2

5.1K 583 53
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.

Hari ini Taehyung pulang terlambat lagi. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11.18 malam namun Taehyung tak kunjung pulang.

Beberapa hari belakangan Taehyung melakukannya; pulang terlambat. Entah urusan apa, tapi katanya urusan di kantor memang sedang sibuk. Sooyoung tak ingin berpikir terlalu jauh, maka dari itu dirinya memercayai apa yang dikatakan Taehyung padanya.

Namun lama kelamaan ini tidak masuk di akal, tidak logika. Apakah lembur sampai tengah malam seperti ini? Taehyung sudah melakukannya tiga minggu belakangan. Tidak ada lagi waktu yang ia luangkan untuk Sooyoung maupun Taeoh. Lelaki itu sibuk di kantornya setiap hari.

Maka dari itu Sooyoung memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Matanya sudah sangat mengantuk, memberontak untuk istirahat. Sebentar saja, hingga Taehyung pulang. Sooyoung rasa ia harus berbicara pada suaminya itu.

Tak berapa lama dari saat Sooyoung terlelap dan mulai tertidur, telinganya menangkap suara deruman mobil. Telinga Sooyoung memang begitu sensitif, ia akan langsung terbangun saat mendengar suara sekecil apapun.

Sooyoung bangkit dari tidurnya, sedikit tergesa-gesa untuk menggapai daun pintu sekedar menyambut sang suami.

Wajah yang tampak lelah tersurat pada wajah Taehyung. Rambutnya sedikit acak-acakan. "Aku pulang" bisik Taehyung memberikan senyumannya pada Sooyoung.

"Kau terlambat lagi" bukannya membalas sapaan dari Taehyung, sebuah pernyataan Sooyoung lontarkan. Dan itu membuat Taehyung mengendus tak suka.

Tak peduli pada wajah sendu Sooyoung, Taehyung berjalan melewati wanita itu. "Kau tau aku bekerja kan, Soo?"

Belakangan ini Taehyung menjadi sensitif. Sekecil apapun kesalahan Sooyoung akan membuat amarah Taehyung meledak. Sangat berbeda dengan Taehyung saat hari pertama mereka tinggal bersama setelah menikah. Lelaki itu tidak pernah marah walaupun Sooyoung selalu menganggu waktu Taehyung.

Lihat sekarang? Seakan Taehyung yang Sooyoung nikahi 11 tahun yang lalu sudah musnah entah kemana.

Tak ingin ia bertengkar dengan Taehyung, Sooyoung mengalah "Maafkan aku. Kau lelah kan? Akan ku siapkan air hangat untukmu mandi".

Dan hanya dibalas deheman oleh Taehyung saja.

•••

Kejadian tadi sore berputar-putar di kepala Sooyoung. Rasa penasaran dan keingin tahuan akan wanita yang Taehyung jumpai sore tadi menguasai pikiran Sooyoung. Ingin bertanya pada Taehyung, namun Sooyoung terlalu takut.

Padahal mengobrol antara satu sama lain sebelum tidur sudah menjadi kebiasaan rutin Taehyung dan Sooyoung. Setiap malam mereka akan menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk mengobrol. Menceritakan aktifitas yang baru saja dilalui hari itu satu sama lain. Sebelum benar-benar terlalap dan berkelana di alam mimpi.

Namun kebiasaan itu musnah sudah. Sejak Taehyung yang sering pulang terlambat, kebiasaan itu tak pernah dilakukan lagi. Tidak ada waktu untuk berbagi cerita satu sama lain, dan tak bisa Sooyoung pungkiri bahwa ia merindukan hal itu.

Dimana ia bisa mengeluh pada Taehyung, dan lelaki itu akan merengkuhnya lalu memberikan kata kata penyemangat. Tak lupa memberikan pelukan dan kecupan energi yang mampu membuat Sooyoung menjadi lebih kuat.

Dan malam ini, Sooyoung ingin mengembalikan kebiasaan yang sudah absen mereka lakukan. Berkali-kali ia mencuci mukanya untuk menahan kantuk sembari menunggu Taehyung selsai mandi. Sooyoung tak ingin mengulur-ulur waktu lagi. Karena waktulah mereka bersatu, dan waktu juga mampu memisahkannya.

Suara pintu kamar mandi membuat Sooyoung menoleh. Mendapati Taehyung yang sudah memakai kaos putih tanpa lengan dan celana piyama; bersiap untuk tidur.

Dengan ragu Sooyoung membuka mulutnya, "Sudah mengantuk ya?".

Taehyung menggeleng; menaiki ranjang dan menarik selimut. Merapatkan tubuhnya pada Sooyoung dan memeluk pinggang Sooyoung. "Tidak terlalu" jawabnya.

Sifat manja itu tidak pernah berubah. Sooyoung bersyukur bahwa lelaki yang sedang menopangkan kepalanya di paha Sooyoung itu masih Kim Taehyung nya.

Tangan Sooyoung terulur mengusap rambut Taehyung pelan. "Ada masalah di kantor?" Sooyoung memulai pembicaraan.

"Tidak terlalu serius" jawan Taehyung seadanya.

"Belakangan ini kau selalu pulang terlambat, Tae" Sooyoung sengaja melembutkan intonasinya; tak ingin Taehyung tersulut emosi.

"Aku lembur, Soo." suara Taehyung mengeras. Bertanda bahwa ia sedang menahan emosinya.

Ayolah, apa begitu sulit bagi Sooyoung memercayai bahwa dirinya sedang berkeja; lembur di kantor. "Kau tak percaya padaku?".

Kepercayaan adalah pondasi dari hubungan mereka. Tidak, bukan Sooyoung tak percaya pada Taehyung. Namun sesuatu seperti mengganjal dan membuat ia sedikit ragu. Dirinya masih memercayai Taehyung, tentu saja.

"Bukan seperti itu. Hanya saja kau terlalu sering menghabiskan waktu diluar. Kau lupa memberiku dan Taeoh waktu bersamamu" jujur saja, Sooyoung rindu saat ia, Taeoh, dan Taehyung makan malam bersama. Setelah itu mereka akan menonton TV diruang tengah, dan menidurkan Taeoh di kamarnya. Menyanyikan lagu pembawa tidur dan tak lupa memberikan kecupan selamat malam untuk putra semata wayang mereka.

Sadar akan perasaan Sooyoung, Taehyung bangkit dari tidurnya. Kini ia duduk bersila menghadap Sooyoung. Tangan Taehyung terangkat, mengelus pipi Sooyoung pelan. "Maafkan aku, Soo. Aku akan mengatur lagi waktuku dan meluangkan waktu bersama kalian".

Dan Sooyoung percaya akan hal itu. Taehyung tak pernah berbohong, apa yang ia janjikan akan selalu ia tepati. Perasaan lega mulai memguar di benak Sooyoung. Namun belum mampu menepis penasarannya akan wanita yang ia lihat bersama Taehyung.

Tangan Taehyung yang masih mengelus pipinya, Sooyoung turunkan. Dengan penuh keberanian ia membuka suara lagi, "Boleh aku bertanya?".

"Tentu saja"

Menghirup napas dalam, lalu membuangnya. Sooyoung bertanya, "Wanita yang bersamamu dan kau bukakan pintu mobil tadi sore. Siapa dia?"

Tubuh Taehyung membeku. Tak menyangka Sooyoung akan bertanya hal semacam itu. Namun semampunya ia menepis raut keterkejutannya, Taehyung memperbaiki ekspresi wajahnya. "Tadi sore?" tanyanya memastikan.

Anggukan Sooyoung gunakan untuk menjawab pertanyaan Taehyung. Ia menyadari gelagat gelisah seorang Kim Taehyung.

"Bukan siapa-siapa. Hanya client, kau tau?" ada nada gemetar disana, namun sayang Sooyoung tak menyadarinya.

"Kau membukakan pintu untuknya" itu adalah titik pokok dari kegelisahan Sooyoung.

Dirinya saja jarang Taehyung bukakan pintu mobil dan lelaki itu dengan senang hatinya membukakan mobil untuk seseorang yang tak Taeyong kenal.

Emosi Taehyung sedikit tersulut, "Apa salah jika aku membukakan pintu untuknya?"

"Tidak, mak-"

"Sudahlah, Soo. Kau merusak moodku! Apa kau pikir aku sedang bermain di belakang?"

"Buk-"

"Sudahlah, aku ingin istirahat" Taehyung menarik bantalnya. Lalu menenggelamkan kepalanya di bantal tersebut, tertidur membelakangi Sooyoung.

"Aku hanya takut, Tae"

Bersambung...

Anemone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang