Berantakan. Itu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati Sasuke saat ini. Baik di kehidupan ini maupun di kehidupan sebelumnya, ia tidak pernah mengalami hal seperti ini. Suasana hatinya berantakan. Emosinya seperti seorang pemuda belia yang sedang bermain Roller Coaster "Steel Dragon 2000. Satu-satunya roller coster di Jepang yang mendapat predikat paling berbahaya se Asia.
Roller coaster Steel Dragon 2000 ini memiliki panjang lintasan hingga 2.479 meter. Bagi pengunjung yang mencoba sensasi naik wahana ini, pertama-tama akan dibawa ke ketinggian 97 meter secara perlahan dan dilanjutkan dengan melalui lintasan yang menanjak. Setelah sampai di puncak tertinggi, tanpa basa-basi lagi roller coaster ini langsung meluncur dengan kecepatan mencapai 153 km/jam. Bahkan jalur turunannya bisa mencapai sudut 90 derajat lho. Tak sampai di situ, pengunjung juga harus melewati tiga tanjakan serta turunan serupa yang dilengkapi dengan jalur berkelok ke kanan dan ke kiri.
Fu*k!
Sasuke ingin mengumpat. Seperti itulah emosi Sasuke saat ini semenjak ia menanda tangani Naruto sebagai artis satu-satunya. Pertama, Naruto membawanya secara perlahan naik dengan perilaku patuh dan kerja keras. Lalu, dibawa naik sangat tinggi saat ia berhasil jadi tamu acara Tayuya Show. Ia merasa di awan. Ia pikir Naruto sudah berjalan di jalur yang benar yang sudah ia rancang dengan hati-hati. Hanya setelah di awan, Naruto menjatuhkannya dengan ekstrim. Ia tanpa persetujuannya membuat gelombang demi gelombang skandal memalukan. Jika ia memberi tahunya lebih dahulu, Sasuke tidak akan sekacau ini. Masalahnya, Naruto itu mencuri start. Ia melakukannya tanpa ijin dan awalan. Sangat impulsif hingga Sasuke bingung bagaimana meresponnya.
Kalau sudah seperti ini, sudah terlanjur jadi skandal siapa yang repot? Aku, aku, dan aku beserta tim managemen. Naruto? Mana ngerti dia.
Sasuke merasa tekanan frustasi. Tangannya meraba-raba sakunya mencari puntung rokok. Memang rokok tidak bisa memberinya solusi, tapi ia bisa melunakkan syaraf-syarafnya yang kencang.
Sasuke celingukan, melihat kanan kiri, matanya sibuk memindai mencari sesuatu, lalu mendesah lirih. Fiuh! Ia lupa. Ia sudah bertekad untuk berhenti merokok. So, mana mungkin ada bungkus rokok di sakunya?
"Mau rokok?" Sapa seseorang dengan suara bass dan dalam.
Sasuke menoleh. Matanya menunjukkan keheranannya. Tanpa diduga, ia bertemu sutradara kondang yang di bawah tangannya berhasil menelurkan daftar film box office nasional. Dia bahkan berhasil menelurkan karya bertaraf internasional. Berbagai penghargaan berhasil ia kantongi. Yang lebih penting, ia menggenggam sukses ini di usia terbilang muda. Orang ini bernama Asuma Sarutobi.
Di kehidupan sebelumnya, ia dikabarkan mati muda. Ada banyak rumor yang menyertai alasan kenapa ia mati muda. Ada dugaan kuat ia dibunuh pesaingnya hingga ia menyinggung kelompok Yakuza tertentu. Sampai Sasuke mati, misteri kematian Asuma belum terpecahkan juga.
"Sarutobi ji san!" Sapa Sasuke sopan. Ia tidak punya banyak kontak dengan sutradara genius ini. Jadi, ia hanya bisa memanggilnya dengan panggilan marganya.
"Kamu putra bungsu Fugaku?" Tanyanya balik mengabaikan basa basi.
"Ya."
Asuma mengulum senyum geli. "Kelihatannya suasana hatimu tidak baik?" Tanya Asuma usil. Jarang-jarang ia melihat seorang Uchiha kehilangan kendali diri.
Wajah Sasuke hari ini tampak tragis seperti ekspresi seorang korban kebakaran rumah yang melahap seisi rumah berikut semua aset kekayaannya. Nelangsa. Ia jadi bertanya-tanya, apa sih yang bisa membuat seorang Sasuke jadi frustasi seperti ini? Terakhir kali ia periksa, saham Uchiha Group masih aman bertengger di tengah-tengah daftar pasar saham yang menguntungkan. Tidak ada berita kecelakaan mendadak atau kematian. So, apa sih yang membebani pikiran Sasuke?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ninja in Campus
FanfictionTerakhir yang Naruto ingat, jantungnya ditusuk dengan pedang oleh Madara. Ia pikir ia akan langsung menghadap Raja Yama. Namun, saat ia membuka mata, ia justru menggantung di udara dengan satu tangan terjerat pada seutas tali kabel listrik. Yang mem...