36. Kotak Makan

83 5 0
                                    

   Bel berbunyi nyaring. Murid-murid masuk kedalam ruang kelasnya masing-masing. Harris pamit takut kalau-kalau kelas 12 A akan dimulai.

"Shev, aku pamit ke kelas dulu ya. Nanti kalau kamu butuh apa-apa kabarin aku aja, ya." Bisiknya dengan suara lirih.

"Iya, Kak." Shevania mengangguk.

"Bye. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam. Makasih ya, kak!"

"Iya sama-sama." Harris berlalu.

Asad yang mendapati Harris pergi lalu menghampiri meja Shevania. "Pagi-pagi udah apel aja." Sindirnya sambil duduk di atas meja Shevania.

"Apaan si, Sad? Jangan nuduh yang aneh-aneh deh." Shevania mengerutkan keningnya tidak suka.

"Terus ngapain Harris kesini?"

"Dia cuma mau bantu aku ngerjain tugas."

"Modus." Asad tersenyum miring.

Shevania tidak menjawab. Ia menggelengkan kepalanya pasrah dengan opini brutal Asad. Toh percuma saja berdebat dengan Asad yang dari dulu punya watak keras kepala. Shevania merapikan buku-bukunya kedalam laci.

"Mana bekal gue?" Tanya Asad tiba-tiba.

Shevania lagi-lagi mengerutkan keningnya. Bagaimana Asad bisa tahu soal bekal itu? Padahal Shevania tidak memberitahunya.

"Gak usah kebanyakan mikir, mana jatah gue." Asad menjulurkan tangannya.

Shevania menghela napasnya panjang lalu dengan malas mengambil kotak makan di dalam laci. "Nih," ucapnya sambil menyodorkan kotak makan tersebut.

"Feeling gue selalu bener kan? Lo pasti siapin bekal buat gue."

"Tunggu. Bukannya kamu tadi udah makan bekal dari Angel?" Shevania menahan kotak makan itu.

"Iya, emang."

”Yaudah." Shevania kembali menyimpan kotak makannya kedalam laci.

"Kenapa di simpen lagi?" Asad mengerutkan keningnya kesal.

"Kan udah makan."

"Lah terus apa salahnya kalau gue mau makan lagi. Gue mau cobain masakan Lo. Sini!"

Dengan ragu Shevania memberikan kotak makan itu. "Habisin ya, kalau gak mubasir." Shevania memperingatkan.

"Iya, iya, bawel." Asad menerimanya. "Woi, minggir." Pinta Asad pada Reano yang duduk didepan meja Shevania. Spontan Reano minggat pindah ke tempat duduk Asad.

"Makan makanan dari orang yang Lo sayang itu paling enak dimakan di depan orangnya." Ujar Asad kemudian memakan bekal tersebut secara perlahan.

Dalam hati Shevania tersenyum namun dia berusaha menutupinya. Shevania memilih untuk meneruskan tugas matematika yang baru ia kerjakan setengahnya.

"Segitu menariknya soal matematika sampai Lo gak perhatiin gue yang jelas nyata tampannya?" Sindir Asad kesal.

"Kalau lagi makan sebaiknya diem aja." Shevania melanjutkan pekerjaannya.

Asad terdiam. Dia berusaha menjadi cowok penurut agar Shevania tidak semakin marah padanya. Entahlah Asad bingung, seharusnya dia yang marah karena Shevania berani berselingkuh darinya. Seharusnya Shevania menolak tawaran dari Harris.

"Udah." Asad menyodorkan kotak makan tersebut.

"Apanya yang udah?"

"Makannya."

"Baca doanya?"

Asad menghela napas berat. "Iya, Alhamdulillah." Dengan berat hati.

"Baca doa itu penting. Makanan yang kamu makan tadi semoga bisa menjadi berkah."

"Iya, bawel."

Bu guru masuk kedalam ruang kelas. Murid-murid kembali ke tempat duduk masing-masing. Mereka bersiap untuk memulai kelas.

🍄🍄🍄

Terik matahari menerpa tubuh anak-anak 12 B yang sedang melakukan olahraga lari. Mecca menghela napas berat. Ia mengusap keningnya yang penuh keringat. Mecca duduk di kursi panjang pinggir lapangan. Ia membuka botol air mineral dan meminumnya.

"Gila ya tuh cewek gatelnya kebangetan." Gerutunya mengomel sendiri.

"Lo kenapa?" Tanya Jessie yang tiba-tiba datang bersama Mona.

"Tuh kecoa nyebelin banget."

"Kenapa emangnya?" Tanya Mona kemudian ikut duduk disampingnya.

"Lo tahu kan soal Asad yang ngerayain ultah si kecoa. Dan kalian tahu gak, tadi pagi gue lihat dia lagi bareng sama Harris. Gila tuh cewek siapa-siapa di embat." Mecca menyiram mukanya dengan air mineral karena kesal.

"Wah, Shevania keren juga ya. Mona jadi inget serial drama yang baru Mona tonton. Jadi tuh Shevania kayak tokoh utama yang meran-" belum selesai bicara Jessie menutup mulutnya.

"Bisa gak sih gak usah bawa-bawa kisah hidup dari drama Lo itu?" Ujar Jessie kesal.

"Gaes, gimana kalau kita buat perhitungan." Mecca bersemangat.

"Perhitungan?" Jawab mereka berdua serempak lalu mendekat dan mendengar bisikan Mecca dengan cermat.

🍄🍄🍄

Harris : Shev, ada yang perlu aku bantu?

Harris : Gimana, tugasnya udah selesai?

Isi pesan dari Harris yang baru sempat Shevania lihat. Dalam hati Shevania berpikir betapa baiknya cowok itu dengan senang hati mau membantunya.

Shevania : mengetik ...

Shevania off

"Astaghfirullah, Asad! Kembaliin hpnya!" Shevania terkejut karena tiba-tiba Asad merebut handphonenya.

"Harris?" Begitu Asad membaca isi pesan tersebut. "Baru juga tadi pagi ketemu sekarang udah chattingan." Gumamnya.

Shevania : Maaf, Lo gak usah ikut campur. Gua bisa sendiri.

Sent ...

"Asaaad!" Kesal Shevania setelah Asad mengembalikan ponselnya.

Asad hanya tersenyum kecil penuh kemenangan. Asad memilih pergi menyusul Reza dan Mega ke kantin. "Bye, Shevania. Gak usah kangen gue tinggal sebentar!" Teriak Asad dari balik jendela sambil melambaikan tangan.

Shevania tidak menggubrisnya. Setelah Asad benar-benar menghilang dari pandangannya, bibir Shevania tertarik kesamping membentuk senyum lebar.







Cinta Yang Aneh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang