21: Rasa Tersentuh

1.9K 528 130
                                    

|

❤🌞🍉

D u a  p u l u h
S a t u

|



Irene memutar benda pipih silver di sela jari. Matanya terus terpaku pada benda tersebut. Sebuah Ipod silver dengan stiker smiley.

Kira-kira siapa pria bertudung hitam itu?

Bukan ketertarikan romansa atau apa. Hanya saja, Irene ingin berterima kasih pada pria itu. Mungkin dalam wujud satu atau dua traktiran.

Ia menyimpan kembali Ipod tersebut ke dalam koper yang sudah ia persiapkan. Kurang dari 1 minggu lagi ia dan Vante seharusnya kembali ke Seoul. Namun mengingat banyaknya barang yang harus dibawa, Irene pun mencicil pengepakan barang. Ia tidak suka terburu-buru dan meninggalkan barang bercecer. Maka, selagi ada waktu, ia akan mencicil pengepakan barang-barangnya.

Tunggu. Tetapi kalau dipikir-pikir, Irene belum pernah menelusuri isi Ipod itu. Matanya kembali mengintip pada celah koper. Lalu membukanya, dan mengangkat benda tersebut.

"Kalau aku membukanya... sopan tidak, ya? Apakah orang itu akan marah?" Irene bergumam sendiri.

Jari Irene menelusuri alat pendengar musik itu. Gadis itu menggigit bibir sebelum berbisik, "Aku lihat-lihat, ya. Maafkan."

Pandangannya berhenti pada satu judul asing. Nampaknya bukan sebuah judul lagu. Sebab ada tulisan to my son, V.mp3 tertera di sana.

V? To my son V?

Irene meneguk saliva. Berarti ini pemberian seseorang? Dan penerimanya adalah seorang anak laki-laki berinisial V? Jadi ... Pahlawan 75.000 won itu berinisial V?

Kurang lebih hipotesa seharusnya pasti seperti itu, bukan?

Dengan satu gerakan ragu, Irene menekan tombol main, membuat satu suara keluar dari sana.

*Haloㅡ*

Dan ia buru-buru mematikannya kembali saat suara serak seorang perempuan merembes ke telinganya.

Astaga. Ini pelanggaran privasi. Tidak sopan. Jangan lakukan, Rene.

Ini sungguh bukan urusanmu.

Irene buru-buru memasukkan benda tersebut ke dalam kopernya. Lebih terkesiap lagi saat Vanteㅡdengan cengirannya isengnyaㅡtiba-tiba masuk dengan pintu terbuka lebar, membuat Irene terkejut bukan main, hingga tidak sadar apa yang telah diraba ibu jarinya.

"Kaget, ya?"

Dengan wajah iseng, pemuda itu berdiri di daun pintu. Tetapi ekspresi cerah itu sirna saat benda pipih itu mengeluarkan suara yang sangat dikenalnya.

*ㅡkesayanganku, anakku, Vante.*

Keduanya terdiam. Itu suara ibunya Vante.

Buru-buru mematikan asal suara, Irene membalas terbata, "M-maaf. Aku tidak tahu itu ternyata punyaㅡ aku tak bermaksud..." dan mendadak terdiam saat melihat ekspresi datar Vante yang sulit diartikan.

"Maaf," Vante berucap pelan

"Itu memang milikku," tambahnya pelan saat Irene hanya membalasnya dengan hening.

Kepala Irene seolah terantuk ujung benda keras. Jadi, pahlawan 75.000 won-nya itu Victorius Vante Kim? Dan dia baru saja mendengarㅡsetengahㅡrekaman dari ibu Vante?

✔ Summer Flavor | salicelee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang