Meet Naruto

3.3K 414 22
                                    

Sasuke menerima -dengan hati menggigil gemetar- laporan salah satu staffnya tentang Naru Honda alias Naruto Namikaze. Emosinya campur aduk. Bagaimana pun marga ini telah memberinya obat yang sangat pahit dan sekaligus mematikan dalam hidupnya.

Tatapan pertamanya jatuh pada foto si artis dan ia langsung diserang syok berat. Ia bahkan tergoda untuk mengucek-ucek kelopak matanya untuk memastikan jikalau ia tidak salah lihat. Astaga. Ia mengerang dalam hati. Perutnya dipenuhi keluhan.

Sasuke tahu dan paham betul aturan main bisnis showbiz, tertulis maupun yang tidak tertulis. Salah satunya aturan tentang penampilan si artis. Untuk menjadi seorang artis, wajah yang tampan atau cantik, tubuh yang tinggi ramping dan seksi bukanlah syarat utama. Orang yang kebetulan bertubuh pendek atau gendut ataupun keduanya sama-sama memiliki kesempatan yang sama. Yang penting terlihat menarik. Permen mata.

Artis ini...? Dahi Sasuke mengerut dalam membentuk gurat noda di dahinya yang licin dan mulus. Bagian mana dari artis Naru Honda ini yang terlihat menarik? Ia sudah memutar-mutar fotonya mencari sisi baiknya tetap saja yang terpantul di matanya adalah foto babi dengan baju seragam. Dari skala 1-10 untuk skor kecantikan, artis Naru Honda memperoleh nilai -14. Dia sangat jelek. Babi saja masih kelihatan lebih imut darinya, endut ngegemesin. Tapi, bola basket hidup dengan wajah babi ini hanya bikin mata tiap orang yang memandangnya keracunan. Bisa memicu penyakit jantung. Fisiknya benar-benar horor. Dan, yang kayak gini lolos seleksi jadi artis yang ditanda tangani perusahaannya? Astaga. Apa tim para pencari bakat perusahaannya matanya katarak atau buta?

"Fisiknya memang tidak menjanjikan, tapi karirnya lumayan. Ia mendapat paparan yang cukup per bulannya." Kata salah satu staff Sasuke bernama Shuigetsu menunjukkan kelebihan artis ini.

Sasuke mendengus. Ya iyalah Naruto tetap laku. Orang ia disponsori oleh Namikaze grup. Dengan ini, dijamin Naruto akan selalu dapat job. Namanya tidak akan masuk kotak mati selama Minato dan Namikaze group masih eksis di Jepang.

Sasuke menghela nafas panjang, menata emosinya yang berantakan. Ia harus memikirkan hal ini dengan kepala dingin mengingat betapa sensitifnya isu ini. Naru Honda tidak berdiri sendiri. Ada Namikaze group di belakangnya. Jika ia tidak merawatnya dengan hati-hati bahkan menyia-nyiakannya, dijamin nasib klan Uchihanya akan sama seperti dalam kehidupannya di masa lalu, mengingat besarnya rasa cinta Minato Namikaze pada putri sulungnya ini.

Uchiha di masa lalu hancur bukan hanya karena menantu Namikaze menggunakan segala trik kotornya untuk menekuk klan Uchiha. Lebih dari itu, ada Minato Namikaze yang mendukung. Si rubah tua itulah dalang utamanya. Jadi, kesimpulannya untuk mencegah klan Uchiha tidak jatuh, ia harus memberikan pelayanan yang bagus pada babi eh salah Naru Honda ini.

"Aku yang akan jadi manajernya," putus Sasuke. Ini adalah langkahnya untuk mendekati klan Namikaze. Seperti kata pepatah cintai aku, cintai anjingku. Untuk mendapatkan niat baik Minato Namikaze langkah pertama adalah membuat senang putrinya. Untuk tugas penting itu ia hanya bisa mempercayai dirinya sendiri. "Tunjukkan padaku riwayat karirnya!" Perintahnya tegas.

Lekukan bermasalah di dahinya bertambah seiring sejalan dengan lamanya Sasuke membaca laporan artis Naru Honda. Bukan hanya fisiknya yang membuat mual, temperamennya juga menjijikkan. Artis jelek tak berguna ini sering kali menendang masalah, menebar skandal dimana-mana dengan perilakunya yang sombong. Ia jadi heran apa betul ia ini putri kandung Minato yang disebut-sebut genius di masa kecilnya? Gadis ini sangat... Sasuke bergumam lirih,"Idiot."

"Setelah sekolah selesai, minta dia ke kantor. Undang Chef seleb yang sudah kita tanda tangani pula." Putus Sasuke setelah menimbang-nimbang. Naru Honda mendapat job sebagai bintang tamu acara masak-masak. Bukan acara prime time, tapi cukup diperhitungkan. Ia berniat memberinya pelatihan sebelum acara agar ia tidak bertindak memalukan. Ia membuat asumsi jika nona kaya ini tidak bisa memasak.

"Haik Sasuke sama." Ujar Shuigetsu langsung menulisnya dalam agendanya.

Rapat dilanjutkan dan berakhir hingga jam makan siang.

Naruto keluar dari ruang kelasnya usai membereskan peralatan sekolahnya. Kimimaru, bodyguard barunya datang menghampirinya. "Naruto sama, hari ini pihak agency memanggil Nona ke kantor," ujarnya membacakan agenda hari itu.

Alis Naruto mencuat naik. Matanya menatap lurus Kimimaru yang mengidap penyakit kelumpuhan syaraf wajah. Perutnya penuh keluhan. Kenapa papanya harus mengganti Jiha dengan yang ini sih? Secara naluri, ia tahu bila kemampuan Kimimaru setara dengan Jiha. Tapi, ia lebih menyukai Jiha ketimbang Kimimaru. Jiha memang pendiam, tapi setidaknya ia lebih ekspresif dan manusiawi daripada Kimimaru yang dingin. Sulit menangkap emosi Kimimaru. Lebih khusus lagi ia tidak menyukai wajah Kimimaru. Wajahnya itu seperti wajah minta tabok. "Baiklah," Apalagi yang bisa Naruto lakukan selain patuh? Bagaimanapun, ia seniman mereka.

Diam-diam Naruto merencanakan pengunduran dirinya di dunia showbiz. Jujur ia tidak suka berada dalam paparan cahaya orang banyak. Ia hanya ingin diakui oleh beberapa orang. Karena itu, ia berniat berhenti menjadi artis. Setelah kontraknya yang tinggal setahun abis, ia tidak akan memperpanjangnya lagi.

Kimimaru menyetir mobil dalam kecepatan sedang, tidak cepat juga tidak lambat. Tidak ada kebutuhan untuk buru-buru. Ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus dengan lihai. "Kita sudah sampai, Nona."

Tugas Kimimaru selanjutnya mengawal Naruto memasuki gedung perusahaan. Keduanya menuju ke bagian resepsionis. "Selamat malam. Bisa saya bertemu dengan CEO Amaterasu Ent. yang baru?"

"Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?" Tanya balik sang resepsionis. Dibalik nadanya yang formal dan profesional, sang resepsionis menyembunyikan hatinya yang berayun. Ia sudah lama bekerja sebagai penerima tahu Amaterasu Ent. Sudah beragam orang dengan bermacam tipe ia temui. Ia sudah tahan banting. Tidak akan mudah kehilangan ketenangannya. Namun, tamu barunya ini beda.

Tamunya ini secara keseluruhan cantik dan menarik. Temperamennya hangat mudah didekati. Bola matanya jernih tampak innosen yang tidak dikotori oleh kotoran dunia. Akan tetapi udaranya tidak senaif penampilannya. Udaranya mulia dan berat memaksa siapapun yang melihatnya untuk membungkuk. Seperti yang dirasakan oleh resepsionis kecil yang malang ini.

"Atas nama?"

"Naru Honda,"

Deg! Jantung resepsionis hampir loncat dari sangkarnya karena terkejut. Naru Honda? Ia tidak salah dengar kan? Ia melihat Naruto lebih detail mencari tanda-tanda yang familiar. Wajah gadis yang mengaku artis Naru Honda ini mirip dengan Naruko, adik bungsu Naru Honda. Hampir seperti saudara kembar. Rambut pirang asli keemasan, cek. Bola mata biru langit cerah, cek. Goresan samar seperti kumis kucing di kedua pipi, cek.

Kesimpulannya, secara fisik gadis di hadapannya ini memang Naru Honda. Tapi, penampilannya? Sangat dipertanyakan.

Bagaimana mungkin artis muka babi ini berubah jadi secantik ini dalam waktu sebulan? Itu terlalu cepat. Fisik mungkin bisa diubah dengan operasi plastik. Tapi, temperamen yang cantik? Itu mustahil. Butuh budidaya bertahun-tahun untuk melakukannya. Sedangkan gadis ini bertransformasi dalam sebulan? Sangat tidak masuk akal. Ini pasti sihir.

Naruto menghirup udara dingin. Lagi-lagi ia dipertanyakan. Waktu masuk sekolah pertama kali usai liburan juga begitu. Ia bahkan disidang di depan staff yang bejibun dan sangat ketat. Untungnya papanya sudah membuat persiapan. Ia memberikan bukti berupa foto dan video rangkaian perubahan fisiknya dari gendut menjadi ramping seperti sekarang ini. Dan, walaupun berhasil lolos, tapi pengalaman buruk itu tidak ingin ia ulangi lagi. Cukup sekali saja. "Haruskah aku mengeluarkan kartu pelajarku?" Sindirnya dingin.

Sang resepsionis pun terjaga. Ia mengembalikan sikap profesionalnya. "Saya diberi tahu Sasuke sama sebelumnya agar Nona langsung menghadap saja."

"Hn," gumam Naruto acuh. Ia langsung melangkah menjauhi meja resepsionis. Ia naik lift langsung ke lantai lima tempat CEO Amaterasu End. berada.

Tok tok tok! Naruto mengetuk pintu sopan.

"Masuk!" Balas suara bariton dari balik ruangan.

Naruto menyelipkan tubuhnya dari celah pintu diikuti Kimimaru. "Mr. Uchiha!" Sapanya sopan.

"Ya?" Sahutnya sambil mengangkat kepalanya.

Keduanya sama-sama berteriak, "Kau!" karena terkejut.

TBC

Ninja in CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang