Premises 12

4.2K 411 8
                                    



Prilly mengangkat sebuah koper berwarna biru muda dengan motif doraemon, kartun kesukaan nya sejak kecil untuk dimasukkan kedalam bagasi mobil. Pagi ini, tepatnya pukul 05.00, ia sudah harus berangkat ke sekolah sesuai dengan surat edaran kemarin.

Prilly menutup pintu bagasi mobilnya setelah yakin barang bawaan nya sudah masuk semua kedalam sama. Sekarang Prilly mulai berjalan kedepan pintu mobil sebelah kiri lalu memasukinya.

"Ayo ma!" Ajak Prilly yang sudah siap membelah jalan yang masih terlihat lenggang oleh kendaraan-kendaraan lainnya yang berlalu lalang.

"Kamu disana hati-hati ya sayang, jangan bikin Ali khawatir sama kamu, tadi mama udah WhatsApp Ali biar dia selalu jagain kamu." Ucap Rani.

Memang sejak kelas 10 Mama serta papa Prilly sudah mengenal Ali, Randy, dan Cindy dengan baik.

"Iya Mama, lagian mama kenapa sih harus nitipin Prilly sama Ali, kan dia pasti nanti bakalan ngeledek Prilly habis-habisan." Ujar Prilly dengan kesal.

Sebenarnya di dalam hatinya yang paling dalam dia teramat amat senang mendengar mamanya menitipkannya kepada Ali. Itu tandanya mamanya sudah sangat percayai lelaki itu untuk menjaganya, tetapi jika di pikir lagi Ali pasti akan meledeknya dengan julukan "cewek manja". Memikirkan nya saja Prilly sudah bergidik ngeri.

Lima belas menit kemudian, tak terasa mobil Rani sudah terhenti di depan sekolah Prilly. Prilly segera turun dan berjalan kebelakang mobil untuk membuka garasi. Ia mengangkut koper miliknya dari dalam sana dan ia pijakkan di dasar tanah. Setelah itu ia menutup pintu bagasi dan menderek kopernya ke depan mobil untuk berpamitan dengan mamanya. Kaca mobil itu menurun dan muncul lah wajah Rani.

"Assalamu'alaikum, ma." Ucap Prilly sembari mencium tangan mamanya.

"Hati-hati ya sayang, jaga diri baik-baik disana dan jangan lupa kabarin Mama." Rani tersenyum menatap anak kesayangan nya itu.

"Siap Mama ku yang cantik." Ucap Prilly dengan tangan yang di hormatkan seraya tersenyum sangat manis.

"Hahaha bisa aja kamu." Ujar Rani sembari mengelus kepala Prilly.

"Assalamu'alaikum Tante." Tiba-tiba saja terdengar ucapan salam dari arah belakang tubuh Prilly.

Prilly yang sangat mengenali suara itu pun dengan cepat membalikkan tubuhnya dan, lihat sekarang dihadapan Prilly berdiri lelaki dingin tapi sangat manis.

"Emang bener-bener eskrim man banget." Ucap batin Prilly masih dengan mata yang menatap sosok lelaki didepannya.

Ali. Lelaki itu yang tadi menyapa mamanya, dengan celana jeans warna hitam dipadukan dengan kaos polos berwarna putih yang dilapisi jaket denim nya dan tak lupa kupluk dikepala nya menambah kesan tampannya saja.

"Eh Ali, wa'alikumsalam." Ucapan Rani membuyarkan lamunan Prilly yang sedang menatap Ali sedari tadi.

"Gimana kabarnya Tante?" Tanya Ali, sekarang posisinya bersampingan dengan Prilly menghadap Rani yang masih duduk manis didalam mobilnya.

"Alhamdulillah baik Li, kalau kamu gimana? Baik juga kan?" Tanya Rani sekarang.

"Baik juga kok tan." Balas Ali dengan senyuman.

Prilly yang melihat tingkah dan sikap Ali di depan mamanya sedikit mencibir. "Giliran di depan gue aja cuek bagian di depan Mama sopan nya minta ampun." Ucap batin Prilly lagi.

"Ali, Tante titip Prilly ya disana, jaga dia baik-baik." Ucap Rani menatap Ali penuh harap.

"Iya Tante, insyaallah bakal Ali usahain." Balas Ali dengan mata yang melirik Prilly sebentar.

"Yaudah Tante pulang dulu ya, Prilly Mama pulang ya, kamu hati-hati disana." Pamit Rani dibalas anggukan oleh Ali dan Prilly.

"Assalamu'alaikum." Ucap Rani sembari menaikkan kaca mobilnya dan melaju meninggalkan halaman sekolah itu.

"Wa'alikumsalam." Jawab mereka berbarengan, membuat mereka saling tatap-tatapan lebih lama lagi.

"Ekhem." Deheman seseorang yang seperti nya memang sengaja, membuat Ali dan Prilly cepat-cepat mengalihkan pandangan mereka ke arah lain.

"Tatap-tatapan mulu nih perasaan, jangan lama-lama nanti jatuh cinta lagi." Ledekan Randy dengan suara yang dibuat-buat, membuat Ali menatapnya cuek sedangkan Prilly pipinya sudah memerah.

"Tau nih, kalau udah jatuh cintrong nanti berabe." Cindy yang ada di samping Randy pun ikut nimbrung meledek keduanya.

"Berisik lu berdua, buruan lah naik ke bus nanti yang ada kita malah gak dapet tempat duduk lagi." Ujar Ali ketus mengalihkan pembicaraan mereka berempat.

Ali berjalan ke arah bus saat orang-orang sudah mulai memasuki bus masing-masing.

Dibelakang Ali, Prilly mengikuti bersama Randy dan Cindy. "Kita satu bus kan?" Tanya Prilly.

"Iya Prill." Jawab Cindy dan diangguki oleh Randy.

Sebelum masuk ke bus, 4 anak itu terlebih dahulu menyerahkan bawaan mereka kepada pengurus bus untuk dimasukkan ke dalam bagasi.

Saat mereka sudah sampai di depan pintu bus, Ali langsung masuk melewati tangga kecil yang ada di pintu. Giliran Prilly yang hendak masuk, ia terlihat kesusahan.

Tangga kecil itu terasa tinggi bagi Prilly yang memiliki postur tubuh yang mungil. Alhasil ia meminta bantuan Cindy tetapi gadis itu sudah terlebih dahulu masuk.

"Ali bantuin." Ucap Prilly melas.

Ali mendengar nya dan dengan malas ia menghampiri Prilly melihat apa yang terjadi.

"Kenapa lu?" Tanya Ali pada Prilly.

"Gak bisa naik." Lirih Prilly sembari mengulurkan tangannya kearah Ali.

"Susah buat naiknya, tangganya ketinggian." Ali mendengus lalu menerima uluran tangan Prilly. Ia menarik tangan mungil gadis itu agar bisa naik ke tangga kecil tadi."


























Tangerang, 03 Februari 2019

Eskrim ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang