9

3.9K 492 112
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

Walaupun langkahnya begitu berat, pada akhirnya Sooyoung kembali kerumah itu. Setelah 3 hari ia menginap di rumah Daniel, dan segala urusannya selesai. Sooyoung pulang kerumah itu hanya untuk pergi. Sengaja kembali sekitar pukul 9 pagi karena ia tau rumah itu akan kosong di jam 9 pagi.

Namun perkiraan Sooyoung salah. Kim Taehyung di rumah. Wajah yang kusut serta tubuh yang berantakan; laki-laki itu tidak mengurus dirinya sendiri. Bisa Sooyoung lihat rambut halus yang mulai tumbuh diantara bibir atas dan bawah hidung Taehyung. Membuktikan bahwa pemuda itu benar-benar mengabaikan kebersihan dirinya sendiri mengingat Taehyung akan selalu membersihkan wajahnya dua hari sekali.

Tatapan itu, Sooyoung begitu mengenal Taehyung. Banyak sekali kalimat yang ingin Taehyung katakan padanya, namun Sooyoung enggan untuk membuka percakapan.

Tanpa mengeluarkan satu katapun, Sooyoung meletakkan amplop coklat besar di meja ruang tamu. Dan berlalu dari sana menuju kamarnya.

Rumah tangganya dengan Taehyung sudah berakhir. Sooyoung lebih memilih meninggalkan rumah ini dan akan tinggal di rumah Jimin untuk sementara. Bagaimana cara Sooyoung untuk menceritakan masalahnya kepada Jimin dan Chanyeol menjadi urusan belakangan bagi Sooyoung. Ia hanya perlu mengemas pakaian dan kebutuhannya lalu pindah kerumah Jimin dengan bantuan Daniel.

Kamar dengan nuansa cream ini, Sooyoung masih ingat perdebatan konyolnya dengan Taehyung untuk memilih warna cat kamar. Hijau lumut atau merah darah. Pada akhirnya mereka meminta pendapat Jihoon dan memutuskan untuk mengecat sesuai pendapat Jihoon. Benar-benar sangat konyol.

Rasanya begitu sakit saat iris hazel Sooyoung menangkap foto pernikahannya dengan Taehyung yang terpajang besar di dinding kamarnya dengan Taehyung. Saat itu adalah penampilan tercantik Sooyoung. Sekali seumur hidup dan Sooyoung tak akan pernah mengira akan berakhir seperti ini. Taehyung dengan setelan tuxedo dan surai hitam yang memamerkan jidatnya, Sooyoung tak pernah mengira pangerannya mengkhianati dirinya.

Air mata yang jatuh tanpa perlu diberi aba-aba, Sooyoung menyekanya kasar. Ini sudah berakhir. Keputusannya adalah yang paling tepat. Dirinya memutuskan meninggalkan kamar itu. Hari ini adalah terakhir kalinya Sooyoung menginjakkan kamarnya dengan Taehyung.

Pakaian dan kebutuhan Taeoh juga sudah Sooyoung benahi. Hanya yang benar-benar dibutuhkan, ia bisa menyuruh Jihoon lain kali jika ingin mengambil barang lagi dari rumah ini. Hanya dua koper besar, Sooyoung menggeretnya menuju pintu keluar rumah penuh kenangannya dengan Taehyung.

"Bayimu membutuhkanmu, kau bisa menemui Taeoh kalau ada waktu" walau enggan untuk berbicara dengan Taehyung, ia melontarkan kalimat itu sebagai ucapan selamat tinggal pada Taehyung. Walau bagaimanapun, Sooyoung tak bisa memisahkan Taeoh dari Ayahnya. Maka ia memberi izin pada Taehyung jika ingin menemui Taeoh.

Terlalu berat untuk membuka mulut dan mengeluarkan suara, apalagi menahan Sooyoung untuk tetap tinggal. Taehyung hanya mampu melihat punggung sempit itu berjalan melewatinya dan meninggalkan dirinya. Seperti tujuan untuk hidup Taehyung baru saja pergi, seluruh hidupnya telah pergi. Ia tak memiliki alasan untuk tetap hidup lagi, Taehyung rasa ia sudah mati saat ini.

Tak ada yang bisa mendeskripsikan seberapa besar penyesalan Taehyung karena sudah mengkhianati Sooyoung. Hidupnya terasa sangat hampa saat kedua kaki Sooyoung sudah benar-benar meninggalkan rumahnya dengan Sooyoung.

Dengan langkah gontai Taehyung mendekati meja dapur, menatap amplop coklat itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Taehyung tentu bukanlah seseorang yang bodoh tidak mengetahui apa isi amplop itu, namun ia hanya memastikan. Diam-diam berharap isi amplop itu bukanlah apa yang ia pikirkan di dalam kepalanya.

Anemone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang