"Ali, kok Mama aku belum datang-datang juga ya?" Tanya Prilly khawatir.
Ali yang ditanya Prilly pun hanya bisa mengangkat bahunya saja pertanda dia tidak tau. Sudah satu jam mereka berada diparkiran sekolah menunggu seseorang yang akan menjemput Prilly, Mamanya tapi wanita paruh baya itu belum juga datang.
"Duh Mama ke mana ya." Gumam Prilly dengan muka yang sudah tergambarkan kekhawatiran nya, dengan masih menggigiti kuku-kukunya.
Ali yang melihat jengah sendiri. Dia tau kalau gadis ini sekarang sedang mencemasi ibunya, tapi haruskah dengan cara yang tidak higienis seperti itu?
"Udah gue bilang bibirnya diem, jorok banget sih." Ujar Ali dengan tatapan melotot nya.
Prilly, gadis itu sekarang sedang menundukkan kepala nya. Bahu yang kadang-kadang terguncang dan isakan kecil yang terdengar membuat Ali menarik lengan putih itu agar lebih mendekat kepadanya.
Diangkatnya dagu itu dengan tangannya. Sekarang mata hazel itu sudah berair cukup deras diikuti air yang ada di dalam hidung pun sempat keluar.
Gadis itu sedang menangis. Perempuan yang sudah mengisi lubuk hati nya sedang menangis dan itu karena ucapannya sendiri.
Sejak saat itu Ali menyesal. Merutuki dirinya sendiri karena sudah membuat Prillynya menangis. Prilly nya? Berhak kah Ali mengakuinya?
"Udah jangan nangis." Ucap Ali sembari tangannya membersihkan air mata serta ingus yang keluar dengan suara yang lembut.
Prilly yang diperlakukan seperti itu pun sempat terdiam, bertanya-tanya kenapa Ali bisa semanis ini.
"Emangnya kenapa kalau aku nangis?" Tanya Prilly dengan isakan nya.
"Ya lu jelek aja kalau lagi nangis." Jawab Ali dengan ketusnya lagi.
Dia reflek tadi melakukan hal seperti itu ke seseorang yang berada dihadapannya. Takutnya Prilly geer sendiri.
"Iya tau kok aku emang jelek makanya itu kamu gak suka sama aku kan? 'eh." Keceplosan dengan lucunya, dia menutup mulutnya sendiri dengan tangannya, setelah itu nyengir menampakkan giginya yang rapih.
Ali yang melihat nya mengernyit kan dahi. Kenapa gadis ini? Tadi dia nangis sekarang dia tertawa sendiri. Benar-benar aneh.
Hari sudah semakin sore hampir Maghrib tapi mereka masih berada diparkiran sekolah belum beranjak juga.
Prilly, gadis itu sudah terlihat bosan. Kedua tangan yang sama-sama memegang tali tas gendong nya dengan muka yang cemberut membuat dia semakin imut saja. Sebenarnya dia tidak menyadari jika sedari tadi Ali mencuri-curi pandang kearah nya.
"Ck." Dia sudah tidak tahan lagi disini. Kalau bisa sekarang juga dia ingin menangis saja jika tidak mengingat ucapan Ali.
Dia lelah. Ingin membersihkan diri di kamar mandinya setelah itu memakai baju tidur Doraemon miliknya dan bergegas tidur. Tapi Mama nya sama sekali tidak ada tanda-tanda untuk menjemputnya, sekedar chat saja tidak.
"Ali aku capekk." Adu Prilly dengan mimik muka sendunya. Kalau saja tidak ditahan mungkin air matanya akan turun.
Ali melihatnya. Sebenarnya dia sudah lelah menunggu seseorang yang tidak pasti kedatangannya, tapi harus bagaimana lagi dia sudah berjanji untuk menemaninya di sini.
"Ya terus?" Tanya Ali singkat, membuat Prilly mengembungkan kedua pipinya kesal dan itu terlihat imut di mata Ali.
"Mau pulanggg." Rengek Prilly tiba-tiba.
"Aku capek, laper juga dari pagi belum makan apa-apa, pengen bobok di kasur." Lanjutnya dengan wajah yang ditutupi dengan kedua tangannya menunduk sehingga rambut hitam panjangnya terurai ke depan.
Ali yang melihatnya merasa kasihan, dengan tampang yang seperti itu apalagi pengakuannya yang terang-terangan bahwa dia belum makan rasanya ingin Ali marahi, tapi siapa dia? Kenapa terlihat khawatir ketika mendengar Gadis itu belum makan apa-apa.
Tangan Ali pun bergerak sendiri menyingkap rambut panjang itu agar tidak menutupi wajahnya.
"Sebenarnya Mama ke mana sih? kenapa nggak ngasih kabar sama aku sampai sekarang. Ditelepon juga enggak di angkat." Ujar Prilly lagi dengan sendunya.
Ali tidak bisa melihat ini terus-terusan, dia tidak ingin Prilly jatuh sakit. Dihapusnya air mata serta ingus nya dengan lembut dengan tangannya sendiri, menghapusnya dengan jaket yang dipakai hari ini. Prilly diam saja untuk saat ini, dia tidak ingin membahas perlakuan manis Ali hari ini.
"Udah jangan nangis mulu lu, cengeng dasar. Sekarang lu ikut gue, pulang sama gue, mungkin mama lu lupa. Ayo naik." Ucap Ali ketus lagi menyuruh Prilly segera menaiki motor besar nya.Prilly pun naik di belakang Ali. mungkin Ali benar, mamanya Pasti lupa.
"Pegangan." Suruh Ali.
Prilly menuruti saja dia pun berpegangan pada jaket Ali. Setelah itu motor pun melaju ke rumah Prilly.
Tangerang, 21 Desember 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eskrim Man
Ficção Adolescente"Ali itu ibaratkan eskrim, biarpun dingin tapi manis, biarpun dingin tapi banyak yang suka, dan biarpun dingin tapi bisa bikin semua orang bahagia..walaupun sikap dinginnya itu terkadang bisa membuat orang terganggu" ___Prilly Radinka...