5

3.9K 505 40
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.


Entah kapan terakhir kalinya ia menginjakkan kakinya di perusahaan Taehyung, Sooyoung sendiri tak ingat. Sebenarnya ia juga enggan untuk datang kesini, lebih baik ia dirumah dan mengurus tanamannya. Namun hanya untuk memastikan bahwa Taehyung telah memutuskan hubungannya dengan wanita simpanan suaminya itu; memecat Jennie mungkin.

Senyuman sedikit tersungging di sudut bibir Sooyoung saat melihat meja sekretaris pribadi Taehyung yang kosong, maka dari itu ia bergegas memasuki ruangan Taehyung.

Kedatangan Sooyoung yang tiba-tiba membuat Taehyung sedikit kaget, "Uh, kau datang?".

"Seperti yang kau lihat. Aku hanya membawakan bekal untuk suamiku. Kau lupa membawa bekalmu tadi pagi" kebiasaan Taehyung yang melupakan bekalnya, dan tadi pagi Sooyoung sengaja tidak mengingatkan suaminya itu. Menjadikan bekal sebuah alasan untuk ia mengunjungi perusahaan Taehyung.

"Oh ya, kau tak perlu repot membawakannya kemari" Taehyung mengambil segas air putih dari dispenser yang memang ada di dalam ruangannya, lalu meletakkan gelas itu di meja dan duduk disamping Taehyung.

"Dan membiarkanmu makan siang berdua dengan Jennie?" tepat sasaran. Sooyoung merasa puas karena tembakannya tepat terkena pada Taehyung.

"Apa maksudmu?"

Sooyoung memutarkan bola matanya malas, "Tidak. Lupakan"

Dan ia lebih memilih membuka bekal makanan yang ia bawa untuk Taehyung. Membiarkan Taehyung memakan bekalnya. Dalam diam Sooyoung menatap Taehyung yang kini fokus pada makanannya.

Merasa diperhatikan, Taehyung menghentikan makannya. Ia menatap Sooyoung yang masih menatapnya, "Kau mau juga?".

"Tidak" Sooyoung menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin mengganggu makan Taehyung, dirinya hanya rindu pada suaminya itu. "Aku ke toilet sebentar".

Deheman Taehyung adalah yang terakhir Sooyoung dengar setelah ia keluar dari ruangan Taehyung.

Setelah mencuci tangannya, Sooyoung merogoh tas selempang yang ia kenakan. Mengambil lipstick dari dalam sana dan mengoleskannya ke bibirnya; menebalkan warna lipstick di bibirnya yang mulai memudar.

Dirasa sudah tak ada lagi yang harus dilakukan di toilet, Sooyoung memutuskan untuk kembali ke ruangan Taehyung.

"Halo, iya Tae?"

Namun langkah kaki Sooyoung terhenti saat tiba-tiba indra pendengarannya menangkap suara seseorang dari salah satu bilik toilet.

"Aku sedang ada di toilet, kita baru bertemu beberapa jam yang lalu dan kau sudah merindukanku?"

Sooyoung mendekati bilik itu dalam diam. Tak peduli jika ia melakukan hal yang tidak sopan, telinganya mendengar sendiri suara wanita di dalam bilik itu menyebutkan nama 'Tae'. Taehyung kah yang ia maksud? Suaminya?

"Baik, kita pulang bersama. Aku juga mencintaimu, Tae" Sooyoung tersenyum kecut. Ia kenal suara itu walaupun baru beberapa hari yang lalu ia mendengarnya. Jennie Kim. Sekretaris pribadi dari suaminya.

Jadi Taehyung belum memutuskan hubungannya dengan wanita simpanannya ini?

Mereka akan pulang bersama nanti?

Persetan! Sooyoung tak bisa diam saja.

Hal pertama yang Jennie lihat saat membuka pintu bilik kamar mandi adalah Sooyoung, membuatnya kaget dengan jantung yang langsung berdentuman.

"Kau tau aku istri dari Taehyung 'kan, Jennie Kim?" Sooyoung langsung pada sasarannya. Ia tak ingin lagi berbasa-basi disaat ia menangkap basah si pelaku.

Pertanyaan yang tak perlu dijawab, namun Jennie mengangguk, "Ya, aku tau".

Sorot tajam Sooyoung pancarkan, "Maka dari itu aku minta padamu. Tolong hentikan dan jangan ganggu rumah tanggaku".

Dahi Jennir mengernyit, ia tak mengerti kemana arah pembicaraan Sooyoung. "Tunggu, apa maksudnya?".

"Kau tak perlu menghindar lagi. Aku mendengarnya. Pulang bersama? Mencintai suamiku? Apa kau tidak malu?".

Pertanyaan beruntut Sooyoung benar-benar tak mampu dicerna dengan baik oleh Jennie. Apa maksud wanita itu? "Aku tak mengerti apa yang kau katakan, Nyonya Kim" Jennnie menekan perkataannya. Sungguh, emosinya juga akan meledak jika Sooyoung memperlakukannya seperti ini.

Merasa ditantang, Sooyoung merasa ia tak perlu lagi menjaga perkataannya. "Berhenti jadi wanita simpanan suamiku, Jennie Kim".

Mata Jennie membulat mendengar perkataan Sooyoung barusan. Wanita simpanan? Dirinya? Kim Taehyung?

Mulai mengerti apa maksud dari perkataan Sooyoung, Jennie tersenyum kesal. "Maaf Nyonya Kim yang terhormat. Kau salah paham".

"Kau tak perlu menghindar, telingaku masih berfungsi dengan baik. Kau baru saja menelpon suamiku dan mengajaknya pulang bersama". Sooyoung tak menyerah. Sejauh apapun Jennie menghindar, Sooyoung akan terus maju hingga wanita itu mengaku dan kalah.

"Tapi aku baru saja menelpon suamiku, Nyonya" sungguh, Jennie bukanlah wanita semurahan itu hingga ia mau menjadi wanita simpanan dari Taehyung. Ia memiliki suami yang baru saja resmi satu bulan yang lalu, dan Jennie masih sangat waras untuk tidak merusak rumah tangga orang lain. Dan Taehyung masih kalah tampan dibanding suaminya.

"Tapi kau baru saja menyebut 'Tae'. Bukankah itu Taehyung?" Sooyoung mulai goyah pada pendiriannya. Mendengar penjelasan Jennie membuatnya ikut was-was. Ia salah orang?

Tawa Jennie terdengar menyepelekan, ia tak peduli pada status Sooyoung sebagai istri atasannya karena baru saja Sooyoung merendahkannya dengan menuduh ia sebagai selingkuhan suaminya. "Bukan hanya kau yang memiliki seorang 'Tae'. Aku juga punya, Nyonya. Taeyong. Lee Taeyong, suamiku".

Jennie menunjukkan ponselnya yang menampilkan panggilan terakhirnya. 'My Lovely Taeyong'.

Tanpa sadar Sooyoung menggigit bibir bawahnya. Dan ia semakin malu saat Jennie menunjukkan wallpaper ponselnya yang menampilkan fotonya dengan seorang lelaki yang sedang berciuman bibir.

Jadi bukan Jennie Kim?

"Aku mengajak Taeyong pulang bersama dan aku mencintainya" Sooyoung tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun. Sungguh, ia tak tau harus dia taruh dimana wajahnya sekarang.

"Maafkan aku, Jenn. Ku kira kau-"

"Kau harus mencari keberannya dulu baru bisa melakukan sesuatu. Jika yang kau maksud adalah seorang wanita yang sering Taehyung Sajangnim temui diam-diam, itu bukan aku" Jennie berlalu meninggalkan Sooyoung yang tertegun mencerna perkataannya barusan.

"Tunggu. Kau tau siapa wanita itu?"

Langkah kaki Jennie terhenti namun ia enggan berbalik. "Aku pernah melihatnya".

"Siapa?"

"Maaf, Nyonya Kim yang terhormat. Harga diriku tidak serendah itu untuk berpihak pada orang yang baru saja merendahkanku"

Pintu toilet tertutup. Menyisakan Sooyoung seorang diri di dalam sana. Tubuh Sooyoung bergetar, ia jatuh terduduk karena tak mampu manahan beban tubuhnya untuk tetap berdiri tegak.

Sooyoung merasa ia adalah wanita paling bodoh di dunia ini. Apa yang baru saja ia lakukan benar-benar memalukan. Apa yang harus ia lakukan setelah ini?

Jennie tau siapa wanita itu. Dan ia tak akan mau membantu Sooyoung setelah apa yang Sooyoung lakukan padanya.

Bersambung...

Anemone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang