.
.
.
Typo is my style
.
.
.Sooyoung pikir pergi ke Brooklyn dan meninggalkan Korea membuatnya terlepas dari pria itu.
Jujur saja, keputusannya ikut dengan Daniel adalah agar ia bisa melupakan segala hal tentang Taehyung. Menghilangkan Taehyung dari lingkaran kehidupannya.
Namun, seperti tiga tahun ia pergi adalah hal yang sia-sia.
Nyatanya, ia kembali berada di titik yang sama. Walaupun dengan keadaan yang jelas berbeda.
Wajah itu masih sama, namun tampak begitu kurus hingga memperlihatkan tulang pipinya.
Rambut yang terakhir kalinya Sooyoung lihat hingga menutupi dahi kini sudah pendek dengan gaya cepak. Mungkin Taeyeon memutuskan untuk memangkasnya.
Dan dia masih terbaring di atas ranjang sama seperti tiga tahun yang lalu saat terakhir kali Sooyoung melihatnya. Namun tak ada lagi gips yang menutupi kaki mantan suaminya itu.
Benarkah bahwa hari ini adalah hari terakhirnya?
Sooyoung tak bisa menahan tangisannya. Bahkan Taeoh yang bersikeras ikut dengannya untuk melihat Daddy nya sudah keluar dari kamar inap Taehyung, Sooyoung yakin putranya itu mencari tempat sendiri untuk menangis.
Sekali lagi Sooyoung melihat bagaimana wajah Taehyung dengan mata tertutup dan wajah yang memucat.
Bunyi teratur dari elektrokardiografi menemani tangisan Sooyoung.
"Kim Taehyung! Kenapa kau membuat seolah aku penjahatnya disini?"
Sekuat apapun Sooyoung membenci Taehyung, nyatanya kasih sayangnya untuk Taehyung tak akan pernah bisa ia musnahkan.
Penyesalan jelas Sooyoung rasakan. Pikiranya kalut.
Kalau saja ia tak pernah pergi, Taehyung tak akan berakhir seperti ini.
"Sooyoung?" Sooyoung menoleh, iris hazelnya mendapati Taeyeon di ambang pintu.
"Dokter akan melepaskan semua alat itu" jelas Taeyeon. Ia baru saja menyelesaikan segala urusannya dengan Dokter. Dan ini sudah waktunya untuk mereka melepaskan Taehyung.
"Bisa beri aku waktu?" Taeyeon mengangguk, memberi Sooyoung waktu yang ia minta. Lantas ia kembali menutup pintu, membiarkan Sooyoung sendirian di dalam sana.
Tangisan Sooyoung kembali pecah. Melihat bagaimana sebuah selang yang terpasang di mulutnya untuk sampai ke tenggorokan sekedar membantu pemuda itu bernapas, Sooyoung ikut sakit dalam diam.
Sooyoung memberanikan diri untuk lebih dekat lagi dengan Taehyung. Mata yang sedikit terbuka walaupun ia sama sekali tak sadarkan diri, sama seperti bagaimana kebiasaan Taehyung tidur dengan mata yang sedikit terbuka. Segala sesuatu tentang pria itu, melekat secara permanen di ingatan Sooyoung.
Harusnya bukan berakhir seperti ini. Harusnya ia menampar pipi Taehyung saat pertama kali berjumpa dengannya lagi.
Bukan dengan Sooyoung yang menangisi Taehyung yang berada di ambang kematiannya.
Sedalam apapun luka di hati Sooyoung, sebesar apapun dendam yang menumpuk di hatinya. Sebenci apapun ia dengan Taehyung, pria itu pernah membuat Sooyoung merasa bahwa ia adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.Taehyung bukanlah tipe seorang suami yang suka memukul. Ia tak pernah marah pada Sooyoung. Sekalipun mereka bertengkar kecil, Sooyoung lah yang memancing keributan duluan.
Sooyoung adalah prioritas Taehyung, sejak mereka berpacaran di bangku SMA.
Jika harus menghitung seberapa banyak kesalahan Taehyung, Sooyoung bisa menghitungnya dengan jari. Karena pemuda itu bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anemone [Completed]
Fanfiction"Touch your heart and close your eyes. Make a wish and say goodnight to me" Start : 2018 November 9th Finish : 2019 March 21th