21

3K 405 135
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.


Disaat Taehyung tertidur menjadi kesempatan Sooyoung untuk beranjak meninggalkan kamar inap itu. Dirinya memilih berjalan ke ujung koridor sekedar mencari tempat yang nyaman.

Ponselnya kembali Sooyoung aktifkan. Begitu aktif kembali, sederet notifikasi memenuhi ponselnya dan sebagian besar dari notif itu adalah milik Daniel.

Tanpa berpikir panjang lagi, Sooyoung menekan kontak Daniel. Menunggu panggilannya dijawab oleh Daniel dari seberang sana.

Tak butuh waktu yang lama, panggilan Sooyoung terangkat.

"Hallo, Soo!" suara Daniel terdengar serak. Walaupun ia berseru, namun Sooyoung dapat memastikan bahwa Daniel pasti sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja sekarang.

"Kau demam?" tanya Sooyoung.

Daniel mengangguk di ujung sana. Hal yang sama sekali tidak berguna karena Sooyoung tak dapat melihat anggukan pemuda itu. "Iya! Aku flu. Dan tak bisa tidur sekarang"

Sooyoung tersenyum. Dalam hati ia menghitung jam. Harusnya sudah malam menjelang pagi saat ini di Brooklyn. Tapi tampaknya Daniel benar-benar tak bisa tidur. "Aku harus apa?"

"Eumm..." Daniel berpikir di seberang sana. Ia tak bisa tidur, tak tau harus melakukan apa. Beruntung Sooyoung yang tiba-tiba menghubunginya. Padahal Sooyoung menolak panggilannya dua jam yang lalu.

"Nyanyikan lagu untukku"

"Hah? Kau yakin? Aku tak bisa menyanyi!" permintaan Daniel terdengar aneh. Bagaimana mungkin ia meminta Sooyoung untuk bernyanyi padahal sangat jarang sekali Sooyoung menyanyi. Ia hanya akan berani menyanyi jika ia sedang sendiri. Sooyoung tidak percaya diri pada suaranya.

"Kau bisa, Soo. Jangan mengelak"

"Tidak bisa, Niel"

"Bisa! Aku pernah mendengarnya"

Dahi Sooyoung mengernyit. Daniel pernah mendengarnya bernyanyi? "Kapan? Kau tak pernah".

"Pernah" Daniel jujur. Ia pernah mendapati Sooyoung bernyanyi di ruang musik sekolah mereka.

Siang itu sedang istirahat, disaat semua siswa menyerbu kantin. Ada Sooyoung yang malah berdiam diri di ruang musik.

Niat awalnya ingin lari dari kejaraan pada penggemar Daniel, namun akhirnya ia terjebak di ruang musik bersama Sooyoung yang tak menyadari kehadiran Daniel.

Telinga yang tersumbat earphone, mulut Sooyoung terbuka mengeluarkan senandung yang seirama dengan alunan musik yang ia dengarkan lewat earphone nya.

Saat itu, Daniel memutuskan untuk duduk tak jauh dari Sooyoung. Berdiam diri dan hanya mendengarkan senandung dari Sooyoung yang berganti seiring dengan musik yang ia dengarkan.

Hari itu, Daniel habiskan waktu hingga sore hari hanya untuk mendengarkan Sooyoung bernyanyi. Sooyoung yang memang berniat untuk bolos, sedangkan Daniel yang enggan meninggalkan tempatnya. Mereka berdua bolos pada hari itu.

"Woah! Aku tak menyangka kau menjadi penguntitku selain menjadi sahabatku, Niel" walaupun sedikit lupa dengan kejadian yang baru saja Daniel ceritakan, Sooyoung bisa mengambil kesimpulan bahwa ia sedang dikuntit oleh Daniel saat itu.

Suara tawa parau terdengar dari sana, bayangan Daniel yang memamerkan giginya dengan tawa yang tertahan tercetak dengan jelas di ingatan Sooyoung. Pasti itu hal yang dilakukan Daniel sekarang. Tertawa tidak jelas.

"Tolong nyanyikan sebuah lagu untukku" tampaknya Daniel bersikeras untuk dinyanyikan sebuah lagu oleh Sooyoung.

Dengan tegas Sooyoung menjawab, "Aku tak bisa menyanyi. Kalau kau mau, aku bisa melakukan Rapp untukmu".

Anemone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang