4

3.9K 533 72
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

"Sejak kapan sekretaris mu ganti? Kak Taeyeon kemana?" alih - alih turun dari mobil, Sooyoung melemparkan sebuah pertanyaan pada Taehyung. Tak berniat melihat wajah suaminya itu, Sooyoung lebih memilih membuang pandangannya keluar jendela, menatap dinding garasi rumah mereka dari balik jendela mobil Taehyung.

"Maaf aku tak memberitahu mu, Soo. Taeyeon Noona pindah ke Kanada bersama suaminya" Taehyung mencoba mengalah, walau bagaimanapun rasa bersalah muncul di dalam benaknya.

Pandangan Sooyoung kini beralih pada kedua jemarinya yang saling bertautan, dengan perasaan ragu ia membuka mulutnya, "Kau banyak berubah".

Taehyung membuang napasnya kasar, bola matanya berputar. Ia sudah cukup lelah melewati hari ini, sikap Sooyoung yang seperti ini membuatnya jenuh. "Ayolah, Park Sooyoung! Aku tak selingkuh seperti apa yang kau pikirkan!".

Lantas Sooyoung menoleh, dirinya tertegun mendengar bentakan dari Taehyung. Jantungnya berdentuman begitu keras, dengan mata yang berkaca-kaca ia memberanikan diri menatap langsung pada retina Taehyung. "Kau sendiri yang mengakuinya, Kim Taehyung".

Bahkan Sooyoung masih ragu dengan segala hipotesanya, dengan Taehyung mengatakan hal itu membuat segalanya lebih jelas. Lelaki itu sudah terlebih dahulu takut ketahuan, saat sedang tersudut seperti ini lantas ia membantah apa yang bahkan tak Sooyoung lontarkan. Bukankah sudah terjawab? Bahwa suaminya itu memang sedang bermain di belakangnya.

"T-tidak! Sooyoung! Tunggu!" Sial! Taehyung merutuk dalam hati. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia ketauan karena kebodohannya sendiri.

"Park Sooyoung!" suara Taehyung menggema di dalam ruang tengah. Membuat Jihoon dan Taeoh yang berada di sana sontak kaget, dengan Sooyoung yang berjalan terus tanpa mengacuhkan panggilan Taehyung.

"Jihoon-ah, bawa Taeoh ke kamarnya" Jihoon mengangguk menuruti perkataan sang kakak ipar. Maka dari itu ia menarik tangan Taeoh dan membawanya ke kamar Taeoh; meninggalkan cemilan mereka di depan meja TV.

Tanpa perlu mengeluarkan tenaga banyak, Taehyung sudah menarik lengan Sooyoung. Perasaan bersalah semakin menyelimuti benak Taehyung melihat wajah Sooyoung yang basah karena air mata.

"Maafkan aku, Soo" tubuh Taehyung terdorong saat ia hendak memeluk Sooyoung. Tidak, Sooyoung tak memerlukan pelukan pria itu kali ini.

Sooyoung menghapus air matanya kasar, menatap retina Taehyung dengan lantang. "Ku tanya padamu, Kim Taehyung. Apa yang kurang dariku? Kau bosan padaku? Apa kesalahanku? Tolong katakan padaku!"

Melihat Sooyoung seperti ini, air mata Taehyung ikut terjatuh tanpa bisa ia kendalikan. Perasaan bersalah teramat dalam, serta penyesalan menyelimuti dirinya. Taehyung juga tak tau apa yang membuat ia berani bermain api di belakang wanita itu padahal sangat jelas bahwa ia masih mencintai Sooyoung dan keluarga kecil mereka.

Tak tau lagi apa yant harus Taehyung lakukan, ia berlutut. Menggenggam erat tangan Sooyoung. Dengan kepala tertunduk, Taehyung meminta ampunan. "Aku minta maaf, Soo. Semua ini diluar kendaliku. A-aku sungguh tak bermaksud. Awalnya hanya-"

"Kau bisa berduaan diluar sana hingga larut malam sedangkan aku tak tidur karena menunggumu. Kau sungguh brengsek"

Kedua tangan Taehyung menggenggam tangan Sooyoung semakin erat, dirinya tak ingin rumah tangga mereka hancur karena masalah memalukan seperti ini. "Kumohon, Soo. Berikan aku satu kesempatan lagi. Aku tau aku sangat bodoh karena mengkhianati mu. Ku mohon, hanya sekali. Aku tak akan mengulanginya lagi."

Anemone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang