14

3.5K 441 61
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

"Kau tau apa yang barusan kau katakan, Park Sooyoung?" Daniel menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya. Matanya menatap dalam pada manik Sooyoung.

Perkataan Sooyoung yang meminta agar ia ikut dengan Daniel barusan terdengar sangat sepele dan main-main di telinga Daniel. Bagaimana mungkin ia ingin ikut dengan Daniel sedangkan dirinya adalah alasan Daniel untuk pergi.

"Aku tau jelas apa yang ku katakan, Kang Daniel!" Sooyoung jelas membalas penekanan kata Daniel. Matanya ikut membalas tatapan Daniel menantang.

Daniel menghembuskan napasnya kasar, dalam hati ia mencoba mengeraskan hatinya agar tidak terbuai dengan kata-kata Sooyoung. Membawa Sooyoung hidup bersamanya jelas sudah menjadi impian Daniel sejak lama, tapi ia sadar diri ia tak akan bisa memiliki tempat dimana ia bisa menjadi pendamping hidup Sooyoung.

"Tolong jangan mempermainkan ku, Soo. Aku pergi dari negara ini karena ada kau disini"

"Kasarnya aku ingin ke tempat dimana yang tidak ada Park Sooyoung disana"

"Aku tau, Niel" Sooyoung tak sebodoh itu untuk tidak paham bahwa Daniel pergi untuk melupakannya. Dirinya hanya cukup bodoh untuk tidak menyadari perasaan Daniel yang sampai sedalam itu padanya selama ini.

"Kau tau artinya jika kau ikut denganku kau bersiap menjadi teman hidupku 'kan? Aku pergi agar bisa berhenti mencintaimu, jika kau ikut maka aku tak akan bisa berhenti. Jadi kau harus bertanggung jawab jika kau tetap ingin ikut denganku" Daniel memperjelas ucapannya. Ia tak ingin Sooyoung salah paham, tapi tampaknya Sooyoung paham dengan sangat baik yang dikatakan Daniel.

Wanita itu tersenyum lalu mengangguk, menyetujui ucapan Daniel.

Tak ada lagi perasaan yang harus Sooyoung jaga, melihat Daniel yang setulus ini padanya sudah meyakinkan diri Sooyoung sendiri bahwa lelaki di depannya ini mampu membahagiakan dirinya. Mengobati segala luka yang dibuat oleh Taehyung. "Maka dari itu, buat aku jatuh cinta padamu, Niel".

"Aku tak mau kau menyesal, Soo" bukannya tak mau, Daniel hanya takut jika ia gagal membuat Sooyoung jatuh cinta padanya mengingat bagaimana Sooyoung begitu mencintai Taehyung.

"Bukankah cinta datang karena biasa?" lagi-lagi Sooyoung menjawab menantang Daniel.

"Bukankah sejak umur 15 tahun kita selalu biasa bersama? Tapi hanya aku yang jatuh cinta, Soo" perkataan Daniel barusan mampu membuat Sooyoung terdiam.

"Sudahlah. Lebih baik sekarang kau kembali ke dalam. Taehyung menunggumu" Daniel mengalihkan perhatiannya, tak ingin lagi memandang Sooyoung. Ia takut untuk jatuh cinta lagi.

"Daniel?"

Pupil cokelat Daniel membesar; matanya membulat lebar saat bibir Sooyoung mendarat tepat di atas bibirnya saat ia menoleh ketika Sooyoung memanggil namanya.

Dengan jantung yang berdentuman sangat kuat, Daniel hanya mampu terdiam dan menatap kelopak mata Sooyoung yang tertutup dengan jarak kurang dari satu cm di depan matanya.

Tubuh Daniel semakin menegang saat kelopak itu terbuka, memerkan iris cokelat yang sangat Daniel sukai sedang memandang ke arahnya. Bisa Daniel lihat bagaimana pantulan dirinya di iris cokelat Sooyoung, tanpa bisa ia kendalikan; Daniel jatuh cinta lagi untuk ke sekian kalinya.

"Tolong bawa aku, dan buat aku jatuh cinta kepadamu"

"Tapi, Soo—"

"Ini perintah, Kang Daniel!"

•••

Sooyoung menarik napasnya kuat lalu membuangnya kasar. Entah sudah berapa kali ia melakukannya hingga tak sadar jika sedari tadi Daniel sedang memerhatikan dirinya.

"Kau masih punya waktu untuk kembali pada Taehyung, Park Sooyoung" Sooyoung menoleh pada Daniel yang sudah berdiri di sampingnya.

Lekas ia menggeleng menjawab pertanyaan Daniel, lalu berkata dengan tegas "Tidak, Kang Daniel".

Baiklah, jika Sooyoung menantangnya. Daniel akan membalas, "Aku tidak akan melepaskanmu lagi setelah ini sekalipun kau bersujud di kakiku meminta pulang dan kembali pada mantan suamimu itu".

Ancaman Daniel barusan membuat Sooyoung tertawa geli. Bukannya menjawab perkataan Daniel, Sooyoung berlari menuju saudara nya yang sedang berkumpul tak jauh dari tempat ia dan Daniel berdiri.

Daniel tersenyum tipis melihat bagaimana Sooyoung memeluk Taeoh dan tertawa entah karena apa bersama para saudaranya. Lantas Daniel menyusul, "Pesawat akan take-off 20 menit lagi, bersiaplah" ucapnya.

Ucapan Daniel barusan menjadi pertanda sudah saatnya untuk berpamitan. Maka dari itu Sooyoung memeluk Chanyeol, membisikkan kepada kakak tertuanya itu bahwa ia akan baik-baik saja. Tak lupa pula Sooyoung memeluk istri Chanyeol, Wendy Son.

Berlanjut kepada Jimin dimana Sooyoung mendapatkan usapan di kepalanya. Diam-diam Sooyoung tau bahwa Jimin berusaha mati-matian untuk menahan tangisannya saat ini.

"Baik-baik saja disana" Sooyoung mengangguk, tangannya menepuk punggung Seulgi dibalik pelukannya.

Tawa tak bisa Sooyoung tahan saat melihat adik paling kecilnya sudah menangis seperti bocah lima tahun di hadapannya. Pipi lebar Jihoon sudah basah akibat air matanya. Lantas Sooyoung menarik tubuh Jihoon ke dalam pelukannya, air mata Sooyoung ikut terjatuh karena sedih harus meninggalkan Jihoon.

"S-sooyoung Noona. Aku pasti merindukanmu" Jihoon memanggilnya dengan panggilan sopan. Sooyoung tersenyum geli disela tangisnya, entah kapan terakhir kalinya anak itu memanggilnya dengan sebutan 'Noona', Sooyoung tak ingat.

"Aku menyayangimu, Ji" Sooyoung mengecup pipi kanan Jihoon. Diumurnya yang sudah menginjak 19 tahun, Jihoon tetaplah menjadi adik kecil untuk Sooyoung.

Taeoh sudah menangis karena harus berpisah dengan Paman-Pamannya, ia ingin tetap berada di Korea namun tak mungkin jika harus tinggal.

Dalam perjalanan ke boarding room, Sooyoung menyadari bagaimana tangan Daniel yang hendak menggenggam tangannya namun ia urungkan. Maka dari itu ia menarik tangan Daniel, menggenggam telapak tangan besar itu tanpa menoleh sekalipun pada Daniel yang kini menatapnya terkejut.

Dalam diam, Sooyoung tersenyum. Sebelah tangannya lagi merangkul bahu Taeoh dan sesekali memainkan ujung rambut putranya itu.

Tepat saat berada di depan pintu boarding room, Sooyoung berbalik. Ia melupakan satu kalimat yang hendak ia sampaikan kepada para saudaranya.

Tanpa tau malu Sooyoung berteriak,

"JANGAN LUPA KUNJUNGI RUMAHKU DI BROOKLYN!"

Tamat




















Tapi boong hehehe

Anemone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang