Premises 1

9K 479 5
                                    


Pagi ini tepatnya jam 07.30 wib,  seseorang sedang menggeram kesal dengan langkah kaki yang sangat lebar, berjalan di koridor yang sudah sepi. Suasana sudah menandakan jika bel masuk sekolah sudah berbunyi. Ini bukan mimpi, semuanya sirna, cap dari para guru yang menganggap dia murid yang disiplin nyatanya harus tercoreng karena kejadian pagi tadi.

Dimana dia terbangun kesiangan gara-gara tadi malam gadis belia itu yang mengganggu istirahat nya, sungguh. Jika diingat-ingat lagi ingin rasanya dia memaki gadis yang sudah lama tinggal di hatinya.

"Aliiiii." Teriak seorang gadis yang sedang menatap nya di bangku tengah barisan kedua. Semuanya menoleh kearah gadis yang teriak tadi dan bergantian menatapnya yang baru saja sampai di dalam kelas XII IPA 2.

Ali. Ya cowok yang terlambat tadi bernama Ali. Lebih tepatnya Muhammad Ali Alamsyah. Cowok yang katanya famous di sekolahan ini SMA Negeri 28 Jakarta, cowok yang cuek, dingin dan terkesan tidak memperdulikan sekitarnya. Tapi anehnya sedatar dan secuek-cueknya Ali, tetap saja semuanya menginginkan Ali menjadi kekasihnya.

Alis tebalnya terangkat menandakan dia sedang bertanya "ada apa?" Kepada gadis yang memanggil namanya dengan teriakan yang sangat luar biasa itu. Gadis itu berjalan menghampirinya dan sekarang sudah ada di hadapannya dengan kedua tangan yang sedang memegang bahunya.

"Ali, dari mana aja sih? Kenapa baru dateng? Biasanya juga tepat waktu banget. Bahkan saking rajinnya, kamu dateng subuh-subuh?" Cerocos gadis itu.

Tidak di respon, "Ali-nya" hanya diam saja. Bahkan dia tidak melihat kearahnya malah melihat ke arah lain. Geram dengan tingkah Ali, gadis itu pun dengan sengaja memegang rahang Ali agar cowok itu bisa menatapnya.

"Kalau orang lagi nanya tuh dijawab. Jangan diem aja. Lagi sariawan ya?" Kesalnya.

Ali dengan gampangnya tersenyum miring didepannya. 'Benar-benar nyebelin.' Ucap gadis itu dalam hati.

"Udah?" Tanya Ali dengan singkat.

"Apanya?" Bukannya jawab malah balik nanya lagi, kadang otak gadis ini suka tiba-tiba lemot sih :v

"Ngomong nya?" Tanya Ali lagi.

"Udah." Jawab gadis dengan cengiran.

Tiba-tiba Ali berjalan menuju arah bangkunya yang tepat ada di belakang meja gadis itu.

Prilly Radinka. Gadis tadi bernama  Prilly begitu teman sekelasnya memanggil.

Gadis 17 tahun yang sangat hiperaktif, ceria, manja dan cerewet. Dengan tingkah yang 'kadang-kadang' masih seperti anak-anak ini, sangat dikenal oleh teman-temannya. Bagi mereka Prilly bukan gadis SMA yang sebentar lagi akan lulus, tapi dia seperti gadis balita yang seharusnya dijaga dengan baik.

Makanya jangan heran kalau pas dia teriak tadi gk ada yg ngomel atau ngomongin dia dari belakang, apalagi di tegur. Bagi kelas XII IPA 2, itu sudah jadi makanan tersendiri disaat gadis itu teriak dengan 8 oktaf nya. Dengan tubuh yang mungil, hidung mancung, kulit putih, mata yang hazel dan rambut hitam panjangnya mampu membuat kaum Adam langsung love first sight padanya.

"Ali jawab dongg." Kesal Prilly yang sekarang sudah duduk di depan Ali dengan kursi yang dirubah jadi menghadap ke belakang.

"Apaan sih lu, ganggu aja jadi orang, engga liat apa gue lagi sibuk baca buku. Engga punya mata ya Lo." Ucap Ali dengan sangat ketusnya. Saking ketusnya, ngomel aja kayak enggak gerak tuh bibir.

"Yeee biasa aja dong, sewot mulu heran aku." Sekarang giliran Prilly yang ketus. Ketusnya bukan serem kaya apa yang Ali lakuin tapi ini lebih seperti menggemaskan. Lihat saja bibir nya komat-kamit tidak jelas dengan kedua tangan yang melipat di depan dada.

"Siapa yang sewot sih. Emang dasarnya aja lu yang terlalu baper sama gue." Ucap Ali lagi.

Matanya tidak berubah, tetap sama terfokus pada buku fisika yang tebalnya minta ampun. Ali ini biarpun cuek orangnya tapi dia selalu jadi kebanggaan guru-guru sekolahan ini. Anak yang pandai dalam semua mata pelajaran tidak seperti prilly yang 'sedikit' lemot otaknya.

"Siapa juga yang baper sama kamu. Geer banget jadi cowok ganteng 'eh," Ceplos Prilly tidak sengaja sambil menutup mulutnya.

Mendengar pengakuan seperti itu, membuat Ali langsung menatap Prilly dengan kening yang berkerut. Keduanya saling diam bertatap mata.

"WOYYY." Gebrakan meja dari orang yang baru datang membuat mereka tersadar dari suasana yang awkward itu.

Tangerang, 30 November 2018

Eskrim ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang