*14 Izin atau Restu

7.1K 561 55
                                    

Selamat membaca🍀🍀🍀

Syafa melempar asal tasnya di dalam jok mobil depan Musa. Syafa kesal. Kebiasaan Musa tak pernah hilang, selalu saja baru memberitahu Syafa akan pergi 3 jam sebelumnya. Dan kalian tahu lah alasan Syafa kesal. Yups. Betul sekali. Syafa tidak bisa dandan maksimal.

"Kita mau kemana sih sampe buru buru gini" ucap Syafa kesal sembari memakai wedges bertali dengam tinggi 3 cm.

"Serang, ke grup 1"

Syafa menyerit bingung, mengambil tas yang tadi ia duduki sebentar dan dipindah menjadi ada di pangkuannya "Ngapain?"

Musa mengambil sesuatu di jok belakang, lalu memberikan sebuah paper bag berisi map map "Hafalin, kan lumayan saya test kopassus sembari nunggu pengajuan kamu hapalin data diri saya"

Syafa melongo, menerima data yang Musa berikan kepadannya "Sebanyak ini?" Tanya Syafa tak percaya

Musa mengangguk, sesekali mencuri pandang melihat Syafa di samping jok kemudi "Iya. Dan sekarang kita kerumah Mamah sama Papah saya dulu baru lusa habis kamu bimbingan skripsi kita ke rumah Ayah sama Bunda kamu"

Syafa membelakan mata kaget "Curang! Lo kenapa gak bilang mau kerumah ortu lo bege! Ck tau gitu gue make pakaian yang lebih pantas"

Musa tersenyum kecut "Itu juga pantas kalee"

"Yakan tapi Mus---"

Musa memotong ucapan Syafa. Musa menarug jari telunjuk tangam kirinya di atas bibir mungil Syafa "Tidak ada penonalakan"

Syafa menepis tangan Musa cepat "Tangan lo bau sambel terasi dodol"

***

"Kamu gak di guna guna kan sama Musa makanya mau nikah sama Musa?"

Sialan. Musa melotot tajam ke arah Dzaki yang menanyakan hal memalukan itu. Syafa terkekeh geli, lalu mengendikan bahu sopan

"Kayanya iya deh Om"

Dzaki tertawa kencang "Om bercanda. Tuh lihat, mata Uca udah kaya mau keluar satu"

"Mas ya ampun anaknya malah di godain" Syakila ikut menimbrung sembari membawa minuman dengan nampan "Di minum Syafa"

Syafa tersenyum sopan "Iya tante. Terimakasih maaf merepotkan"

Syakila terkekeh, lalu duduk di samping suaminya "Gak apa apa. Saya seneng aja Musa akhirnya deket sama cewek juga. Hampir saja saya kira anak bujang saya gangguan mentar"

Dzaki dan Syafa yang mendengar celetukan Syakila tertawa. Sedangkan Musa, ahh jangan di tanya. Harga diri Musa sudah hilang sejak Papah nya teriak melihat Musa datang bersama Syafa dan mengira Musa menghamili Syafa. Sialan memang.

"Tapi kamu beneran gak di apa apain Musa kan?" Tanya Dzaki lagi

Syafa menggeleng sopan "Gak Om. Cuma pegangan tangan dan peluk---"

BUGH

Ucapan Syafa terhenti ketika gerakam tangan Dzaki telah sampai di jidat Musa. Ya. Dapat kalian tebak permisah, Musa di jitak oleh Dzaki

"Pukimae ya kamu bang asal meluk meluk cewek belum mukhrim"

"Adaaawww. Papah sakit" keluh Musa sambil mengusap jidatnya pelan "Ya ini makanya di bawa kerumah biar cepet halalan toyiban Papah duh" sambung Musa masih dengan ringisan kesakitan

Syafa terkekeh, lalu berhighfive ria bersama Syakila. Sebetulnya Syakila sudah tahu apa saja yang anak bujangnya itu lakukan pada Syafa. Saat hari pertama Syafa di bawa ke acara keluarga, Syakila sudah menebak bahwa Musa telah jatuh hati kepada wanita di depannya ini. Syakila mulai merecoki Syafa dengan pertanyaan pertanyaan aneh hingga pertanyaan 'Musa pernah kurang hajar gak'

Dzaki mengangguk "Wis lah. Papa mah restuin"

Musa langsung tersenyum lebar, lalu pandangannya jatuh kepada sang Mamah

Syakila tersenyum tipis. Satu persatu anaknya akan mulai meninggalkan dirinya "Mamah mah atuh setuju lah"

Musa reflek memekik keras hingga berdiri dari duduknya "Yes! Jadi nikah! Yes!"

"ABAAANG IIIH KAYA BOCAH MALU MALUIN YAYA AJA IIII"

Musa melirik ke arah pintu rumah, ada Akya yang datang dengan seragam SMP nya, khas sekali anak sekolah baru pulang "Masih jaman make seragam sekolah?" Ledek Musa

Akya melototkan matanya kesal, tanpa babibu lagi Akya langsung mendatangi tempat sang abang berdiri, lalu mencubit keras paha sang kakak yang dilapisi celana baju PDL.

"HUAAAH YAYA SAKIT ANJAY" teriak Musa

Syakilla, Dzaki, Syafa dan Akya tertawa. Musa meringis pelan lalu melihat ke arah Syafa. Ahh sialan Syafa sudah menjadi sekutu Akya jika begini

"Mbak Syafa di lamar abang romantis gak? Pasti engga kan? Abang mah gitu ansos ih" ucap Akya sambil melirik Musa kesal

Syafa tertawa "Gak kok. Di atas bianglala"

Akya tertawa kencang, membuat Seisi rumah menyerit bingung "Dih nyuri scene pas Mamah di tembak sama om Toha sengit"

"Akyaaa" tegur Dzaki tak suka

Akya menutup mulutnya "Ups. Lupa. Papahnya pencemburu. Udah ah Mbak Syafa, Akya masuk kamar dulu ya takut di sini makin lama nanti di sidang di saung"

Syafa terkekeh pelan, lalu mengangguk. Tiba tiba Musa merapatkan sedikit ke arah Syafa "Jangan di percaya omongan Akya dus---"

"Musa menjauh atau Papah jitak dan suruh sikap tobat"

Ya salam. Untung bentar lagi mau halal.

&&&&&

Haloooooo gengs wkwk OH IYA ADA YANG UDAH BACA SHADOW? DI AKUN Cacingzhu ITU LOOH ADA YANG UDAH BACA? MASIH SEPUTAR TENTARA KOO SANTUY AE WKWK KARENA AKU DAN SOLDIER LOVE STORY KAYA AMPLOP DAN PRANGKO JADI GAK BISA JAUH JAUH:(

AKU JUGA IKUT BWM BATCH 3 LOOH. YAAH EMANG SI AKU UDAH MAU UN😂 CUMAKAN JAJAL AE LOLOS ALHAMDULLILAH GALOLOS BUKAN REJEKI

Ohh iya lagi, yang nitip salam buat kapel ZasyArjuanda sudah aku sampaikan tadi babang juan asle abis kerumah wkwk

Kenapa ini jadi cepet banget nikahnya? Karena biar aku ceritain lg kehidupan buibu asrama wkwk kan kangen tuh aku gambarin asrama egen wkwk

Ohh iyaa lagi wkwk, jangan lupa VOTE DAN KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA!

TBC KE PART SELANJUTNYA!!!

[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang