Tayuya Show

3.1K 426 26
                                    

Naruto datang ke acara Tayuya Show ditemani Sasuke. Manager sebelumnya sudah resmi berhenti total dari Amaterasu Ent. Sasuke membawanya ke ruang ganti untuk berdandan. Mengandalkan statusnya yang istimewa sebagai putri CEO Namikaze group, Naruto mendapat ruang ganti pribadi.

Sasuke tidak menemaninya di ruang ganti. Ia menemui sutradaranya untuk mencari tahu konsep acara hari ini. Ia tidak mau kalau sampai kecolongan di tengah acara. Yach siapa tahu saja mereka membuat joke jahat yang mana akan menjatuhkan kredibilitas dan image baik Naruto. Sebelum pergi, ia membuat pengarahan, "Jangan kemana-mana! Tetap di sini sampai aku datang menjemputmu."

"Bagaimana kalau kamu mendadak ada keperluan di luar, masak aku harus nungguin juga?" Protes Naruto. Ia kesal karena diremehin. Ia merasa seperti sedang diperlakukan layaknya bayi yang tidak tahu apa-apa dan tidak bisa ngapa-ngapain. Ia sudah besar, oke?

"Oke. Kecuali staff atau aku, kau jangan keluyuran." Putus Sasuke. "Aku tidak memandangmu rendah. Tapi, dunia showbiz ini seperti hutan belantara. Ada yang baik. Tapi, banyak juga yang berperut hitam. Aku tak ingin ada yang  memanfaatkanmu untuk hype-hype murahan yang akhirnya menghancurkan karirmu. Mengerti?"

"Oke Bos."

"Aku serius Naruto."

"Aku juga sama seriusnya. Aku ingin berkarir dan membuat Papaku bangga."

Sudut mulut Sasuke berkedut aneh. Serius? Jadi kemarin kamu main-main dengan karirmu?

"Aku udah sadar. Betapa konyolnya aku selama ini. Aku ingin berubah jadi lebih baik. Demi diriku dan juga demi Papa." Imbuh Naruto menjelaskan perubahannya.

Naruto memang sudah berubah. Ia menjadi lebih rajin. Selalu bangun pagi. Sangat rajin berolah raga dan mengamalkan gaya hidup sehat. Perilakunya lebih santun. Tidak lagi kurang ajar dan bermulut pedas. Dia sudah tidak pernah hang out atau melakukan hal-hal negatif lainnya.  Tapi, sejauh ini tidak ada yang mencurigai penyebab perubahannya, jikalau dalam dirinya jiwanya sudah ditukar dengan jiwa yang lain. Papanya pun tidak mencurigainya.

"Bagus jika kamu mengerti. Ku harap kau sungguh-sungguh bertaubat. Tidak hanya tobat sambal." Pungkas Sasuke.

"Yes Sir." Katanya sinis dengan bibir yang bersungut-sungut. Sasuke tidak banyak berbeda. Baik di dunia ini maupun dunianya. Sama-sama bossy.

Sayangnya tekad Naruto untuk berperilaku baik hanya bertahan sebentar. Ia kembali rewel dan membangkang.

"Aku gak mau pakai itu!" Jari telunjuk Naruto menunjuk pada gaun girly banget yang ditenteng asisten pribadinya. Jangankan memakai, lihat aja ia sudah jijik. Selain di awal trasmingrasinya dan di jam sekolah, ia mana pernah pakai rok. Apalagi rok mini? Mustahil. Satu hal yang harus Naruto garis bawahi. Ia enggan melebur dengan sempurna dengan style Naruto asli yang girly dan glamour. Kalau nggak kepaksa banget, ia ogah.

"Mohon kerja samanya Naru sama." Bujuk asistennya.

"Pokoknya enggak. Aku nggak mau pakai itu. Titik." Bantah Naruto.

Sang asisten lalu memilih kontum lainnya dan semuanya ditolak mentah-mentah. Sang asisten yang lelah mulai kesal. "Ini nggak mau. Itu nggak mau. Lalu apa yang mau Naru sama pakai. Nggak mungkin kan Naru sama tidak ganti kostum?" Gerutunya.

"Memangnya kenapa? Baju ini masih bagus."

Sang asisten menepuk jidatnya lelah. Oh ya Tuhan. Artis yang satu ini memang oonnya nggak ketulungan. Itu kan baju sehari-hari. Nggak mungkin dipakai untuk sho..w. Ah mendadak ia ingat masih ada baju lain yang belum ia keluarkan dari dalam koper. "Kalau yang ini?"

Naruto melirik. Dahinya masih berkerut. Jujur kurang setuju. Tapi, dibandingkan dengan yang sebelumnya, ini lebih baik. Tidak terlalu girly. Ia pun dengan enggan mengangguk. Ia pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.

Ninja in CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang