Viral

3.4K 437 15
                                    

Hari ini sebagian dari anggota geng Akatsuki sedang hang out bersama di Han no Daidokoro Honten, restauran nomer satu di daerah Shibuya. Mumpung ada waktu. Maklum mereka ini orang-orang super sibuk dengan jadwal sangat ketat. Susah menemukan jadwal kosong secara bersamaan. Seringnya berbenturan. Khususnya untuk Kakuzu dan Hidan yang berprofesi sebagai aktor internasional yang jadwal syutingnya tidak tentu dan sering harus melalang buana ke berbagai tempat di setiap sudut planet bumi.

Deidara dkk makan malam mereka dengan khusyuk menikmati setiap suapan, membenamkan kepala mereka pada mangkok nasi masing-masing. Satu sama lain saling berebut untuk memindahkan makanan ke mangkuknya sendiri-sendiri.

Itachi yang biasanya dikenal publik sebagai sosok pendiam dan tidak suka mengomentari urusan orang lain sampai nyeletuk, "Slow down sob. Nggak usah terburu-buru. Nggak ada yang merebut makanan kalian."

Tidak ada yang menjawab. Mengangkat kepalanya pun tidak. Justru gerakan mereka kian sengit dan menjurus pada aksi barbarisme.

"Kalian ini kenapa? Makan seperti orang kesurupan. Kayak nggak pernah melihat makanan seminggu saja." Komentar Itachi sinis. Ia menyeruput minumannya. Melihat gaya makan mantan teman gengnya membuatnya kehilangan selera makan. Perut mendadak kenyang. "Memangnya kalian tidak makan sedikit pun sebelumnya? Kalian baru saja jadi tamu acara Come Dine With Me, kan?"

Tak! Deidara tanpa sadar mematahkan sumpitnya. Dia marah karena diingatkan pada memori najis yang ingin ia kubur dalam-dalam. Hatinya sampai sekarang pun masih terasa masam. Fu*k! Belum pernah ia dinistai sampai seperti ini. Terlebih oleh acara TV kelas sampah. Itu membuatnya sulit ditenangkan. Hal yang sama dialami ketiga sahabatnya.

Alis Itachi naik. "Kenapa? Aku salah bicara?"

"Jangan bicara!" Geram Hidan kasar mengancam.

Untuk orang lain trik ini sering kali berhasil, tapi tidak berlaku untuk Itachi. Ia justru penasaran. "Masakan artis Naru Honda itu mengerikan?" Tanyanya usil.

"Shut up!" Umpat Hidan.

"Masih mentah?"

"Fu*k!"

"Hangus?"

"Bisa tidak sih kamu diam? Kau tidak lihat kami tengah makan?" Tegur Sasori risih.

"Calm boy! Aku hanya bertanya."

"Pertanyaanmu itu menusuk jantung." Tukas Sasori kesal. Ia menggigit daging steak dengan penuh dendam, membayangkannya itu tubuh Sasuke.

"Bagian mananya?"

"Bagian acara Come Dine with Me." Kakuzu menyemburkan keluhan di perutnya. Rasanya belum plong kalau belum mengeluarkan uneg-unegnya.

"Astaga! Kalian dipermalukan oleh acara kelas teri itu? Apakah produser dan sutradaranya baru saja makan jantung harimau hingga mereka punya keberanian seperti itu?" Dengus Itachi jijik.

"Bukan mereka, tapi oleh adikmu yang tersayang." Keluh Kakuzu.

Alis Itachi bertaut bingung. "Sasuke?" Beonya lirih.

"Siapa lagi?" Balas Hidan sengit. Matanya dipenuhi kebencian.

Itachi meneguk ludahnya. Mendadak kerongkongannya terasa kering. Semenjak menginjak usia remaja Sasuke memang mulai berulah. Adik imutnya yang selalu mengekorinya kemana pun ia pergi telah hilang. Lenyap ditelan waktu. Kini Sasuke menganggapnya sebagai saingan. Sering menatapnya dengan disertai niat jahat. Tapi, belakangan ini adiknya yang hilang telah kembali ke jalur semula. Bagaimana bisa Sasuke yang baik dan patuh memprovokasi keempat sohib kentalnya dalam satu waktu? Apakah keinsyafannya selama ini hanya akting semata? Itachi memijit keningnya yang berdenyut. "Apa yang dilakukannya?" Tanyanya lelah.

Ninja in CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang