*23 Hari pertama di asrama

8.6K 522 29
                                    

Selamat Membaca🍀🍀🍀

"Caaa iiihh banguuun." Ucap Syafa sembari menggerakan lengan Musa

Musa yang masih nyaman dalam zona 'Nyenyak' nya itu enggan membuka mata, badan besarnya bergerak kesana kemari mencari kenyamanan "Hmmmm"

Syafa memutarkan bola matanya kesal. Satu bulan kurang dua hari bersama Musa membuatnya benar benar tahu sifat Musa yang 'Kebo'-nya gak ketulungan. Setelah mendapatkan cuti nikah plus dengan cuti tahunan, Musa dan Syafa langsung di berikan tiket liburan di Singapura oleh Arjuanda yang di tolak habis habisan oleh Musa.

Arjuanda sebetulnya sedikit kecewa, namun tak ayal, Musa memanfaatkan dengan meminta tiket liburan ke daerah tempat lahirnya Arjuanda. Lombok.

Tiga minggu lebih lima hari Syafa dan Musa menghabiskan waktu sebelum kegiatan, Musa yang memanfaatkan status 'Sah' nya dengan terus memeluk Syafa. Modus memang.

"Ucaaa ih bangun sii gak tahu ni warung di mana" rengek Syafa

Musa masih terus tidur, badannya bergerak kesana kemari mencari Syafa untuk di peluk. Untung saja Syafa sudah bangun dan memakai baju layak untuk pergi ke warung.

Syafa tersenyum miring saat mengingat sesuatu. Dalam hati, Syafa tertawa jahat. Akan Syafa kerjai Musa.

KRIIIING KRIIIING KRIIIING

"Caa ucaa ih ini danyon nih nelpon" panggil Syafa panik

Mendengar kata 'Danyon' Musa langsung membelakan mata. Musa langsung duduk dari tidurnya dengan mata yang di usahakan melek se melek meleknya

"Mana mana?" Tanya Musa ikutan panik

Syafa memberikan ponsel Musa yang khusus Musa gunakan untuk urusan Telfon-menelfon bahkan Sms-berSms.

"Selamat pagi. Komando. Izin Komandan ada apa?" Buka Musa dengan tegas

Syafa menatap suaminya itu dalam. Lalu, tak lama Syafa mengangkat ponselnya ke telinganya "Pagi juga. Jadi gini istri tadi nanya warung dimana katanya" ucap Syafa sembari menahan tawa

Mata Musa langsung menatap Syafa lemah dengan senyum terpaksa. Baiklah, ia di kerjai oleh istrinya sendiri

"Ohh jadi Ibu Musa mengerjai suaminya sendiri?" Tanya Musa tajam

Melihat Musa yang tak ada kata 'Bercanda' melainkan wajahnya sangat serius, membuat Syafa menelan savilannya susah payah.

"Eh--- eh gak gitu Ca. Abis si kamu, aku bangunin nanya warung malah tidur aja aku kan mau masak tahu" jawab Syafa gerogi

Musa melongos, lalu pergi meninggalkan Syafa yang masih diam di kamar depan rumah dinas Musa. Melihat Musa yang berjalan keluar, membuat Syafa semakin tak enak. Dasar bodoh. Bisa bisanya Syafa mengerjai Musa dengan telfon Danyon. Duuh dasar Syafa belegug .

"Caaa. Ih maaf atuh. Maap yaaa ya ya ya ya ya janji ga gitu lagi" rengek Syafa sambil menarik narik lengan Musa

Musa yang sedang mengganti baju diam saja. Membuat Syafa semakin tak enak.

"Caa. Duileh Uca sayaang maap yaa janji gak itu lagi"

Musa masih diam, lalu berjalan menuju teras rumah dinasnya membuat Syafa bimbang. Kalau Syafa keluar rumah dan merengek, bisa bisa di omongin ibu ibu jika mereka bertengkar ini.

Ah tapi sa bodo teuing.

Syafa mengikuti langkah Musa yang sudah di garasi rumah dinas ini "Ca---"

"Naik buru bawel mau di anter ke warung gak" potong Musa cepat dengan wajah mengantuk

Syafa yang mendengar perkataan Musa mengangguk cepat, lalu naik ke boncengan motor Musa yang lumayan cukup tinggi ini.

[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang