On Mulmed : Syafakillah Aprillia Putri
Selamat Membaca🍀🍀🍀
"Iya gitu, gue beneran jawab gitu Saa ampun deeh"
Musa menggeleng "Boong amet. Seneng kan kamu saya di bilang gitu?"
Syafa melotot kesal, lalu memukul keningnya pelan "Capcay ayam dah! Suka suka lo"
Syafa mencebik kesal. Sekarang Musa dan Syafa tengah berada di cafe dekat dengan asrama Musa. Tadinya Syafa menolak ketika Musa ingin bertemu tetapi tak bisa jauh jauh karena takut ada jamdan, dan Musa terus memaksa Syafa agar mau. Maka berakhir lah mereka di Cafe dekat asrama ini.
Syafa baru saja menceritakan obrolannya dengan Januar 3 minggu yang lalu, menceritakan semuanya. Bukan, bukan Syafa *wadulan, tapi Syafa geram saja. Jadi Syafa menceritakannya kepada Musa. Bukannya di puji karena jawaban Syafa, eeh Musa malah mengatai dirinya bohong.
"Januar cakep yah?"
"LO HOMO SA?" pekik Syafa kencang membuat seisi cafe memperhatiakan mereka, Syafa meringis kecil lali kedua tangannya ia katupkan didepan dada seraya mengucapkan maaf
"Gila. Gak sekalian make toak?" Musa mencebik kesal
Syafa tersenyum lebar, sangat lebar malah "Abis lo biang Janu cakep sih Ca"
Musa menyerit, bingung "Ca? Apaan tuh?"
"Ca. Muca. Uca" ucap Syafa sambil cekikikan kecil
Musa menepuk jidatnya pelan. Tidak kakaknya tidak Syafa sama saja. Sama sama suka mengubah namanya. Tetapi, mengapa bisa sama seperti ini? "Kok? Kenapa?"
Syafa kembali cekikikan kecil melihat raut wajah asem Musa "Lucu aja. Biar dikira manggil cewek sekalian"
Duh gusti
Musa menggeleng takjub. Alasan Syafa dan Zasya memanggilnya aneh sama. Musa sungguh tak mengerti, disini adiknya Zasya itu Musa atau Syafa sih? Mengapa terlihat Syafa yang memiliki ikatan batin dengan Zasya.
Sepertinya dewi fortuna tidak memihak kepada mereka, tiba tiba kedua sahabat Syafa entah datang dari mana duduk di kursi mereka berdua. Bunga nyengir lebar, Wulan tersenyum licik
"Gabung ya. Gak ada kursi kosong lagi" ucap Wulan santai
Dusta.
Syafa tau itu dusta. Astagaa bahkan nenek nenek yang matanya silinder saja bisa melihat bahwa disini kursi cafe dominan kosong. Maklum, bukan jamnya santai jadi cafe kosong.
Syafa memperhatikan raut wajah Musa. Takut takut Musa ngamuk dan menolak Bunga dan Wulan untuk duduk semeja dengan mereka.
"Santai. Duduk aja. Kasian nenek nenek kaya kalian matanya silinder gak bisa lihat"
Gotcha!
Syafa terkikik dalam hati, kedua sahabatnya itu sudah senyum asba! Alias asem banget! Hahah. Syafa rasa ia harus tertawa sekarang.
Namun tawa yang harusnya Syafa keluarkan, malah ia telan lagi saat melihat dua oramg tentara -Yang satu itu yang mengantarkan barang untuk Syafa dan yang satu lagi Syafa pernah liat saat makan bakso waktu itu- datang mengunjungi meja mereka, lagi.
"Dan. Izin dan. Izin gabung" orang yang menghantarkan barang ke Syafa terkekeh. Lalu langsung duduk tanpa tahu jawaban Musa.
Musa memasang wajah semakin asem. Sialan. Ini kenapa teman mereka berdua jadi bisa barengan ada disini sih? Atau ada tim acara Tercyduk? Ada apa emang ini astaga Musa ingin rasanya renang 3 jam sekarang juga.
"Ekhm" Syafa berdeham, beruaaha menghilangkam ketegangan yang ia rasakan di meja makan kini
"Pesen aja yuk, gue panggil waiters dulu yaks" Bunga mengangkat tangannya seraya memanggil pelayan
"Mbak. Yuhuuu" pelayan datang dengan senyum semanis mungkin kita melihat tiga orang lelaki memakai seragam loreng loreng didepannya
"Mau pesan apa?" Tanya pelayan itu ramah
***
"Gila! Gak gak mau!" Syafa menggeleng tegas. Menolak permintaan permainan konyol ini.
Saat makanan habis, lagi dan lagi Bunga mengajak mereka bermain ToD atau Truth or Dare . Botol sudah berputar sebanyak 3 kali dan tepat ke 4 kalinya botol berhenti di Musa. Musa kira tidak akan ada yang aneh, soalnya Musa tidak merasakan tidak enak perasaan. Jadi Musa memilih Dare.
Dan tantangan yang mereka keluarkan sungguh kompak. Seperti sudah di setting si tipi tipi mereka menyebutkan bahwa
"Lo pacaran sama Syafa 3 bulan. Deal?"
Setelah menyebutkan 1 kalian aneh itu, Syafa berteriak. Tidak terima. Apa apaan ini. Pacaran dijadikan mainan. Kalo emmm kalo Syafa baper bagaimana coba? Astagaaa
"Musa aja yang dapet tantangan diem nyantai kok lo tegang"
Ingin rasanya Syafa mencebik cebik tentara yang kini ia tahu namanya Defa "Kan bawa bawa nama gue! Enak aja lo pacaran di jadiin mainan!" Pekik Syafa frustasi.
"Sportif laah. Gak *kaci amet sih" Jaka berdecik kesal
Syafa kalang kabut. Ini mengenangi harga diri broo. Harga diri mamen! Astagaa. Bagaimana jika Musa---
"Oke. Saya setuju"
Syafa terdiam. Semua kata kata di batinnya yang mengatakan bahwa ia akan malu jika Musa menonalaknya tertahan. Syafa terkejod gengs. Musa sekalinya menyuarakan pendapatnya malah setuju. Seneng sih, tapi astagaaa. Tidak tahu bagaimana lagi cara Syafa menjelaskan perasaan acak adulnya ini
"Tiga bulan kan? Okelah gak apa apa" Musa kembali bersuara
Tolong hilangkan Syafa sekarang juga teman. Syafa malu.
&&&&&
Huooooo halo epribadeeeh! Wkwk udah kan? Mana yang kangen babang ucaaa? Wkwk
Aku teh cape abis classmeeting:( gak maen sih cuma suaranya abis buat nyemangatin anak kelas wkwk ku luangkan waktu sedikit untuk kalian readers tercintaaah💜
Vote dan komen sebanyak banyaknya!!!!
Tbc ke part selanjutnya!
Follow @cantikaenpe on instagram guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)
RomantizmFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Cover by : @aliencegan SERIAL KETIGA "MY PERFECT HUSBAND" ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Tadinya, Syafa berfikir bahwa dekat dengan tentara itu enak. Membayangkan betapa romantisnya tentara, dulu Syafa menganggap itu h...