Premises 17

3.4K 364 13
                                        

Disinilah Prilly sekarang, duduk sendirian dengan memeluk kakinya sendiri dan pandangan yang tak lepas dari pantai yang ada dihadapannya. Suara ombak yang begitu kencang tak sedikitpun membuat lamunan Prilly terbayarkan.

Perkataan Ali membuat hatinya semakin sesak saat ini. Prilly lelah dengan keadaan ini. Pengorbanan yang ia lakukan nyatanya hanya sia-sia saja. Untuk apalagi Prilly harus bertahan jika jelas-jelas Ali sendiri tidak mencintainya.

Ali tak sudi mencintai seorang perempuan yang manja sepertinya. Lantas untuk apa dia masih bertahan demi Ali? Prilly ingin menyerah pikirnya selalu seperti itu, tapi hatinya mengatakan tidak bisa. Dia terlalu lemah jika sudah menyangkut perasaan nya dan Ali.

"Ekhm." Deheman seseorang mampu membuyarkan lamunan nya. Dia menoleh ke arah suara tadi berasal.

"Hai, boleh duduk disini kan?" Tanya orang itu yang ternyata laki-laki.

Prilly mengangguk mempersilakan. Setelah itu ia arahkan lagi pandangannya kedepan.

Laki-laki tadi melihatnya dengan pandangan heran.

"Kenapa?" Tanya laki-laki itu. Prilly menggeleng.

"Oh iya kita belum kenalan. Nama aku Reno, kamu?" Tanya laki-laki itu, tangannya menjulur ke hadapan Prilly.

"Prilly." Ucap Prilly menyambut uluran tangan itu.

"Ooh Prilly, aku liat dari tadi kamu banyak melamun." Ujar Reno.

Prilly diam saja, Reno yang melihatnya menghela nafas dalam.

"Kamu tau gk ayam aku aja mati gara-gara banyak melamun?" Ucap Reno dan kali ini Prilly melihatnya.

"Masa si?" Tanya Prilly polos membuat Reno tertawa.

"Kenapa ketawa?" Tanya Prilly heran melihat Reno yang tiba-tiba tertawa sendiri.

"Haha, gak papa, cuma lucu aja gitu liat muka polosnya kamu." Jawab Reno.

"Ooh." Prilly hanya menanggapi nya biasa saja.

Mereka berdua pun diam, menatap kedepan menikmati pemandangan matahari yang akan tenggelam.

Setelah matahari itu menghilang digantikan oleh langit malam tidak sedikitpun merubah posisi mereka.

"Kamu gak pulang? Hmm maksudnya gak balik ke hotel? Ini udah mau malam." Tanya Reno.

Prilly hanya mengangguk saja setelah itu berdiri dari dukduknya.

"Aku balik ya." Pamit Prilly.

Reno mengangguk. "Hati-hati."

Prilly pun berjalan meninggalkan Reno yang sedang menatapnya.

*  *  *  *

Berjalan pelan sembari menundukkan kepalanya menuju hotel tempatnya menginap membuat kepala Prilly terbentur sesuatu di hadapannya.

Dugh

"Aduhh." Ringis Prilly sembari mengusap-usap kepalanya dan mendongak melihat siapa orang yang menabraknya.

"Kalau jalan hati-hati." Ucap seseorang yang menabraknya tadi yang ternyata Ali.

Cowok itu sekarang ada dihadapannya. Prilly hanya diam saja. Rasanya masih sesak hatinya jika melihat sosok yang ada dihadapannya saat ini.

"Maaf." Ucap Prilly dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kalau ngomong sama orang tuh biasakan tatap orangnya." Ucap Ali, Prilly yang mendengarnya reflek menatap Ali yang sedang menatapnya.

"Emang kamu orang?" Tanya Prilly dengan senyum meremehkan. Ali yang melihatnya mengernyit bingung.

"Oranglah. Lu pikir gue apa kalau bukan orang?" Tanya Ali balik.

"Ohh orang, aku pikir kamu bukan orang, makanya kamu gak punya perasaan." Jawab Prilly sarkastis. Setelah itu Prilly meninggalkan Ali yang diam mematung.

Baru beberapa langkah Prilly berjalan, suara ali mampu membuat nya menghentikan langkahnya.

"Kalau lu masih mikirin ucapan gue tadi siang, gue minta maaf." Ucap Ali yang kini sudah membalikkan badannya menghadap Prilly yang masih memunggunginya.

"Kamu gak perlu minta maaf Li, lagian aku udah terbiasa sama ucapan kamu yang kayak gitu. Dan aku juga sadar sekarang, bahwa selama ini aku egois. Aku memaksakan perasaan kamu agar kamu bisa membalas cintaku, padahal aku tau kalau cinta itu gak bisa dipaksakan, dan kamu sendiri kan yang bilang kalau aku gak usah cinta sama kamu lagi. Li." Panggil Prilly membalikkan badannya melihat Ali yang sedang menatap kearahnya.

"Aku tau kamu gak pernah suka dan cinta sama orang yang manja kayak aku kan? Dan mulai detik ini aku nyerah sama pengorbanan aku selama ini, aku nyerah buat cinta lagi sama kamu." Ujar Prilly pelan. Ali yang mendengarnya menegang.

"Kenapa lu nyerah disaat gue mau berusaha?" Tanya Ali.

Prilly yang tadinya menunduk seketika mendongak kearah Ali.

"Kenapa Prill?" Tanya Ali lagi.

"Apa segampang itu lu berpindah ke lain hati?"

Prilly hanya menggeleng-geleng kepala saja.









------------

Oke fixs ini pendek banget,,, maafin aku yg bikin chapternya semakin pendek, tapi aku kasih bonus buat kalian yg setia nungguin update cerita aku Dan silvi,ouh iya gimana nih chapter 16 Dan 17 ini, tolong kasih comentarnya ya kalian....

Jangan lupa di like juga oke setelah membaca 😉

Jadilah seorang pembaca Yang menghargai karya penulisnya.

                           Tangerang, 29-04-2019

Eskrim ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang