*24 Kehidupan Asrama

8.6K 522 31
                                    



















































Selamat Membaca🍀🍀🍀

Syafa memegang ponselnya, menimbang nimbang akan menelfon atau tidak. Mata Syafa berdalih ke jam dinding di dapurnya rumah dinas ini.

Pukul 11.20 WIB

Dan bertanda bahwa sebentar lagi Musa akan pulang dari kantor untuk makan siang, dan sialnya lagi saat sedang asik asiknya memasak gas nya habis!

Musa pernah bilang, kalau Gas habis Syafa bisa ke koperasi menggunakan mobil mereka -Hadiah dari kedua orang tua mereka-. Tak masalah sebetulnya, yang masalah adalah sudah dua bulan Syafa di asrama dan Syafa belum tahu titik koordinat Koperasi itu dimana.

Salahkan Syafa yang ansos, tak apa Syafa rela. Tapi, sekarang Syafa betul betu bingung. Sambalnya si memang sudah jadi, tapi sayurnya? Ayolaah berfikir cepat Syafa sebelum sayurnya gemuk!

Tok Tok Tok

"Permisi, ibu. Permisi"

Syafa menghela nafas lelah. Siapa sih yang bertamu di saat Syafa sedang kebingungan maximal seperti ini. Bikin Syafa semakin badmood saja.

Syafa berjalan cepat ke depan untuk membuka pintu seraya mampir ke kamar untuk mengambil kerudung instannya "Iya tunggu" balas Syafa

Pintu terbuka, dan Syafa menampilkan senyum sopannya "Iya? Ada apa ya Om?"

Tentara di depannya sedikit terperangah lalu sadar dengan sendirinya "Maaf, saya cari Ibu Musa. Bu Danki"

Syafa hampir membelakan mata tak percaya. Helau om om! Ini Syafa di depannya keles. Syafa nih ibu Musa alias Ibu Danki yang di cari!

"Ya? Ada apa Om?" Tanya Syafa sabar

"Eh. Tapi saya cari Bu Danki dek. Bu Dankinya ada?" Keukeh tentara itu

Syafa menarik nafasnya dalam secara pelan sembari menutup matanya. Sialan. Emang salahnya si sampe sekarang belum perkenalan, kalo seperti ini lebih baik Syafa minta Musa untuk mengundang seluruh anggota supaya Syafa dapat berkenalan. Syafa benar benar ansos dan apatis.

"Saya Syafa om. Istrinya Lettu Musa Yusuf Mubarak" jawab Syafa masih dengan senyuman

Om om itu tiba tiba menjadi kikuk, lalu menggaruk tengkuk belakangnya yang diyakini Syafa 100% tidak gatal itu.

"Aduh maaf ibu lancang. Saya kira adiknya Komandan Musa. Siap salah ibu"

Syafa mengangguk, memahami kesalahan junior suaminya itu. Tapi ayolah, Syafa sudah memakai daster rumahan dengan kerudung memang tak nampak apa kalo Syafa sudah menyandang status 'Ny.Musa'?

"Ada apa ya Om kira kira?" Tanya Syafa mengalihkam topik pembicaraan kembali ke topik utama

Tentara di depannya lantas memerikan Syafa keresek hitam yang ukurannya cukup besar "Ini ibu, ini seragam PSK nya sudah lengkap. Traning batalyon dan traning grup. Sepatu olahra---"

"Eh eh tunggu Om, sepatu olahraga juga ada ketentuannya om?" Tanya Syafa tak habis fikir

Tentara di depan mengangguk "Izin ibu. Iya, jadi ini" ucal tentara itu sembari mengambil sepatu olahraga persit di dalam keresek hitam "Ketentuannya seperti ini bu. Kalau lain takut di marahi ibu dangrup"

Syafa mengangguk paham, lalu terperangah tiba tiba "Maaf nih om gak di suruh masuk, duduk om di teras takut menimbulkan fitnah kalo saya ajak masuk kedalam" silahkan Syafa

[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang