30: Rasa Berakhirnya Musim Panas

1.9K 417 39
                                    

Summer has ended. It is getting colder now.

|

❤🌞🍉

T i g a
p u l u h

|





Bandara Incheon
8:25 PM

Bisa dibilang Vante terlalu syok untuk bertanya. Marah? Tidak. Kecewa? Sedikit akan tetapi bukan, bukan seperti itu.

Ia lebih merasakan banyak ketakutan di dalam dirinya.

Takut akan kurang komunikasi? Tidak, tidak. Ia tahu Irene akan menyempatkan waktu.

Takut diam-diam Irene mendua? HA. Apalagi itu. Pria mana pula yang berani bicara dengan wanita bak The Thing* begitu. Cantik, sih, tapi menyeramkan seperti batu bernyawa.

*The Thing: manusia batu di Fantastic Four. Kekuatan sepadan dengan Hulk dari Avengers.

Entahlah... mungkin takut pada situasi.

Situasi itu bisa memecah belahkan apa saja, asal kau tahu.

Dia takut jika hubungan dan semuanya tiba-tiba jadi dingin. Seperti musim panas yang akan segera berakhir ini.

Mata Vante terpaku pada teman-teman Irene seperti Katie dan Wendy yang mengantar, mereka juga membawa Jennie yang masih berseragam sekolah.

Jennie mengeratkan pegangan pada ransel setelah memeluk erat Irene dengan pipi tembam yang cemberutㅡagak berat hati harus pergi ke sekolah demi menuntaskan ujian kenaikan kelas.

"Jennie sayang Kak Irene. Jangan sakit, ya. Nanti Jennie bingung harus terbang pakai apa..."

Vante merasa Irene memang diberkati.

Dan pikiran itu membuatnya mengembangkan satu senyum. Bangga. Bangga memiliki gadis itu.

Ah, tapi kalau begitu, berarti dia yang sangat amat diberkati, ya?

Ia menunggu di sudutㅡseolah ia sedang menunggu giliran berbicara dengan Ireneㅡsetelah Dean menepuk bahunya dengan senyum ramah. Lesung pipit Dean muncul.

Dan Vante jadi merasa sedikit iri karena ia tidak punya bolongan gemas itu.

"Dean," panggilnya sebelum Dean menoleh. "Jangan tersenyum di depan pacarku, ya. Awas kau."

Menyunggingkan senyum lucu, Dean mengangkat satu alis, "Tidak janji."

"Dasar mesin kentut."

"A-apa?!"

"Kentutmu di dalam selimut waktu itu sungguh berbau busuk, kalau kau tak sadar."

"Sial. Kau bercanda, ya?" Dean menekuk alis gemas, "Bilang saja kau iri karena lesung pipitku menawan. Tidak usah cemburu begitu, Bung."

"Cemburu? Iya, itu jelas. Sekarang pergi sana. Jangan membuatku menunggu semakin lama."

Dean melanjutkan langkah sebelum melambai pada Vante. Sepasang irisnya jatuh pada Irene yang kini terlihat super repot. 1 tas kabin dan 2 koper besar yang hampir melebihi tinggi badannyaㅡdan itu cukup membuat Dean merasakan hangat.

"Selamat," menjulurkan tangan, Dean melanjutkan, "aku bangga kau hidup dengan mimpimu sekarang."

Membalas uluran tangan, gadis itu tersenyum. Manis sekali, "Terima kasih."

Sebelum melontarkan, mata Dean mengelilingi atap bandara yang terlihat sangat lapangㅡentah apa yang ingin diutarakannya.

Pertanyaan atau pernyataan.

✔ Summer Flavor | salicelee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang