27: Rasa Insekuritas

1.7K 417 39
                                    

I am afraid that if I expect something, but get nothing instead.

|

❤🌞🍉

D u a   p u l u h
T u j u h

|

Tulisannya jelas sekali. Irene yakin tidak salah baca. Irene juga sudah memindai ulang apa yang ingin dikirimnya lebih dari 5 kali.

[ Lembar Jawaban Interview ke London.docx ]


Setelah membalut diri dalam selimut dan berguling-guling di kasur selama beberapa lama, akhirnya gadis itu memantapkan keputusan dengan menekan tombol 'Submit' di situs pendaftaran.

Di detik ia mendapatkan kotak dialog yang memberitakan bahwa dokumennya diterima dan akan diproses ke bagian Human Resource, kepala Irene seolah terbelah menjadi banyak bagian. Saking banyaknya sampai ia bingung harus membereskan darimana dulu.

Menilai dari sikap Vante selama ini, tidak mungkin Vante menolak menunggu. Akan tetapi, Irene tahu jelas bahwa menunggu itu tidak enak. Ia sendiri sudah merasakannya.

Dan ia tidak ingin jika orang yang disayanginya mengalami perasaan kesendirian seperti itu.

Melirik foto polaroid yang selipkan di antara casing smartphone, Irene mengeluarkan senyum tipis. Itu foto yang mereka ambil saat makan sushi kemarin sehabis mengunjungi Ibu Vante.

 Itu foto yang mereka ambil saat makan sushi kemarin sehabis mengunjungi Ibu Vante

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lihat senyum lucu miliknya. Mana tega membuat senyum itu pudar. Mana sanggup meninggalkan senyum ceria bak mentari itu.

Ah, pusing.

Pandangan Irene beredar pada dinding kamarnya. Terpaku pada satu figura. Foto kelulusan SD Jennie. Di sebelahnya ada bingkai yang lebih kecil, foto Ibu dan dirinya dengan Jennie yang tersenyum sumingrah memeluk buket bunga raksasa kelulusannya.

Mana bisa Irene berhenti merindukan keceriaan Jennie. Mana bisa Irene berhenti menyayangi dan menempatkan kepentingan adiknya sebagai prioritas kedua?

Kalau kakak tidak ke London, nanti bagaimana menafkahimu, ya?

Atau berhenti bermimpi dan bekerja sebagai orang kantoran saja di Seoul?

Terlebih lagi...

Lebih egois mana; kalau membiarkan Vante menunggu sendirian? Atau menolak keinginannya untuk menunggu?

Vantea nanti bagaimana, ya?

Pasti banyak yang menginginkan pria sepertinya.

Memang aku punya apa untuk bersanding dengan Vante?

Apakah pantas bagi orang sepertinya menunggui orang sepertiku?

Kalau aku ingin dua-duanya berjalan baik, memang Tuhan akan mengizinkan?

I am afraid that if I expect something, but get nothing. Really. []

__________

Notes:
Insecurity kills. Indeed. But it is real. It is not overthinking. It is a true killer of yourself.

Do not ever be, ya, Readers-ku sayang.

✔ Summer Flavor | salicelee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang