.
.
.
Typo is my style
.
.
."Astaga! Bunga! Aku lupa menyiapkan sebuket bunga!" di dalam mobil yang terbilang lenggang itu terasa sangat sesak. Padahal isinya hanya terdapat empat orang, dengan tiga orang dewasa dan satu remaja.
Sesak itu datang karena waktu yang sudah mepet dengan jadwal upacara kelulusan Jihoon. Sooyoung tak tau kenapa, tapi belakangan ini ia sering sekali terlambat dan harus tergesa-gesa.
"Bodoh! Bagaimana mungkin kau melupakan buket bunga di hari kelulusan adikmu?!" Jimin menyeletuk dari bangku depan. Sejak pagi tadi ia merasa sangat kesal karena harus ikut datang ke acara kelulusan Jihoon. Harusnya ia dirumah saja, menjaga Seulgi yang baru saja melahirkan buah hati mereka yang kedua. Tapi Si Bungsu Jihoon sedang kumat, meminta semua kakaknya untuk hadir.
Dengan embel-embel, 'Hyung, semua orang tua temanku datang. Aku yang tidak punya orang tua lagi hanya meminta semua kakakku hadir di hari kelulusanku', Jihoon memohon pada Jimin dengan wajah memelas seperti anjing kelaparan yang tidak diberi makan selama seminggu.
"Dia juga adikmu, Park Jimin" Sooyoung tak mau kalah, tentu saja. Jika Chanyeol selalu memanjakannya, lain halnya dengan Jimin yang selalu bertengkar dengannya. Fakta lainnya adalah ia, Jimin, dan Jihoon adalah musuh bebuyutan. Dari kecil bahkan hingga sekarang.
"Berhenti berdebat! Salah satu dari kalian turun, kita sudah sampai di toko bunga" Chanyeol yang sedari tadi diam akhirnya membuka suaranya. Kepalanya pusing mendengar keributan yang dibuat oleh kedua adiknya.
Mereka tidak pernah berubah sekalipun mereka sudah memiliki anak. Akibat dari menikah dini,jadi sifat kekanakannya masih belum hilang. Begitu menurut Chanyeol yang dilangkahi oleh kedua adiknya.
"Park Jimin, turun! Beli bunganya" Sooyoung bersuara, menyuruh Jimin untuk turun dan membeli bunga. Karena sungguh, ia sangat malas untuk turun.
"Tidak! Aku alergi bunga, kau saja yang turun Park Sooyoung!" Jimin membalas. Enak saja Sooyoung menyuruh nya yang bahkan lebih tua dari Sooyoung.
"Kau bohong! Alergi darimananya? Kau selalu membelikan Seulgi Eonni bunga!" tentu saja Sooyoung tak mau kalah. Bagaimana mungkin Jimin alergi bunga padahal hampir setiap hari ia membelikan bunga untuk Seulgi.
"Park Sooyoung! Kau saja yang turun! Berhenti menjadi bocah, kau tidak malu pada Taeoh?" suara Chanyeol menjadi final perdebatan antara Sooyoung dengan Jimin. Mau tak mau Sooyoung mengalah, ia membuka pintu mobil. Sempat ia lirik sebentar pada Taeoh yang sibuk pada ponselnya. Entahlah, ia memang selalu kekanakan jika berada diantara Chanyeol dan Jimin. Sampai ia melupakan bahwa Taeoh masih ada disampingnya.
"Selamat Datang di Toko Kami! Ada yang bisa saya bantu?" Sooyoung memberikan senyuman manisnya pada seorang gadis yang berdiri di balik meja kasir tersenyum menyambut kedatangannya.
"Bungkuskan satu buket bunga. Yang cocok dibawa ke hari kelulusan"
Gadis itu tersenyum. "Mohon tunggu sebentar".
Sambil menunggu bunga yang ia pesan selesai, Sooyoung lebih memilih mengitari toko bunga itu, sekedar melihat-lihat.
Sejah tiga tahun yang lalu pindah ke Brooklyn, hobi berkebun Sooyoung tak pernah ia lakukan lagi. Mengingat apartemennya dengan Daniel dan Taeoh terletak di lantai belasan membuat ia harus berpikir ulang untuk berkebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anemone [Completed]
Fanfiction"Touch your heart and close your eyes. Make a wish and say goodnight to me" Start : 2018 November 9th Finish : 2019 March 21th