20.5: Dean Christopher

1.7K 380 23
                                    

You are my gravity,
when the whole world shakes.

|

❤🌞🍉

D u a   p u l u h
t i t i k
L i m a

|

Kalau orang-orang sekitarnya mendengar nama Dean Christopher, sudah pasti kata yang berkaitan dengannya adalah musik, musik, dan musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau orang-orang sekitarnya mendengar nama Dean Christopher, sudah pasti kata yang berkaitan dengannya adalah musik, musik, dan musik.

Akan tetapi, ada seseorang yang memberikan Dean keyword yang berbeda.

Orang yang menilai Dean berbeda itu adalah, Irene Bernice.

Cerita bertemu Irene mungkin sudah terlalu lawas. Sejak 5 SD. Mereka akrab sejak latihan dalam kelas. Dan kata kunci yang Irene berikan pada Dean?

"Bodoh."

Anak perempuan kecil itu menari-nari di bayangan Dean. Dia ingat saat itu adalah perlombaan tari. Sebagai anak SD yang tak punya kuasa apa-apa, tentunya Dean hanya bisa menurut meskipun ia sangat benci menari.

Sedangkan gadis itu? Menari dengan lihainya dan bahkan mengatur barisan anak-anak kelas dengan wajah galaknya. Tapi semua orang menyukai Irene, sebab gadis itu selalu membantu seisi kelas agar dapat menjadi yang terbaik.

Dan sasaran utamanya? Tentu adalah Dean Christopher. Si anak baru yang paling bodoh dalam menari.

Dan mungkin, genggaman tangan Irene yang menuntunnya saat dansa lah yang membuatnya terbiasa dengan musikㅡtermotivasi latihan sendiri, sampai jatuh cinta dengan tempo, melodi, dan musik sepenuhnya.

Perlombaan hari itu? Tidak ingat. Mungkin menang, atau mungkin juga tidak. Tapi, seisi kelas bahagia karena Ibu Dahye membagikan kue kacang. Kecuali Dean yang alergi kacang.

Dan tebak apa?

Irene memberikan bekal makan siangnya. Apa yah waktu itu? Kalau tidak salah setangkup roti sandwich selai stroberi atau ceri yang dibagi duaㅡyang Dean ingat, warnanya merah manis, itu saja.

Dan menurutnya, hanya itu interaksi yang dirasa cukup berkesan.

Faktanya, Dean tidak pernah jatuh cinta pada Irene. Baginya, Irene adalah sesosok panutan. Seperti kakak, atau ibu.

Tahun demi tahun berlanjut, tumbuh dewasa bersama bukan hal spesial bagi Dean. Ia sayang Irene. Namun sebatas teman, sungguh.

Tapi jika ada yang menganggu Irene, ia akan maju paling depan mendatangi pelakunya. Termasuk melawan mantan kekasihnya, sekalipun.

Dan Dean tidak paham mengapa ia melakukannya.

Dean nyaman dengan Irene. Mereka memiliki jalan pemikiran dan cara memandang dunia yang kurang lebih sama. Mungkin efek karena mereka tumbuh bersama. Dan sekalipun, tak pernah ia berpikir akan meninggalkan Irene. Meski terkadang bosan juga dalam 4 tahun yang dilihat anak ini lagi.

"Mau ayam?"

"Aku alergi ayam, Dean."

Mungkin itu percakapan paling membingungkan yang akan diingatnya seumur hidup. Yang benar saja, ayam yang enak begitu masa dialergikan. Lucu.  Padahal Dean sangat suka menyantap makanan itu dengan kekasihnya.

Oh! Bicara soal kekasih, Dean sering putus dalam waktu singkat. Tidak tahu alasannya. Rasanya seperti ia tidak pernah puas dengan yang dimiliki kekasihnya. Dan Irene adalah acuan yang harus dilewati para gadis itu.

Meskipun Dean punya banyak mantan kekasih yang cantik, baginya Irene akan tetap cantik dengan caranya sendiri.

Keduanya melankolis.

Sejak SMP, Dean suka musik dan betapa indah sebuah lirik dapat mengikat perasaan.

Irene juga suka bagaimana kata-kata dan alunan musik radio yang dibawakan ibunya dapat menenangkan hati mereka yang terpisah jarak. Dean tahu karena Irene bilang padanya.

Sampai hari itu Dean kehilangan sosok ceria Irene yang dikenalnya, saat ibu Irene meninggal.

Mereka berpisah. Irene putus hubungan dengannya selama 3 tahun.

Di sana, ia baru sadar. Mungkin, Irene adalah hal yang ingin dijaganya selama ini.

Sampai suatu hari, layaknya takdir ia bertemu Irene di Seoul, di SMA barunya.

Hari-hari baru dimulai meski dengan situasi yang berbeda. Mereka tak seakrab dulu saat masih lebih muda.

Tapi kala itu, Dean Christoper selalu punya cara untuk menarik atensi Irene. Dengan kembali menjadi bodoh. Ia sengaja menyita perhatian Irene dengan membuat onar dengan bermain musik saat pelajaran, datang terlambat saat kerja kelompok, termasuk meminjam pena dan tidak pernah mengembalikannya. Sengaja mengoleksi celotehan Irene sampai keduanya menjadi dekat kembali.

Dan bagi Dean, kebodohannya adalah sebuah kepintaran yang akan dibanggakannya seumur hidup.

Karena Irene seberharga itu, kendati Dean harus menjadi 'bodoh'.

Dean menatap kaset bertuliskan, "Everything Good," dan membacanya pelan. Ia mengulum senyum tipis.

Kaset itu adalah lagu rekaman yang liriknya ia tulis bersama Irene sebelum masuk kuliah. Kepingan itu akhirnya rampung.

Dean menekan tombol di perangkat
Tak lama alunan melodi dan suara terdengar, membuatnya bersenandung sembari berbaring dengan tangan sebagai penopang kepalanya.

You're everything good, everything true.
When all the world is fading,
You're everything new.


Malam itu langit Seoul terlihat redup. Atau mungkin perasaan Dean yang mensugesti ini semua. Atau mungkin dari dulu langit malam Seoul memang tidak pernah cerah.

Mungkin dulu terlihat cerah karena dihabiskan bersama dengan Irene? Entahlah.

You're everything good to me.
You're everything that I need.
That I need.


Dean tidak tahu lagi.

Penyesalan datang terlambat, memang.

Mimpi utamanya adalah musik. Sekundernya tidak ada. Mungkin Dean ragu karena dulu semuanya terlalu abu-abu. Ia tak berani menetapkan.

Tapi meskipun sekarang sudah jelas, Irene dan dirinya telah terbiasa menjadi abu-abu.

Kata Irene memang benar. Dean bodoh.

Apa yang bisa dilakukannya?

Dean tidak tahu lagi. Sungguh. []

____


Notes:
Kasih saran ke Dean dong. Dia ga ada temen curhat tuh. Abis putus sama Rose terus lagi galauin Irene, umumumu.

Entah kenapa paling kasihan sama Dean.

Entah kenapa paling kasihan sama Dean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔ Summer Flavor | salicelee.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang