Aku prihatin penyakit ganas Corona ini mulai menjangkiti WNI. Kabar terbaru bilang, jumlah penderita kini mencapai 27 orang. Miris.
Semoga saja penyebaran cukup sampai di sini dan para penderita semoga cepat sembuh. Amin. Aku tidak ingin Indonesia khususnya Jakarta menjadi Wuhan kedua akibat virus Corona ini.
Kemarin aku udah ngetik banyak, tinggal publish, tapi gak kesimpen. T_T Huweee...! So mesti ngulang ngetik lagi. Sedih.
Chekidot!
Tubuh Sasuke menggigil menahan api yang membakar tubuhnya. Hawa dingin sedingin es di kutub utara terus-menerus bocor, mengalir keluar dari dalam tubuhnya. Ia marah. Coret. Ia sangat-sangat marah. Pada nona 'Nganu-nganu' yang dari waktu ke waktu terus menguji garis bawahnya.
Apa sih yang menyebabkan Sasuke yang selalu berkepala dingin ini sangat marah?
Untuk menjawabnya, kita harus mundur ke waktu setengah jam sebelumnya.
Hari ini, di gedung Rasengan sedang diadakan lelang amal. Para tamu undangan berasal dari disiplin berbagai bidang, tapi semuanya dengan latar belakang yang dalam. Ada CEO, eksekutif, penatua, pejabat, bahkan ada juga yang berdarah bangsawan. Mereka berbaur dengan tujuan untuk memperkuat jaringan, mengkokohkan pondasi kerajaan bisnis, pamer kekuatan, atau para pejalan kaki yang sekedar ingin mencari kesenangan.
Diantara para tamu kelas elit ini, bertebaran orang-orang dari kalangan showbiz. Ada aktor atau aktris yang berstatus tinggi yang sudah bergelar kaisar atau ratu. Ada pula seniman berstatus rendah. Para aktris dari kalangan aktris 18-line alias aktris tidak populer. Para aktris tidak populer ini bisa datang karena ada yang mengajak. Baca ada orang berkuasa yang membawanya. Para seniman ini datang tujuannya jelas untuk memperebutkan sumber daya yang mana menentukan kecermelangan jalan karir mereka.
Sebagai manager artis yang baik dan profesional, sudah semestinya Sasuke hadir. Ia tergolong datang di awal waktu untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan seperti dikompori orang-orang dengan niat jahat untuk bertarung melawan keluarganya. Lebih khusus lagi kakak kandungnya, Itachi Uchiha. Bisa juga untuk mengantisipasi munculnya rumor tidak sedap tentang artis asuhannya. Tahu sendiri kan betapa berbakatnya Naruto dalam hal membuat masalah dan skandal? Tanpa tali kekangan yang kuat sekuat baja, Sasuke khawatir Naruto mengacaukan hidupnya lagi. Kata lagi dicapslock dan dibold untuk menunjukkan pentingnya kata ini. Dengan pertimbangan-pertimbangan itulah, Sasuke hadir lebih awal dari jadwal acara yang tertulis di kartu undangan.
Sasuke berdiri menyapu malas para tamu yang juga hadir di awal waktu. Dahinya yang licin dan mulus terlihat mengerut samar. Sosok yang dicarinya belum tampak batang hidungnya. Padahal sebelumnya, ia sudah menginstruksikan Naruto untuk datang di awal waktu. Nyatanya nona 'Nganu-nganu' ini tidak patuh pada instruksinya. "Dasar!" Gumam Sasuke kesal.
"Huff....!" Sasuke menghela nafas panjang. Ia terpaksa menelan kekesalannya dan memilih menunggu. Naruto itu memiliki karakter semakin dikekang semakin ia memberontak liar. Jadi, sebagai manager yang baik, Sasuke harus pandai-pandai mengulur dan mengencangkan kekangan. Dan, saat ini, waktunya berkompromi
Lima menit berlalu.
Sepuluh menit berlalu.
Lima belas menit berlalu.
Tamu-tamu undangan mulai berdatangan, akan tetapi Naruto yang ditunggunya masih belum juga muncul. Sasuke mulai gelisah. Dia ingat karakter buruk artisnya yang tertulis di file rahasia yang ia simpan di laci brankas pribadinya. Selain benci dikekang, Naruto paling suka ngaret. Ia sering kali datang terlambat dan bertindak seolah-olah ia orang paling penting yang kedatangannya paling ditunggu. Drama Queen bangetlah pokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninja in Campus
FanfictionTerakhir yang Naruto ingat, jantungnya ditusuk dengan pedang oleh Madara. Ia pikir ia akan langsung menghadap Raja Yama. Namun, saat ia membuka mata, ia justru menggantung di udara dengan satu tangan terjerat pada seutas tali kabel listrik. Yang mem...