Selamat Membaca🍀🍀🍀
Afa membuka pintu kelasnya dengan terburu buru. Sialan!. Dasar Wulan dan Bunga kejam. Kenapa mereka tidak membangunkan Afa jika hari ini ada kelas tambahan? Malah memberitahunya melalui pesan whatsapp. Kusem alias kurang asem!
Kleek
Kosong? Apa apaan ini. Kenapa kosong? Eh tapi kenapa gelap begini? Tiba tiba Afa merasakan bulu kudunya berdiri.
"Syafa. Gue. Dimo Prasetya suka sama lo. Lo mau kan jadi pacar gue?"
Afa mendelik kesal, bagaimana bisa dia dikerjai begini? Lihatlah, di belakang teman temannya sudah memegang lilin yang berada dalam gelas kaca.
Afa mendekati Dimo, lalu tersenyum "Maaf kak, Afa gak bisa terima"
Muka Dimo pias, secepat itu dia di tolak? "Kenapa?"
Dalam hati Afa berdecak kesal 'Kita masih sama sama kuliah. Dan Afa gak suka cowok satu profesi' namun yang keluar dari mulit mungil Afa lain,
"Afa belum bisa pacaran kak, Afa masih mau fokus kuliah"
Dimo tersenyum lirih, siapa yang tak kenal Dimo? Pria dengan jabatannya sebagai ketua BEM kampus itu dapat memikat hati wanita manapun dengan wajah tampan orientalnya, namun sayang sepertinya itu tidak berlaku kepada Syafa.
"No problem. Nih ambil ya bunganya sama coklatnya. Buat lo, ikhlas kok"
Afa tersenyum kecut, merasa tidak enak dengan kakak tingkat didepannya ini. Tangannya terulur ke depan lalu mengambil bunga dan coklat yang diberikan Dimo kepadanya
"Thanks kak. Banyak kok cewek yang lebih lebih lebih baik dari Afa"
Dimo mengangguk, lalu meminta izin permisi untuk keluar. Harga dirinya runtuh, runtuh dengan hatinya juga.
Bunga dan Wulan yang melihat itu memutarkan bola matanya kesal. Mereka sebenernya tahu apa alasan sahabatnya itu menolak Kakak Tingkat super tampan itu. Iya. Karena Afa tidak menyukai pekerjaan Dimo yang sejenis dengannya dan Masa lalunya yang menbuat Afa menutup hatinya.
Afa berjalan menuju kursi kelas yang kosong, yaitu di tengah tengan Wulan dan Bunga dengan senyum tipis
"Balik ke bakso pak asep dulu yuk"
***
"Paak Aseeeep. Baksonya aja satu. Mie ayam make ceker satu sama mie ayam bakso besar satu yaa Pak Asep"
Pak Asep, sang pemilik warung bakso tersebut terkekeh kecil, lalu mengacungkan jari jempolnya "Siap neng Syafa"
Afa ikut terkekeh kecil, lalu berjalan menghampiri teman temannya yang sudah duduk di meja panjang warung bakso ini.
"Lo udah nolak ka Dimo. Dan Ka Dimo cowok ke 100 yang lo tolak di kampus Afaaaaaa" geram Bunga
Afa tidak memperdulikannya, berlaga budek dan membiarkan kedua temannya terus mencebik kesal. Pandangan Afa tiba tiba terhenti ke arah pintu masuk warung bakso Pak Asep ini. Segerombolan pria dengan seragam dinas yang bercorak doreng doreng membuat mata Afa berbinar senang
"Yeeee si dongo! Kita ngomel dia malah liat kesukaannya" keki Bunga
Wulan yang melihat tingkah kedua sahabatnya hanya bisa mengdengus geli, 'dasar' batinnya
"Ini pesananya Mbak Mbak perawat" ucap pelayan pak Asep kepada Afa dan kawan kawan yang dijawab dengan ucapan terimakasih
Mata Afa masih melirik ke arah segerombolan tentara itu, sampai pada akhirnya pandangan Afa jatuh kepada salah satu tentara dengan nametag 'Musa Yusuf M' yang tengah memegang ponsel
"Berisik amet sih. Gue lagi makan di warung bakso depan kampus lo dulu"
Afa menyerit, depan kampus seseorang dulu? Siapa? Afa semakin menebalkan telinganya untuk mendengar percakapan lebih jelas antara tentara yang ia kagumi itu dengan seseorang
"Iya ka. Iya. Ampun deh heran gue kenapa Bang Juan mau nikahin Kakak gue yang cerewetnya minta ampun"
Afa menghembuskan nafas lega. Jadi cuma kakak. Entahlah Afa merasakan senang dengan informasi yang ia dapat. Siapa tahu kan Afa bisa dekat?
***
Afa menggeram kesal dalam hati, kenapa tiba tiba teman sekelasnya datang dan makan disini juga? Dan kenapa bisa Wulan menciptakan permainan konyol ini? Lalu bagaimana bisa juga Bunga memberikan tantangan konyol ini. Dasar kugar alias kurang garem semua!
"Jadi, lo mau apa?"
Afa menghembuskan nafas pelan, menghilangkan efek gugupnya sebentar "Gue. Gue dapet tantangan buat foto bareng sama Lo" ucap Syafa dengan lancar dengan menunjuk tentara yang daritadi ia lihat dari jauh
Tentara lain dan teman teman Afa sudah mula bersorak 'cie' membuat suasana warung bakso pa asep semakin panas bagi Afa
'Gue pasti di tolak nih. Aarrrgghhh karma ini mah namanya'
Namun, tampa disangka tentara itu ternyata berdiri. Lalu mengangguk "Foto bersama saja? Minta nomor teleponnya tidak?"
Afa bersorak senang dalam hati, astagaaa Afa mimpi apa semalaaaam
KAMU SEDANG MEMBACA
[KCT.3] Tentara Ku!(Selesai)
RomansaFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Cover by : @aliencegan SERIAL KETIGA "MY PERFECT HUSBAND" ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Tadinya, Syafa berfikir bahwa dekat dengan tentara itu enak. Membayangkan betapa romantisnya tentara, dulu Syafa menganggap itu h...