.
.
.
Typo is my style
.
.
.Rasa kantuk yang tak tertahankan itu sudah hilang entah kemana digantikan oleh kekhawatiran luar biasa. Daniel hanya mampu membalas pelukan Sooyoung, mengelus punggung wanita itu sekedar membantunya untuk meredakan tangisan. Sekitar pukul 1 dini hari, dimana ia baru saja memejamkan matanya sekitar 30 menit yang lalu, Sooyoung sukses membuat Daniel kaget.
Kaos putih Daniel sudah basah akibat Sooyoung, "Rasanya sangat sakit, Niel". Perlahan Daniel menggiring Sooyoung untuk duduk ke sofa sebelum ia menutup pintu apartemennya.
Membiarkan Sooyoung mengeluarkan segala kesakitannya lewat isak tangis yang tak kunjung mereda. Daniel enggan bertanya-tanya apa yang membuat wanita itu seperti. Ia lebih memilih diam dan menunggu Sooyoung untuk bercerita.
Sekitar kurang dari satu jam sampai pada akhirnya tangisan Sooyoung benar-benar mereda. Daniel melepas pelukannya, mengambil tissue dari meja yang ada di samping sofa. Tanpa jijik ia membersihkan air mata Sooyoung dan cairan putih yang keluar dari hidungnya.
"Mau air mineral?" tawar Daniel.
Sooyoung menggeleng menolak tawaran Daniel, "Kopi" untuk meminta segelas kopi darinya.
Sempat hendak menolak permintaan Sooyoung, pada akhirnya Daniel beranjak untuk membuatkan kopi permintaan Sooyoung. Biarkan saja kali ini, lain kali Daniel tak akan membuatkan kopi untuk Sooyoung.
Mata Daniel sesekali melirik Sooyoung dari dapurnya sambil meracik kopi. Hatinya ikut sakit melihat Sooyoung yang seperti ini. Ingin sekali ia menanyakan apa masalah wanita itu, namun ia rasa Daniel tak berhak dan Sooyoung butuh privasi sekalipun ia adalah orang terdekat Sooyoung setelah Taehyung.
"Tidak terlalu panas, kau bisa langsung meminumnya" Sooyoung menerima gelas berisikan cairan hitam itu dari tangan Daniel. Menyeruputnya hingga nyaris habis dan menyisakan serbuk kopi di dasar gelas.
"Mau lagi?" Daniel menyodorkan gelasnya yang belum berkurang sedikitpun. Sooyoung benar-benar butuh kopi untuk menurunkan kadar kesetresannya.
"Tidak"
Penolakan Sooyoung ia balas dengan lemparan tissue pada wanita itu. "Bersihkan bibirmu" kekehan terselip diantara kalimat yang Daniel lontarkan melihat sudut bibir Sooyoung yang hitam karena kopi.
"Baiklah. Saatnya untuk tidur. Kau bisa tidur di kamarku, Soo" Daniel bangkit dari duduknya. Mengambil gelas kosong Sooyoung dari meja dan membawanya ke dapur. Walaupun matanya sudah benar-benar cerah, Sooyoung butuh istirahat. Daniel tak bisa membiarkan Sooyoung tetap terjaga.
"Dia selingkuh, Niel" langkah Daniel terhenti saat mendengar ucapan Sooyoung. Bahu selebar 60cm itu berbalik, iris elangnya menangkap Sooyoung yang menunduk dalam.
"Wanita itu mengandung anaknya yang sudahh 8 bulan" Daniel tak sanggup mengatakan apapun saat Sooyoung menoleh padanya. Raut wajah yang tampak menahan sakit, Daniel bisa merasakan kesakitan itu.
Kedua gelas itu kembali terletak di meja samping sofa, Daniel mengambil tempat di samping Sooyoung. Menatap Sooyoung penuh tanya.
Untuk kedua kalinya Sooyoung berhambur ke pelukan Daniel. "Aku membenci Taehyung, Niel".
Isakan tangis itu kembali terdengar. Tak pernah Daniel sangka Taehyung berani berbuat seperti itu. Bahkan tubuh Daniel kaku, tak tau harus melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anemone [Completed]
Fanfiction"Touch your heart and close your eyes. Make a wish and say goodnight to me" Start : 2018 November 9th Finish : 2019 March 21th