21

87 12 12
                                    

Gama dan Nindy sudah sampai pada rumah Gama. Nindy memutuskan untuk ikut Gama tinggal di rumahnya, ya meskipun di dominasi dengan sedikit paksaan dari laki-laki ini.

"Gama, gue gak enak nih ikut lo pulang. Mana gue tidur di rumah lo lagi."

"Udah santai aja, nyokap bokap gue orangnya santai kok. Apalagi yang ngajak lo liburan ke Jogja gue."

Nindy hanya diam sambil menghembuskan nafas panjang. Gugup saat akan bertemu dengan orang tua Gama, padahal jika dapat di katakan ini adalah kedua kalinya Nindy bertemu orang tua Gama.

"Tapi ini sepi banget rumah gue." Ujar Gama sambil memasuki rumahnya yang terbilang besar dan luas.

"Bu? Ibu? Gama wangsul." Gama berteriak dan membuat ibu Gama yang berada di lantai tiga turun dengan senyum mengembang, menambah kesan cantik pada wajahnya yang sudah tak lagi muda.

"Yo ngalah, anak ibu wis bali. Kene ibu kangen."

"Ibu pelan-pelan turunnya." Gama khawatir karena ibunya sedikit berlari saat menuruni tangga.

Saat ibunya sampai di depan Gama ia langsung memeluk Gama. Menciumi pipi Gama membuat Gama membungkuk karena tinggi badannya yang berbeda dengan ibunya.

"Bu udah, ini ada temen Gama. Mau nginep di sini selama liburan." Ibu Gama melepas pelukannya, lalu menatap ke arah Nindy.

"Loh ini kan Nindy yaa, yang kapan hari nangis itu ke sini?" Nindy jadi sedikit malu saat di ingatkan pertama kalinya mengunjungi rumah Gama.

Kesan pertamanya sangat tidak mengenakkan karena Gama membawa Nindy ke rumahnya untuk pertama kalinya saat ia sedang menangis.

"Iyaa tante, maaf ya waktu pertama kali Nindy ke sini Nindy nangis terus langsung pulang tanpa sempet pamit ke tante."

"Gakpapa Nindy, pasti pas itu lagi sedih kan? Sampek lupa mau nanyain, asli mana nduk?"

"Ehh iya, maaf ya tante, Nindy asli Jakarta tante."

"Aduh manggil ibu aja ya."

"Iya bu." Nindy sedikit canggung memanggil ibu Gama dengan sebutan Ibu. Namun mau bagaimana lagi, Nindy tidak enak jika tidak mengiyakan.

"Temennya Gama di Brooklyn?"

"Iya bu, terus sama Gama di ajak liburan ke kampung halamannya. Maaf ya bu kalau Nindy ikut Gama kesini. Apalagi Nindy perempuan."

"Udah santai aja nduk, disini tetangga gak memusingkan kayak gitu. Toh kalian di rumah ini ya ada ibu sama bapak."

"Hehe iya bu, makasih."

"Oh iya, itu kamar di sebelah kamar Gama kosong. Bersih juga, tidur di situ ya? Atau tidur di kamar Gama? Kamar Gama aja lah, lebih bersih. Setiap hari ibu bersihin, biar Gama tidur di kamar sebelahnya."

"Ibu pelan-pelan ngomongnya, Nindy bingung tuh." Nindy hanya mampu tersenyum.

"Ibu tuh semangat kalau ada temen kamu cewek, ya udah di taruh dulu barangnya, terus kalau mau isitirahat, isitirahat dulu. Ibu mau masak buat makan ya?"

"Iya bu." Nindy menjawab lalu mengambil kopernya yang tadi ia geletakkan.

"Gama, bawain itu kopernya Nindy, kasihan. Jangan mentingin diri kamu sendiri dulu. Nindy itu cewek loh Gam kasihan kalau di suruh bawa koper sambil naik tangga."

"Nggih bu."

Gama dan Nindy menaiki tangga, menuju lantai dua rumah Gama.

"Ibu crewet ya?"

FirmamentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang