Selamat Membaca🍀🍀🍀
H-60 hari menuju hari bahagia
"Jadi kita tetap seperti perjanjian awal bukan, pernikahan tradisi jawa" ucap Dzaki membuka pembicaraan
Semua mengangguk, menyetujui perkataan Dzaki.
"Congkong, nontoni sama salar kan sudah kita lewati saat sebelum Nak Musa berangkat tugas bahkan ngalamar juga sudah pokoknya wis lah " ucap Seli seraya mengabsen rentetan acara
Karena mamah Syafa berasal dari Jawa dan Papah Syafa Jawa-Sunda bahkan keluarga dari Mamah Musa juga Jawa- campuran. Maka dari itu mereka memilih untuk pernikahan Musa-Syafa dengan adat Jawa.
"Ya udah Sel, sek besok kita lanjut prosesi ke duanya ya yaitu Srah-Srahan, PeningSetan, AsokTukon, Paseksen dan GethokDina nya yo" tutur Ami
Semua mengangguk, Musa ikut saja apa kata Ommah dan Oppahnya. Begitu pula dengan Syafa, ikut saja apa kata mereka.
~♡~
H-58 hari menuju hari bahagia
Iring iringan mobil dinas berplat 02 yang menanakan TNI-AD kesatuan Kopassus memekakan komplek perumahan orang tua Syafa yang sekarang tinggal di Bandung -yang nonmaden karena Ayah Syafa seorang karyawan yang bisa saja dipindahkan kesana kemari oleh Atasannya-
Seluruh orang komplek kaget bukan main, setelah satu tahun yang lalu iring iringan yang sama datang ke sini, iring iringan tersebut kembali datang.
Musa menghela nafas lelah "Harusnya abang sendiri aja ini gak usah bareng Papah. Berasa pejabat aja"
Syakila mengelus puncak kepala anak laki laki satu satunya itu "Abang lupa? Papah kan emang pejabat milliter. Dan abang anaknya"
Musa melongos pelan "Iya Mam. Abang salah deh"
Dzaki yang duduk di depan bersama ajudannya hanya tersenyum tipis. Satu persatu anaknya mulai pergi meninggalkan dirinya dan Syakila, menuju ranah yang bernama Rumah Tangga. Dzaki menghela nafas pelan, umurnya sudah tua ternyata. Dan Dzaki selalu berharap dapat menikahkan semua ketiga anaknya.
~♡~
Suasana kediaman rumah orang tua Syafa sangat ramai. Membuat seisi tetangga penasaran ada apa yang terjadi. Di tambah lagi orang orang berbaju loreng loreng membuat mereka kian penasaran.
Rombongan Musa turun, membawa Srah-Srahan berupa Cincin, seperangkat pakaian wanita, perhiasan, makanan tradisional, daun sirih, buah - buahan dan uang tunai.
Srah-Srahan khas jawa ini sedikit membuat mempelai perempuan ribet, karena harus menggunakan kebaya walaupun tak harus meriah. Acara Srah-Srahan ini dari kedua belah pihak memilih warna Putih yang memiliki makna bahwa pernikahan adalah ikatam Suci.
Namun, amat di sayangkan. Keluarga dari mempelai Pria untuk Prianya tak dapat memakai baju batik atau kemeja berwarna putih dikarenakan hampir seluruh keluarga Musa berasal dari kalangam Militer.
"Deg degan gak brur? Gue nyusul selo kalo udah ada jodohnya" gurau Bayu kepada sepupunya
Musa mengendikan bahu "Gak deg degan, cuma ribet. Nanti lo juga ngerasain. Kan lo anak Aunty Javir"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Cover by : @aliencegan SERIAL KETIGA "MY PERFECT HUSBAND" ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Tadinya, Syafa berfikir bahwa dekat dengan tentara itu enak. Membayangkan betapa romantisnya tentara, dulu Syafa menganggap itu h...