Selamat Membaca🍀🍀🍀
"Gila ga tuh kak? Ucaaa mau gebet ceweeek giiils astagaaaaa"
Musa mendengus kasar. Kakaknya ini, tidak malu apa di usianya yang sudah menikah masih saja bersifat kekanak kanakan.
Arjuanda tersenyum tipis "Iya nih Sayang, si Musa udah gede ternyata" kekeh Arjuanda di akhir kalimat
"Ya kali gue kecil terus. Ini balok udah nempel loh bang di pundak gue. Dan lo bilang 'Udah'? Gila lo sama Kakak sama aja. Sia sia gue jauh jauh ke grup 3 ketemu danyon macem elu"
Arjuanda tertawa, tidak sama sekali tersinggung dengan perkataam adik iparnya yang memang pedas seperti sambal buatan Zasya sang istri.
"Jadi. Alasan lo kesini intinya---"
"Ya kali gue jelasin lagi dari awal. Ish ya kalian tuh bener bener jodoh sifat mirip banget suka banget bikin gue kesel" potong Musa cepat dengan nada keki di ucapannya
Zasya masih terkekeh, berusaha membendung tawanya karena sudah melihat adik tergantengnya sudah memasang muka masam "Iya iya. Paham gue juga Bang, yaudah lah lo ngomong sama Kak Juan aja. Gue ga andal kek ginian. Gue mau jemput Arza du---"
"Mikuuuuum bundaaaaaa Arja pulaaaaang" Arza masuk kerumah dinasnya bersama dengan Caraka Arjuanda, sambil menenteng tas TK berwarna merah cabai "Waaaaaah ada om ucaa. Arja kangen deeeh" teriak Arza sambil menghamburkan diri kepelukan Musa
Musa yang melihat keponakannya itu tersenyum, lalu menyambut keponakan pertamanya dengan senang hati.
"Abang Arza masuk dulu yuk. Ganti baju ganti celana mandi makan terus baru main sama Om Uca. Yuk" ajak Zasya yang langsung dijawab anggukan oleh Arza
"Om Uca. Arja becih becih dili dulu ya. Om uca tungguin arja dulu. Dadaaa"
Musa mengangguk dengan kekehan kecil, lalu memberi hormat "Siap Komandan. Perintah dilaksanakan"
Setelah dirasa Arza sudah dalam dunianya bersama Zasya, Arjuanda tersenyum licik "Jadi. Lo mau deketin cewek kan? Gini caranya"
***
"Kalau ada makanan di meja" Bunga melempar botol Air mineral yang berisi sedikit air kepada Syafa
"Tak pernah engkau makan" tangkap Syafa dan melanjutkan lirik lagu lengkap dengan goyangannya
"Tangkep Lan" lepar Syafa kepada Wulan
Wulan mengangguk, lalu menangkap botol air mineral tersebut "Kalau ada kopi yang ku suguhkan tak pernah engkau minum"
"Awas jangan sampai kau macam macam" teriak Syafa
"Diluaran sana kau macam macam" sambung Wulan
"Saaaa yaaaaaang" timpal Bunga
"Awas. Awas. Awas. Awas." Teriak mereka bertiga secara bersamaan lalu diakhiri dengan tawa
"Cocok gilak kita jadi penyanyi dangdut" ucap Syafa dengan kekeh
"Dih. Gak ada penontonnya Fa nanti mah" timpal Wulan yang dijawab mereka dengan tawa yang menggelegar
Tokk Tokk Tokk
"Eh? Ada yang ketuk pintu tuh" teriak Kinfa- teman sekamar mereka yang untungnya tidak gila seperti mereka- dari dalam kamar
"Lo aja Bung yang buka"
Bunga menggeleng lemah "Gak ah Lan. Lu aja sana Fa yang buka. Cape gue"
Wulan mengangguk, menyetujui pendapat Bunga. Syafa mencebik kesal "Emang kal---"
Tokkk Tokkk Tokkk
Suara ketukam pintu semakin besar, membuat Syafa mau tak mau harus membuka pintu
"See? Jadi siapa yang buka? Kan paling deket elu Fa"
Syafa menghembuskan nafas, lalu berjalan menuju pintu
"Ya? Cari siapa?"
"Selamat siang"
Syafa menyerit bingung melihat siapa didepan rumahnya "Eh, iya siang Pak"
Syafa merasa kikuk, ada seorang tentara yang entah siapa Syafa pun tak kenal. Syafa mengetahui didepan pintu adalah seorang tentara karena pakaian yang dikenakan oleh orang tersebut adalah seragam doreng doreng khas tentara
"Bisa bertemu dengan Mbak Syafa?"
Syafa semakin menyeritkan dahi,bingung dengan situasi yang sekarang "Iya saya sendiri. Ada apa yah Pak?"
Tentara tersebut mengangguk, lalu berjalan menuju motor satria hitam, seperti akan mengambil sesuatu. Dan benar saja, tentara itu kembali dengan 3 buah paperbag di tangannya
"Ini. Dari Komandan Musa"
Syafa mengambil paper bag tersebut, dahinya yang suka mengkerut bingung semakin mengkerut "Ada apa ini Pak?"
Tentara tersebut menggeleng "Saya juga tidak tahu Mbak. Cuma dapat perintah suruh memberikan itu kepada Mbak yang bernama Syafa di alamat ini"
Tentara itu mengulurkan hpnya. Terdapat sebuah note yang berisi tulisan alamat asramanya ini. Ini bukan barang salah alamat, dan bukan pula salah nama. Yang ada didalam note itu benar benar detail sampai Syafa bingung harus mencari alasan bahwa bisa saja tentara ini salah. Namun sebelum Syafa mengeluarkan protesannya, tentara itu sudah berjalan, meninggalkan Syafa dengan satu kalimat yang menandakan bahwa 'mereka' sibuk
"Saya permisi Mbak. Sebentar lagi akan ada JamDan. Mari. Selamat siang"
Syafa mengangguk, lalu melihat tampilan depan paper bag . Ini serius untuk dirinya? Betulan? ohh ayolah siapapun sadarkan Syafa.
"Dipake. Nanti malam saya jemput jam 7. Temani saya reuni SMA di Serang. Musa Yusuf."
Syafa mengarahkan kepalanya kebelakang "Ihh Bunga *dusun baca baca punya orang"
Bunga enggan menjawab perkataan Syafa. Bahkan sebelum Syafa masuk Bunga sudah berteriak histeris "ECIEEEEEEE DEDE PAPA DI AJAK KENCAN SAMA BABANG TENTALA ECIE CIEEE"
Syafa melotot kesal "Bungaaaaaa!"
"CIE SYAFA CIEEEEEEE. ECIE SYAFA CIEEEEE" teriak Bunga dan Wulan kompak dengan berhighfive ria di akhirnya
Syafa memutarkan bola matanya, lalu kembali melihat note di depan paper bag warna biru tosca. Ini serius?
&&&&&
*dusun : gak sopan
Helo epribadeh wkwk ada yang kangen? Wkwk setelah berhari hari off dari wattpad, dan buka buka notip bejibun😂 huah sayang kaleaan❤
Hayo jangan lupa vote dan komen!
Tbc ke part selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)
RomantikFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Cover by : @aliencegan SERIAL KETIGA "MY PERFECT HUSBAND" ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Tadinya, Syafa berfikir bahwa dekat dengan tentara itu enak. Membayangkan betapa romantisnya tentara, dulu Syafa menganggap itu h...