18

3.1K 449 78
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

Sooyoung terbangun dari tidurnya. Suara cekikikan terdengar dari luar kamar yang ia tempati padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul 2 malam.

Jihoon dan teman-temannya masih belum tidur. Setelah mengadakan pesta Barbeque sepertinya teman-temannya memilih untuk menginap di rumah Jimin dan berakhir dengan sekumpulan pemuda baru lulus kuliah itu bergadang dan entah melakukan apa.

Bahkan Taeoh pun memilih bergabung dengan teman-teman Jihoon saat Jihoon menawarinya untuk ikut bermain.

Tanpa berniat menyalakan lampu kamar, Sooyoung berjalan ke arah balkon kamarnya yang terletak di lantai dua. Ia tak bisa tidur lagi.

Bingung hendak mengerjakan apa, Sooyoung mengambil ponselnya. Lalu menekan sesuatu di layar ponsel, ia menghubungi Daniel.

"Ya, Soo? Ada apa?" Daniel menjawab dari seberang sana.

Sedangkan Sooyoung menyamankan posisinya di kursi yang terletak di balkon kamar. "Kau belum tidur?".

Suara tawa yang menyaring terdengar dari ponsel Sooyoung, "Kau mabuk? Disini masih siang, Park Sooyoung".

Hal itu membuat wajah Sooyoung memerah karena malu. Sungguh, ia lupa jika antara ia dan Daniel memiliki perbedaan waktu yang bahkan selisih 14 jam.

"Ugh, apa karena aku merindukanmu?"

Lagi, suara tawa Daniel terdengar dari seberang sana. "Sepertinya kau benar-benar mabuk!"

"Tidak, Kang Daniel!"

Hanya ada keheningan setelah itu. Daniel tak tau harus mengatakan apa sedangkan Sooyoung tenggelam dalam pikirannya.

Perasaan takut datang entah darimana memenuhi pikiran Sooyoung. Ia kalut, pikiran negatif terus menghantui pikirannya. Dan itu membuatnya merindukan Daniel.

"Sooyoung?"

Sooyoung tersadar dari lamunannya, tubuhnya terhentak karena sedikit kaget mendengar Daniel yang tiba-tiba memanggil namanya. "Ya? Ada apa, Niel?"

"Eumm, sepertinya aku tidak bisa menjemput minggu depan. Mau menunggu lebih lama?"

Tanpa ia sadari, Sooyoung tersenyum. Daniel begitu menjaga hati nya agar tidak terluka. "Tidak apa, aku akan kembali dengan Taeoh tanpa kau jemput".

"Tidak bisa! Kau tunggu saja aku, Oke?"

"Tidak perlu menjemputku, Niel. Merepotkanmu saja"

"Bodoh! Kita juga harus mengurus kepindahan kewarganegaraan mu dan Taeoh. Aku juga harus ada disana. Kau lupa?"

Ah, iya! Sooyoung lupa. Sebelum kembali ke Brooklyn, Sooyoung pulang hendak mengurus kepindahan kewarganegaraan.

Sooyoung menatap cincin emas putih yang melingkar di jari manisnya. Cincin pertunangannya dengan Daniel.

Dua bulan lagi mereka akan melangsungkan pernikahan di Brooklyn, dan Sooyoung benar-benar akan berpindah negara. Tidak untuk sementara lagi.

Jari jempol Sooyoung memainkan cincin itu, memutarnya searah jarum jam. "Daniel?"

"Ya?"

"Apapun yang terjadi. Jangan pernah berpikir untuk melepaskanku, ya?"

"Tentu saja" Sooyoung yakin Daniel sedang tersenyum saat ini, memamerkan gigi kelincinya dengan mata yang membentuk eye smile yang indah.

"Yasudah, kau tidurlah. Disana tengah malam kan?"

"Hmm"

"Selamat tidur, Park Sooyoung"

Anemone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang