Selamat Membaca🍀🍀🍀
1 bulan setelah Musa sampai di Papua
Syafa melirik sebentar ke arah ponselnya, lalu kembali fokus kepada buku agenda di hadapannya. Syafa menutup buku agenda tersebut, lalu menghembuskan nafas lelah. Di turunkannya masker ke bawah, Syafa menghirup aroma rumah sakit ini dalam dalam.
Syafa kembali bekerja setelah menghantar Musa ke pelabuhan. Syafa memijat pelipisnya, pening. Syafa pening memikirkan Musa yang tak ada kabarnya semenjak Musa sampai di Papua. Selama perjalanan air bersama TNI AL ke Surabaya dan akan transit menggunakan pesawat TNI AU, Musa mengabarinya selalu, seakan tidak mau Syafa khawatir. Sampai dimana Musa mengabari bahwa dirinya sudah sampai di Papua, Musa belum juga mengabari Syafa.
1 bulan lamanya, perjalanan air selama kurang lebih 2 hari menuju surabaya tentu saja membuat Syafa tak puas untuk bertukar kabar bersama Musa. Syafa butuh kabar Musa sesampainya di papua. Dan sampai detik ini Musa belum mengabari Syafa.
"Chat duluan gak yah" timbang Syafa
Syafa galau. Galau maximal. Bagaimana tidak, Musa melarang garis keras Syafa untuk mechating atau menelfon Musa duluan. Kata Musa 'Pamali. Emang ada sel telur ngejar sperma? Ada juga sperma ngejar sel telur'
Syafa terkikik geli jika mengingat kata kata Musa itu. Tak lama, dering ponsel Syafa berbunyi. Secepat kilat Syafa menyambar ponselnya yamg tadi ia letakan kembali di meja ruangan jaga ini.
Camer mam kila is calling
Sedikit mendengus kesal melihat username yang keluar bukan lah orang yang ia inginkan, namun senyum seketika terbit di wajah Syafa. Camernya perhatian.
"Assalamualaikum Mam"
"Waalaikumsalam cantik duh kamu lama deh angkatnya"
Syafa terkikik dalam hati 'sama betul dengan anaknya ya' batin Syafa
"Iya Mam, Afa habis nyusun agenda jaga shift malam nih. Maaf ya Mam, ada apa Mam?"
"Gini loh nak, lusa kalo kamu gak sibuk ke rumah ya, ikut sama Mamah. Mamah mau ke rumah mantan Mamah"
Lah lah lah, Syafa menyerit kan kening bingung. Serius ini Camernya? Waktu Cadipar- Calon Adik Ipar- nya bahas sedikit saja tentang mantan sang Mam Camer si Pap Camer sudah melotot, matanya seperti ingin keluar. Lah ini? Sang Mam Camer akan kerumahnya gitu?
"Sama Papah kok, tenang aaja gak usah takut. Papah sama Mamah cuma mau memastikan sesuatu" lanjut Syakila seakan tahu pemikiran Syafa saat Syafa terdiam cukup lama
Syafa mengangguk, walau ia tahu Syakila tidak akan tahu ia mengangguk "Oke deh Mam. Afa gak janji ya takut pas itu Afa dapet jaga"
"Iya sayang, jangan dipaksa ya cuma kalo bisa si temenin" suara Dzaki menyaut menimpali
"Itu mah maksa namanya mas ish gimana sih" protes Syakila di ujung telepon
"Hehe. Iya Mam Pap nanti Afa usahakan, udah dulu ya Mam, Pap ini Afa di panggil kepala ruangan. Assalamualaikum" ucap Syafa yang setelah mendapatkan balasan Syafa mematikan sambungan teleponnya
Syafa menghela nafas kembali, lalu berjalan ke ruangan di mana ia dipanggil oleh kepala ruangan anak RS dimana tempat Syafa bekerja
~♡~
4 Bulan Musa di Papua
KRIIING KRIIING KRIIING
Dengan sigap Syafa mengambil ponselnya yang terdapat di saku baju perawatnya, pasien yang tengah di gantikam infusnya oleh Syafa hanya biasa diam, memperhatikan dalam dalam wajah Syafa yang selalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Cover by : @aliencegan SERIAL KETIGA "MY PERFECT HUSBAND" ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Tadinya, Syafa berfikir bahwa dekat dengan tentara itu enak. Membayangkan betapa romantisnya tentara, dulu Syafa menganggap itu h...