Premises 4

4.2K 406 2
                                    

"Eh Li, Prill nanti malem kita main yuk?" Ajak Randy setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi.

Kini ketiganya sedang berjalan di koridor menuju parkiran sekolah. Prilly yang ada diantara kedua cowok tampan itu hanya bisa tersenyum.

"Boleh aja, tapi nanti kalian yang izin ke Mama ya. Soalnya Mama suka gak percaya kalau aku minta izin keluar sendirian." Ucap Prilly dengan wajah memohon nya.

Randy tersenyum sembari mengangkat jempolnya pertanda oke sedangkan Ali, cowok itu tetap diam membisu.

"Tenang aja Prill, Ali yang bakalan minta izin ke Mama lu, oke." Ujar Randy.

Ali yang namanya disebut pun mentap Randy yang sedang cengengesan.

"Lho kok gw." Ucap Ali terheran-heran,  Prilly pun yang mendengarkan bingung.

Kenapa cuma Ali doang yang harus izin ke Mama nya  Pikir otak cantik Prilly.

"Iya, kok cuma Ali doang yang izin sama Mama, emangnya Randy mau kemana?" Tanya Prilly dengan wajah bingungnya, sama seperti Ali.

Randy yang mendengar pertanyaan dari kedua sahabatnya itu hanya tersenyum penuh arti. "Kan cuma Ali doang yang bisa yakinin Mama nya Prilly, pokoknya udah dipercaya banget lah kalau Prilly jalan sama lu."

Seketika penjelasan dari Randy membuat Ali  menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Salting bisa dibilang begitu sih. Kalau Prilly, gadis itu malah menutupi wajahnya malu.

"Ayo, lu pada malu kan gue giniin, makanya jangan pergi diem-diem dibelakang gw." Ujar Randy mengingat kan.

Dia tau sebenarnya Ali dan Prilly pernah jalan berdua di dalam mall. Alasannya sih lagi nyari buku buat belajar nanti. Mana ada nyari buku sampai tengah malem gitu pulangnya.

Randy tengah melamun memikirkan kejadian kemarin malam dimana dia ke rumah Prilly, ingin mengajaknya kerumah Ali, main. Tapi, ternyata Mama Prilly bilang kalau Prilly tadi sore dijemput sama Ali katanya sih ke mall beli buku buat besok pelajaran, dengan masih tersenyum kemenangan karena dia berhasil membuat Ali dan Prilly salah tingkah.

"Apaan sih lu, gak jelas banget." Ucap Ali dengan sikap senormal mungkin, ketus lagi.

"Ah Alii ngaku aja sih lu, gak usah malu-malu kaya gitu." Rupanya Randy belum puas menggoda Ali.

"Randy apaan sih jangan salah paham gitu, orang aku sama Ali waktu itu tuh niat nya mau beli buku doang kok, iya kan Li?" Jelas Prilly, dia tak mau digoda terus-terusan sama Randy.

"Tau, apa peduli nya gw. Eh walaupun Lu ngejelasin sampe ke akar-akarnya juga anak kunyuk ini tetep aja godain kita." Jawab Ali masih terdengar ketus bercampur dengan kejengkelan. Setelah itu Ali meninggalkan kedua orang itu.

Setibanya di parkiran sekolah, Ali dan Randy menuju motor gedenya yang sejak pagi berada di sana. Prilly mengikutinya saja, karena Mama nya belum juga menjemput nya.

"Lho Prill, Mama lu belum jemput juga?" Tanya Randy heran.

Prilly merengut kesal karena dia pun tidak tau kenapa Mama nya belum juga datang. "Belum nih Rand, kalian jangan dulu pulang ya, temenin aku dulu disini sampe Mama dateng."

"Aduh gimana ya, siang ini gue di suruh Mama buat nganter dia kerumah temennya lagi." Ujar Randy tidak enak.

Kasian juga sama Prilly, tapi tiba-tiba saja dia menoleh kearah Ali yang masih diatas motor nya sambil memainkan hp, entah sedang apa. Mungkin sedang me whatsapp guru menanyakan tentang tugas-tugas yang belum dia pahami. Ali kan emang gitu orangnya, mana mungkin dia sedang chatan dengan cewek-cewek itu. Itu sungguh bukan Ali.

"Nah, gw punya ide gimana kalau Ali aja yang nganterin lu pulang Prill." Usul Randy membuat Ali menoleh kearahnya.

"Apaan?" Tanya Ali.

Sebenarnya ali sedari tadi mendengarkan apa yang Randy dan Prilly bicarakan. Tapi, karena gengsi yang terlalu tinggi, jadi dia pura-pura gak tau aja.

"Lu anterin Prilly pulang mau kan li? Kasian dia li, Mama nya belum dateng juga." Pinta Randy.

"Kenapa gak lu aja." Tanya Ali, membuat Randy kesal bukannya dia sudah bilang tadi kemana saja kuping cowok itu.

"Jangan pura-pura gak denger deh Li. Gue tau kok tadi lu nyimak ucapan gue  sama Prilly kan." Ucap randy dengan tatapan menyelidik nya membuat Ali mengalihkan pandangannya begitu saja.

"Tapi aku udah bilang sama Mama bakal tungguin Mama disini. Tadi juga Mama bilang 20 menit lagi bakal sampe. Tapi kok belum dateng-dateng ya?" Ucap Prilly dengan Menggigiti kuku-kuku jarinya.

"Mulutnya diem jangan gigit-gigit kuku kayak gitu, jorok amat sih jadi cewek. Heran gw." Ujar Ali  mengingatkan dengan ketusnya.

Randy yang mendengarnya hanya bisa tersenyum. Dia menyimak apa yang Ali bilang tadi. Terbersit sebuah perhatian didalam ucapan ketus itu.

Prilly menghentikan aksinya. Ali tidak tau yang sebenarnya. Prilly saat ini sedang mengkhawatirkan Mama nya takut terjadi apa-apa.

"Eh, gue harus pulang duluan nih. Mama gw WA, suru cepet pulang nih." Ujar Randy memberi tau.

"Prill, kalau engga gini aja, Ali lu temenin Prilly aja dulu ya sampe mama nya dateng. Gak papakan Prill?" Lanjut Randy, dibales deheman oleh Ali dan anggukan oleh Prilly.

Setelah itu Randy melajukan motor gede nya. Dan tersisalah Ali dan Prilly dihalaman parkir sekolah.


Tangerang, 17 Desember 2018

Eskrim ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang