Author Note : Aku sudah berhasil beradaptasi dengan hpku yang baru. Jadi aku putusin update lebih cepat dari rencana senula.
Chapter 2 The Lost Memory
Bau obat dan desinfektan yang menyengat memasuki indra penciumam Naruto. Biasanya ia benci dengan jenis bau ini karena ini pertanda jika ia mengalami kecelakaan saat sedang melakukan misi. Tapi, kali ini, Naruto merasa bersyukur dengan bau ini yang menyeruak masuk paksa hidungnya, menyela otaknya yang gelisah karena berbagai macam memory pecah belah tidak karuan yang ia yakini 100% bukan memorinya sendiri dijejalkan secara paksa dalam kepalanya. Rasanya sakit sekali. Rasanya seperti rasa sakit yang ia derita karena ia terjebak dalam genjutsu Itachi. Rasa sakit yang menyeluruh hingga ke tingkat jiwa. Untunglah, Tuhan masih menyayanginya. Ia berhasil keluar dari jebakan sakit ini dengan perantara aroma desinfektan rumah sakit.
Naruto membuka matanya lebar-lebar menghadap langit-langit bercatkan putih kusam karena tidak mampu melawan gerusan waktu yang korotif. Ia mengalami trans. Otaknya tidak langsung terjaga. Ada kelinglungan melingkupi mata bulat berwarna biru langit cerah miliknya.
Ini dimana?
Rumah sakit Konoha kah? Tapi, bukannya semua infrastruktur Desa Konoha sudah terlantar akibat perang dunia ninja keempat yang memaksa para penghuninya mengungsi? Tapi rumah sakit ini...? Naruto mengernyitkan dahinya, berfikir. Rumah sakit ini memang tidak terlihat elit dan berkelas, namun jelas terawat dengan baik. Hanya catnya saja yang memudar yang memberi kesan jikalau rumah sakit ini terlantar.
Tunggu!
Sepertinya ada yang salah.
Kerutan di dahi Naruto kian dalam. Seharusnya ia tidak mempermasalahkan tentang dimana letak rumah sakit tempat ia dirawat kini. Apakah masih di Konoha ataukah di desa lainnya? Karena seingat Naruto, hampir 3/4 infrastruktur desa-desa di lima negara hancur karena masuk dalam zona medan perang. Jangankan infrastruktur yang rapuh, bentang alam ciptaan Kami-sama pun turut berubah banyak akibat perang.
Perang dunia ninja keempat ini adalah yang terbesar melibatkan bermacam-macam jutsu tingkat S hingga yang terlarang. Akibat terkena jutsu berbahaya ini, gunung-gunung nan tinggi itu hancur. Rata dengan tanah. Danau besar muncul secara tiba-tiba, bahkan hutan rimbun pun bisa berubah menjadi gurun pasir nan luas dalam waktu semalam.
Satu hal lagi.
Bukannya ia harusnya sudah mati saat ia membuat pertaruhan besar? Harusnya ia mati bersama dengan Madara musuh besarnya, kan?
Ah bukan....
Ia sepertinya masih hidup. Kyuubi mengorbankan cakranya untuk menyelamatkannya dari cengkeraman Dewa Kematian. Meski, tidak di tubuh yang sa... "Ah..!" Jeritnya. Ia ingat sekarang. Ia terbangun di tubuh yang...
Dengan terburu-buru, Naruto mengecek apakah bentuk tubuh mengerikan yang dilihatnya setelah ia terbangun untuk pertama kalinya pasca ditusuk pedang oleh Madara itu nyata atau halusinasinya saja? Ia berdoa dalam hati, semoga itu hanya mimpi. Ia masih berada dalam tubuh pria yang meskipun termasuk pendek, tapi ramping yang dikenalnya selama ini. Ia tak ingin melihat tubuh horor itu lagi.
Jauh panggang daripada api.
Sesuai dengan ritme hidupnya yang selalu dikelilingi oleh kesialan dan kekecewaan, semakin tinggi Naruto berharap semakin jauh pula harapannya. Harusnya ia tahu itu. Harusnya ia tidak berharap banyak karena harapannya jarang terwujud.
Kepala Naruto tertunduk dalam dan bibirnya mendesah kecewa. Ia sesuai dengan mimpi buruknya. Ia terbangun dalam bentuk tubuh si itik hitam buruk rupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninja in Campus
FanfictionTerakhir yang Naruto ingat, jantungnya ditusuk dengan pedang oleh Madara. Ia pikir ia akan langsung menghadap Raja Yama. Namun, saat ia membuka mata, ia justru menggantung di udara dengan satu tangan terjerat pada seutas tali kabel listrik. Yang mem...