sangat merindukan mereka.

Julia melepaskan pukulannya perlahan, kemudian mencium pucuk kepala Vita dengan hangat.

"Nak Reza, maafin tante ya, tante kebawa emosi tadi," ujar Julia menatap lekat Reza.

"Iyah gak papa Tante, Reza juga minta maaf." keluh Reza memelas.

"Oke. Kalian gak jadi putus." ucap Julia dengan senyum yang mengembang diwajah.

"Beneran, Mah?"
"Beneran, Tante?" Ucap mereka bersamaan.

Julia menganggukkan kepala singkat, sambil tersenyum. "Makasih, Mah." ucap Vita sembari memegang tangan Julia.

                        ***

"Asad?" ucap Shevania melihat kedatangan Asad ke ruang rawat ayahnya.

"Yup. Terkejut kah?" ujar Asad sambil tersenyum lebar.

Ya, Asad berani seperti itu karena hanya tinggal Shevania disitu.

"Waalaikumsallam," kata Shevania sedikit kesal.

"Hehehe... Assalamualaikum, Shevania cantik." ucap Asad menggoda.

"Waalaikumsallam." balas Shevania ketus.

"Kamu marah?" ujar Asad memberi kesimpulan.

"Enggak." sambil menggelengkan kepalanya ringan.

"Oohh... kalau begitu, senyum dong!" pinta Asad sambil tersenyum.

Shevania tersipu malu, ia langsung membuang mukanya kedasar lautan, ia menunduk.

"Yaaa! Langsung blushing tuh, kan!" goda Asad kembali.

Shevania tak membalasnya, ia mencoba menetralisasikan suasana hatinya yang tengah bergejolak.

"Um, lo sendirian?" kata Asad merasa heran.

"Enggak, mereka ada di dalam. Kok kamu ngomongnya kadang pakai lo kadang kamu?" tanya Shevania kembali heran.

"Ciiieee... perhatiin, suka-suka gue lah, kan biar tambah romantis aja." perjelas Asad.

"Oohh..." balas Shevania singkat.

Plak
Seikat bunga lily berhasil mendarat di pucuk kepala Shevania.

Sontak Shevania membulatkan matanya sempurna, karena terkejut.

Cinta Yang Aneh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang