*18 Sefruit kekhawatiran

7.1K 542 42
                                    

Selamat Membaca🍀🍀🍀

"Ihh gak. Gak Ca. Gak. Bahaya Uca ih gamau kenapa harus lo sih monyet emang itu yang nunjuk lo"

"Syafaa" tegur Musa yang membuat Syafa mengerucutkan bibir kesal

"Pasti Abang Janda nih. Abaang. Baang. Ih jangan Uca napa bang baru juga selesai ngajukan nikah masa udah di tinggal aja. Mending di tinggal yang lain, ini mau ke Pandeglang lagi bantu bencana alam disana" keki Syafa

Bagaimana tidak, baru saja Syafa dan Musa pulang menghadap dari Wadangrup, Musa mendapatkan telegram bahwa dirinya di tunjuk dalam membantu bencana alam di Pandeglang sana. Sudah di pastikan Syafa menolak mentah mentah, helau kawan kawaaan, Syafa dan Musa baru resmi 'menikah kantor' dan belum sah. Tapi Musa sudah ingin meninggalkannya untuk bencana yang masih diperkirakan gelombang itu bisa datang lagi?

Kalau sudah nikah sih enak Syafa tinggal bilang 'Gak mau jadi Janda muda' lah ini mereka belum nikah, terus Syafa harus bilang apa? GaDiTiMeSeNi gitu? Gadis di tinggal meninggal sebelum nikah? Helauuu.

"Ko abang? Udah deh Fa. Harusnya kamu doain aku dong bukannya malah berfikir negatif gini" ucap Musa berusaha tenang

"Ucaaaa" rengek Syafa "Gu eh akutu takut tau" tambah Syafa

Musa tersenyum dalam hati "Takut ke hilangan aku ya?" Goda Musa

Syafa membelakan mata kesal lalu mencubit pinggang Musa "Au ah!"

"Awh awh awh. Sakit tau Fa duuh" ringis Musa

"Jadi, boleh yah? Aku butuh dukungan kamu nih. Setidaknya ada kamu alasan aku untuk bisa pulang kesini dengan selamat kalaupun nanti bencana itu benar benar datang lagi" tambah Musa lebih tenang, membuat Syafa sedikit terenyuh

"Ucaaaa peluk guee janji gak bilang ke Papah Dzaki deh. Terharu nih guee" rengek Syafa membuat Musa kembali tersenyum

Musa mengangguk, lalu memeluk Syafa tanpa malu di parkiran pekarangan rumah Zasya dan Arjuanda "Bener ya gak bilang Papah lagi. Bisa di jitak nih pala"

Syafa terkekeh mendengar penuturan Musa dengan air mata yang turun di pipinya "Ca. Kembali beneran ya. Gue gak mau beneran jadi gagani"

Musa menyerit heran dalam peluknya "Gagani? Apaan itu Fa?"

"Gadis Gagal Nikah"

Musa menggelengkan kepala takjub "Gak ko. Kan udah ada kamu alasan aku pulang"

***

"

Huhuhuuuu bete deh gak ada temen adu bavot lagi" rengek Syafa

Musa yang sudah siap untuk pergi berkumpul terkekeh "Gak usah anter aku ya. Takut nangis"

"Siapa juga yang mau anter lo" keki Syafa masih dengan air mata dipipinya

Musa kembali terkekeh, lalu mencium kening Syafa pelan "Ciuman pertama kamu kan? Aku yang ambil. Karena nanti, aku adalah ciuman pertama dan terakhir bagi kamu"

"Adik gue belajar gombal dari mana sih" timpal Zasya membuat suasana yang sudah indah menjadi hancur berantakan

Syafa menjauh dari Musa, kepalanya tertunduk menahan malu.

"eh? Lo abis apa sama Syafa? Gue laporin Papah ya bang" goda Zasya yang membuat Musa dan Syfa seketika panik

"Canda aelah muka lu bedua kaya kegep abis ena ena" kilah Zasya cepat lalu meninggalkan mereka berdua dengan sisah tawa

Musa memutarkan bola matanya malas. Dasar. Kakak kurang asem. Mata Musa kembali fokus kepada Syafa yang masih menundukan kepala malu. Musa menarik kepala Akya, lalu tersenyum "Aku pergi ya cinta. Jaga di----"

"Kebalik oneng! Harusnya gu eh aku yang bilang gitu" potong Syafa

Musa mencubit gemas bibir Syafa "Ini bibir ya. Perlu di cium sekali sekali, tapi nanti aja kalo udah nikah"

Siala. Syafa bulshing.

&&&&&

YANG RINDU MANA SUARANYAAAA wkwkak jadi maapkan aku yang baru update yaa, soalnya ya gitu wkwk sikon disini suka bikin deg2an

OHH IYA, BARANG KALI KALIAN MAU BERDONASI TAPI BINGUNG HARIS GIMANA

Silahkan yaa kalian bisa ksitu, dan bisa whatsapp kontak yg tertera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silahkan yaa kalian bisa ksitu, dan bisa whatsapp kontak yg tertera. karena tangan di atas lebih baik drpd tangan di bawah. Yuk bantu sanak saudara kita yang membutuhkan. Salam kemanusiaan.

Tbc ke part selanjutnya!!!

[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang