Bertahan dengan yang sudah ada, atau pergi mencari hal baru yang menurutnya lebih membuat bahagia?
Cover photo Lai Guanlin by mandarin orange
Start : 28 November 2018
End : -
Votee yaaa, gue update cuman jarak sehari nih. Karena gue lagi seneng hehee. Mau berbagi kesenangan dongg.
Selama Tama mengantarkan Nindy kembali pada hotel, tidak ada yang mengeluarkan suara untuk membunuh kesedihan. Hanya suara seenggukan dari mulut Nindy yang dia tutupi dengan masker.
Mereka diam, menikmati jauhnya perjalanan. Seolah tidak ingin menyudahi akhir dari mereka setelah kata putus terucap. Tidak ingin berpisah, mereka lama tidak berjumpa, dan rindunya sangat membumbung tinggi hingga angkasa. Namun baru hitungan waktu dapat berjumpa kini mereka harus sama-sama merasakan pahitnya terputus suatu rasa.
Perjalanan panjang yang sangat Tama nikmati karena tempat penumpang, kini pada akhirnya di duduki oleh Nindy, wanita yang sangat ia harapkan untuk di bonceng saat ia berada di Jogja. Kini harus rela benar-benar terpisah karena mereka sudah sampai pada hotel Nindy tinggal.
Tama hendak ikut berjalan bersama Nindy, bermaksud untuk mengantarkan Nindy hingga kamarnya, namun Nindy melarang.
"Gak usah Tam, kamu anterin aku sampek sini aja. Biar aku kesananya sendiri."
"Memang kenapa?"
"Gakpapa, kamu pulang gih. Udah malem ini, kamu belum istirahat."
Tama diam, dirinya masih ingin di sini, untuk melihat Nindy. Namun Nindy sudah menyuruhnya pulang. Tama tau itu hanya alasan Nindy agar tidak semakin merasakan sakitnya setelah mereka berpisah.
"Ya udah, kamu masuk dulu. Aku baru pulang." Nindy hanya mengangguk, tanpa pamit Nindy pergi meninggalkan Tama yang terpaku di tempatnya.
Hanya helaan nafas yang keluar dari mulut Tama, bersamaan dengan langkahnya yang terasa berat untuk meninggalkan hotel tempat Nindy menginap.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Nindy memasuki kamarnya, menyembunyikan wajahnya pada bantal, meredam tangisnya, seolah takut jika orang yang menginap di sebelah kamarnya akan terdengar tangisannya.
Tadi, bukannya Nindy tidak ingin Tama mengantarkannya, berjalan beriringan dengannya untuk terakhir kali. Nindy ingin, namun hal yang membuat Nindy mencegah Tama mengantarkannya karena dia takut, bahwa dia akan semakin sulit melepaskan Tama. Dia hanya takut, bukannya melangkah pergi melainkan memeluk erat hingga seolah tidak dapat di akhiri.
Tangis Nindy tidak kunjung usai. Bayangan bagaimana Tama dulu mendatangi Nindy ke sekolah smpnya, lalu bagaimana janji Tama untuk masuk ke sma yang sama agar selalu dapat melihat wajah Nindy terus menerus berputar. Segala hal yang berkaitan dengan Tama akan menjadi kenangan yang memilukan. Yang menyebabkan kesedihan kembali bermunculan.
Ini bukan keinginan hati Nindy yang sebenarnya, keinginannya adalah tetap melanjutkan hubungan meskipun terasa menyakitkan. Namun pada faktanya, ketidak sanggupan yang lebih mendominasi karena hati serta pikiran takut untuk tersakiti.