*25 Rasanya jadi persit yang sesungguhnya

8.2K 574 81
                                    

Selamat Membaca🍀🍀🍀

Perempuan dengan seragam kebanggaan berwarna hijau pupus yang melekat pada tubuh rampingnya menyeka keringat. Kegiatan perdananya ini sangat sangat sungguh melelahkan. Syafa mengambil kursi ke 100 jatahnya untuk membereskan kursi di Ruang Makan hari ini.

Besok, sang mamah mertua alias KASAD akan berkunjung ke kesatuan yang kini di tempati Syafa. Syafa menghela nafas lelah.

"Izin Ibu. Maaf, kok Ibu Musa dimari? Bukannya maaf istri perwira bertugas untuk membuat cendera mata di rumah masing masing Danyon ya ibu?" Tanya perempuan yang mengenakan pakaian sama seperti Syafa dengan aksen betawi

Syafa tersenyum lembut, lalu kembali menyeka pelu di dahinya. Untung saja Syafa mengenakan kerudung, jadi rambut Syafa tidak akan lepek lepek banget.

"Gak apa apa Bu. Lagian saya juga baru di sini" balas Syafa sopan

Dalam hati, Syafa meretuk kesal. Tidak lupa dengan istri Danyon yang mengata ngatai Syafa saat pengajukan nikah bukan? Sepertinya, Ibu Danyonnya itu memiliki perasaan tidak suka pada Syafa, maka dari itu Syafa di suruh untuk membantu istri para Bintara dan Tamtama di ruang Makan ini.

"Izin Ibu maaf, yuk ke belakang panggung ibu ibu abis ambil mangga di *Angkutan Denma pada rujakan. Yuk Bu ikut" ucap ibu ibu yang lain datang kepada Syafa sembari menunduk nunduk takut.

Syafa tersenyum senang, lalu mengangguk "Yuk, mangga muda atau mangga mateng nih?"

"Izin ibu maaf berteriak. Mangganya setengah mateng setengah mentah bu. Pokoknya enak'e poool deh bu"

Syafa terkekeh, lalu mengangguk "Yuk yang lain ikut rujakan di belakang panggung yuk" ajak Syafa kepada rekan rekan persit yang lainnya untuk beristirahat sejenak

Ibu ibu yang ada di ruangan mengangguk setuju, lalu menyelesaikan tugasnya lalu satu persatu berjalan kebelakang panggung mengikuti intrupsi Syafa.

Syafa tersenyum lagi, setidaknya di sini ia memiliki banyak teman. Syafa berjalan dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

"Seneng aku mah sama Bu Musa. Ramah, gak galak, baik, duuh komandan idaman banget deh" bisik ibu ibu di belakang Syafa

"Iya, nda heran si. Wong katanya Pak Musa adik dari ibu Dangrup terus anak e Kasad" timpal ibu ibu yang lainnya

"Wes wes, ojo dilanjutke,mending melu rujakan karo Bu Musa"
(Udah udah. Jangan di lanjutin, mending ikut rujakan sama Bu Musa yuk) ajak ibu ibu yang lain dengan aksen jawanya

Syafa tersenyum dalam hati mendengar omongan ibu ibu. Setidaknya, tidak semua ibu ibu mebicarakannya tidak baik baik bukan?

~♡~

"

Mbak aduh udah Mbak, Afa gak apa apa" pinta Syafa

Zasya menggelengkan kepala tegas "Gak apa apa dari mana? Hongkong? Kamu tuh istri perwira loh Fa. Istri Perwira. Dan di suruh kaya gini? Penghinaan namanya! Siapa si Danyon kamu? Biar Mbak panggil" kesal Zasya

Syafa mengigit bibir bawahnya, lalu menepuk keningnya pelan. Selamat Syafa, masalah baru datang.

Tadi, sewaktu Syafa sedang duduk bersantai dengan ibu ibu yang satu seragam dengannya, semua di buat kaget dengan kedatangan Ibu Dangrup bersama anak anaknya dan ajudannya. Syafa awalnya biasa saja, yaa lagian apa salahnya ada Zasya? Tak ada bukan?

Namun, biasa-biasanya Syafa harus ia telan bulat bulat saat Zasya membelakan mata kaget melihat Syafa di ruang makan. Zasya memang tidak berteriak, memekik saja tidak. Tapi, Syafa tahu arti tatapan Zasya. Zasya murka.

[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang